●●●●●Taehyung menatap gadis didepannya dengan muka takut. Bagaimana tidak takut, kalau gadis yang dikenalnya kini tengah memegang sebuah pistol yang mengarah padanya.
"Moo, kamu ngapain megang itu?"
Mata Taehyung melirik senjata tersebut lalu berganti melihat ke arah Tzuyu.
Wajah Tzuyu yang biasanya menampilkan ekspresi lembut dan tersenyum kini berganti menjadi bengis dengan sorot mata dingin. Taehyung meneguk ludahnya berkali-kali.
Masalahnya tangan dan kakinya terikat di kursi yang didudukinya, membuat dia tak bisa bergerak sama sekali. Ia sudah berusaha membuka ikatan ini, namun terlalu kuat. Ia bahkan merasa tangannya mulai terluka karna bergesakan dengan tali.
Kaki jenjang Tzuyu berjalan mendekati kursi yang di duduki Taehyung, gadis itu mengitari kursi itu membuat Taehyung semakin panik.
Sejujurnya, selain perasaan ketakutan Taehyung juga merasa sedikit penasaran. Tzuyu yang ada di hadapannya terlihat berbahaya dan itu malah membuatnya sedikit senang. Maklumlah, Taehyung juga lelaki normal.
"Aku tak menyangka, kalau targetku kali ini tampan."
Tangan Tzuyu memegang dagu lelaki itu membuat Taehyung mendesah. Salahkah ia jika merasa senang ketika kulit lembut Tzuyu bersentuhan dengan wajahnya?
"Target?"
Taehyung tampaknya mulai tersadar dari rasa senangnya tadi. Target? Apa yang dimaksudnya sih?
Tzuyu mengambil satu lipatan kertas yang disembunyikannya di saku depannya. Mata Taehyung melebar ketika sadar bahwa itu adalah foto dirinya.
"Sayang sekali, wajah tampanmu malah membuatmu harus kehilangan nyawa."
Nyawa? Ada apa ini sebenarnya?
Taehyung berusaha kembali melepaskan tali, apalagi Tzuyu kini mulai memasukkan peluru ke pistol yang tadi dibawanya.
"Menurutmu, aku sebaiknya meninggalkan kenang-kenangan bagaimana?" Tzuyu mendekat dan duduk di pangkuan Taehyung, wajah cantiknya dengan sorot mata dingin membuat Taehyung kewalahan.
Ayolah, selama ini Mora tidak pernah agresif. Makanya kini Taehyung tak tenang di duduknya.
"Moo, jangan bercanda."
"Moo? Siapa itu Moo?"
Taehyung mendecih, cukup ia sudah malas bermain-main. "Moo, sebaiknya kamu lepasin ikatan Kakak."
"Kakak?"
Tzuyu mendekat dan mengarahkan pistol tepat di pelipis Taehyung, "Berani juga kau memerintahku, padahal disini kau lah yang tak berdaya."
"Menarik!" Tzuyu menjilat dagu Taehyung membuat lelaki itu menahan napasnya.
"Bagusnya ku lukis gambar apa ya di wajah indah ini?"
Tangan Tzuyu kini meraih sebilah pisau yang disembunyikannya di sepatunya. Taehyung tak ingin tahu, apalagi yang ada disana.
Saat tangan Tzuyu mulai mengarahkan ujung pisau ke muka Taehyung, Ia mulai berteriak.
"Arrrghhhhh...."
●●●●●●
"Arrrghhhhh...."
Pipi Taehyung terasa sakit, bukan karna pisau melainkan karna pukulan pelan di wajahnya. Ia merasa ada jari lembut yang menekan-nekan pipinya.
"Kak Dana, Kak! Bangun!"