●●●●●
"Gimana?" Yeri melirik Tzuyu yang masih sibuk dengan handphone di tangannya, kepala gadis itu menggeleng.
"Gak di angkat, mungkin lagi sibuk."
Yeri mendesah, bukannya ia tak bisa mengantar Tzuyu. Hanya saja, Mamanya dari tadi menelpon dan menyuruhnya segera pulang.
"Yuk, aku anterin deh."
"Mamamu gimana?"
Yeri menggelengkan kepalanya, "Udah, biarin aja. Paling ceramah bentar aja."
Tzuyu terdiam kemudian memasang senyumannya, "Vio langsung pulang aja deh."
"Terus Mora balik sama siapa?"
"Ini Kak Shifa bilang mau jemput."
"Beneran," Tzuyu menunjuk chat antara dirinya dan Krystal. Yeri mengangguk, "Ntar kalau dah sampai rumah kabarin ya. Nanti Kak Dana rewel."
Tzuyu mengangguk, setelah itu Yeri pamit. Dia harus segera pulang.
Tzuyu menghela nafasnya menunggu kedatangan Kakaknya, tadi sih Kak Dana sudah menawarkan diri untuk menemani Tzuyu. Tapi, gadis itu menolak karna Taehyung masih ada kelas.
"Kak Shifa mana sih?"
Tzuyu menggerutu sambil memainkan kancing kemejanya sendiri.
"Mora, ya?"
Suara seorang lelaki membuatnya mendongak, wajah tampan dengan senyuman kini berdiri di hadapannya.
"Aku Danu Mingyu Al-Farisy. Sepupunya Kak Attar."
"Ha? Kak Danu?"
Lelaki di depan itu menggeleng sambil tertawa. "Biasanya sih, manggilnya Faris tapi kalau kamu mau manggil Danu gak masalah."
Lelaki itu menarik tangan Tzuyu untuk mengikutinya, "Ayo! Nanti Kak Shifa bisa marah kalau adiknya belum sampai rumah."
Tzuyu menepis tangan Mingyu, "Mora bisa jalan sendiri Kak."
Mingyu tersenyum ke arah Tzuyu. "Oke."
●●●●●
"Jadi Kak Faris sepupunya Kak Attar? Kak Shifa emang kemana sampai nyuruh Kakak jemput aku?"
Tzuyu bertanya ketika mobil milik Mingyu baru berjalan. "Tadi, kami lagi kumpul di rumah kamu. Pas banget kamu minta jemput makanya Kak Attar nyuruh Kakak yang jemput."
Tzuyu mengangguk, dia merasa tak terlalu nyaman bersama lelaki yang terus-terusan tersenyum ke arahnya.
"Kata Kak Shifa kamu punya pacar? Kok gak nyuruh dia aja yang jemput?"
Tzuyu menggeleng, "Kak Dana ada kelas."
"Oh," Mingyu mengangguk, "Jadi, namanya Dana? Pantes kamu kaget dengar nama Kakak."
Tzuyu diam, ia malas merespon. Toh, memang tak ada yang mesti di balas dari ucapan lelaki itu.
"Lain kali kalau gak ada yang jemput, bilang sama Kakak aja."
Tzuyu yang tadinya menunduk kembali menoleh ke arah Mingyu. "Kakak emang gak punya kegiatan?"
Mingyu terbahak mendengar pertanyaan Tzuyu, "Kakak punya usaha kecil-kecilan sekalian kuliah juga sih."
"Oh."
"Kamu gak mau nanya sesuatu lagi?"
Tzuyu menggeleng, "Kenapa Mora harus tanya?"