Bintang merutuki nasibnya karena pindah sekolah sejak seminggu yang lalu. Hari ini seharusnya menjadi hari pertamanya masuk sekolah, tetapi ia benar-benar enggan pergi dari tempat tidur karena rasa kantuk yang masih melandanya. Gadis itu terlalu excited untuk menyambut hari ini, sehingga baru bisa tertidur pukul tiga pagi.
Semilir angin dari ventilasi jendela kaca disamping meja belajarnya membuat Bintang merasa dingin seketika melanda. Gadis itu mengeratkan selimut yang membungkus tubuhnya erat-erat karena ingin merasakan kehangatan.
Sedetik kemudian, gadis itu baru menyadari tujuan awalnya untuk pindah sekolah seketika membuat senyumnya mengembang dengan sempurna dan segera bangkit dari tempat tidurnya.
Bintang melirik jam tangan yang bertengger ditangan kanannya menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Ia menuruni tangga satu persatu dan saat tiba didepan meja makan yang sudah Riski dan Rena disana tengah menunggu anak semata wayangnya untuk sarapan bersama.
Setelah sarapan pagi, Bintang menaiki mobil disusul dengan Riski dibelakang kursi pengemudi. Gadis itu mengusap kedua tangannya dengan gugup membuat Riski lagi dan lagi terkekeh pelan dan mengulurkan tangannya untuk mengusap pelan puncak kepala Bintang. “Enggak perlu takut sayang, ini kan yang Bee mau dari awal. Jadi ayo semangat untuk bertemu dia,” ucap Riski menyemangati putri semata wayangnya dan mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.
"Iya, Pa. Bee cuma ngerasa tegang banget loh karena mau ketemu sama dia. By the way Pa, Bee beneran sekelas kan sama dia?"
Anggukan dari Riski membuat senyum Bintang kembali mengembang dengan sempurna. Sedangkan Riski ikut tersenyum pula melihat anak semata wayangnya merasakan bahagia dan ini adalah momen yang paling ditunggu-tunggu.
Sesampainya didepan gerbang sekolah mobil itu berhenti, Bintang menoleh kearah kanan untuk berpamitan terlebih dahulu kepada Riski sebelum keluar dari mobil. Dengan anggukan kecil dan senyum yang mengembang, gadis itu memasuki wilayah sekolah barunya.
Bintang melangkah kaki dikoridor dengan santai, banyak pasang mata yang melihat kearahnya dengan tatapan aneh. Gadis itu berhenti didepan ruangan bertuliskan Ruang Guru.
Matanya bertemu dengan siswa bermata coklat, berbadan tegap yang baru saja keluar dari ruang tersebut. “Kak, kenal Bu Varia? Vana? Vasta? Varla?” tanya Bintang ragu–ragu dengan menyebutkan bebearapa nama.
Siswa tersebut mengerutkan keningnya terlihat bingung. “Maksud lo Bu Vania? Itu orangnya, lo samperin aja gih sana!” titah siswa bernametag 'Deri' tersebut.
Belum sempat Bintang mengucapkan kata ‘terimakasih’ namun siswa didepannya sudah pergi entah kemana. Bintang berlari kecil kearah Bu Vania yang tadi sempat diberitahukan. “Selamat pagi Bu, saya Bintang. siswi baru. Bu Vania kan?”
Wanita paruh baya itu tersenyum manis. “Iya saya nak. Saya tahu kamu Bintang kan? Anaknya Bapak Riski Handoko? Saya kenal baik dengan ayahmu.”
Bintang mengangguk sopan menanggapi pernyataan Bu Vania. “Jadi saya masuk kelas mana ya Bu?"
Vania menepuk jidatnya. “Kebetulan saya juga mau kekelas yang sama, ikuti saya saja, ya.”
Hampir lima menit Bintang mengikuti Vania dari belakang menuju keruangan yang nantinya akan menjadi kelasnya. Bintang gugup sekali karena akan bertemu seseorang yang sedari dulu ingin ia jumpai, tangannya pun sampai dingin.
Vania mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan 'XI Mipa 5'. “Anak-anak kalian kedatangan siswi baru, sini nak silahkan masuk.”
Merasa dipersilahkan masuk, Bintang mengangguk patuh dan tersenyum simpul saat memasuki ruangan tersebut.
“Hai semuanya perkenalkan nama saya Bintang Ferarina Nimasita, kalian bisa panggil saya Bintang atau Bee juga boleh,” ucap Bintang yang tak lupa memperlihatkan senyum manis diakhir kalimat.
“Itu sih yang murid baru Ibu. Kalo saya mah gebetan baru Bu,” celetuk siswa dipaling belakang pojok kanan bernametag Irvan.
“Siapa namanya? Bintang? Bintang kecil dilangit yang biru?” tanya siswa bernametag Bobi.
“Amat banyak menghias angkasa..” sahut siswa bernametag Zaky.
“Kalian ini memang jagonya menggoda murid baru, ya. Yaudah Bintang, kamu cari tempat kosong ya, Ibu mau permisi sebentar,” ucap Vania seraya meninggalkan kelas.
Bintang mengangguk patuh dan melangkah kearah bangku kosong. Seakan telah direncanakan, gadis itu duduk disamping seorang siswa yang tak tertarik melihat Bintang sejak gadis itu memperkenalkan diri.
“Siapa yang suruh lo duduk disini?” tanya dingin siswa tersebut.
Bintang menoleh kesumber suara seraya melepaskan tas dipunggungnya disenderan kursi. “Mau tau alasannya kenapa?”
Siswa bernametag Armos tersebut hanya diam dan melanjutkan kegiatannya mengerjakan soal-soal diatas meja tanpa menghiraukan gadis disampingnya. Seakan malas berdebat dan tidak tertarik untuk menanggapi hal-hal yang tidak berguna bagi Armos.
“Karena gue suka sama lo!”Jemari tangan Armos terhenti saat menuliskan rumus. Pria itu menoleh kearan Bintang tepat disisi kirinya. “Gue enggak kenal sama lo!” ucap Armos sedingin mungkin dan kembali menulis rumus untuk menjawab soal-soal.
“Tapi sayangnya gue kenal sama lo, Termos.”
Respon Armos hanyalah diam, pria itu tidak memperdulikan dengan gadis yang berada tepat disampingnya ini. Ia tetap mengerjakan soal-soal yang siapa tau akan keluar saat ujian harian lusa.
Karena tidak mendapatkan respon apapun dari Armos, lantas gadis itu kembali berucap. “Termos! Lo dengar gue ngomong, kan?”
“Nama gue Armos dan gue benci sama lo cewek super berisik dan penguntit!” tegas Armos karena merasa terganggu. “Lo itu cuma hama, jadi jauh-jauh dari gue!”
Senyum Bintang merekah membuatnya semakin terlihat cantik. "Gue bilang juga apa, lo pasti kenalan sama gue, Armos Vina Argiansyah.."
Mendengar nama lengkapnya disebut dengan benar membuat Armos mengerutkan dahinya bingung, darimana siswi ini tahu nama lengkapnya? Sedangkan satu kelas saja tidak banyak yang mengetahui nama akhir Armos.
*
*
*‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️
#A/N
Hai hai hai guys!!! Cerita SPASI. hadir kembali hehe °^°
Ini #newversion ya jadi please jangan spoiler apapun itu, karena cerita ini aku rombak habis-habisan hahahaha °^°Aku harap kalian masih setia nungguin #newversion cerita SPASI. ini, ya! Karena aku akan kasih kejutan-kejutan lainnya dichapter-chapter berikutnya! See u next chapt!
With love, kim
KAMU SEDANG MEMBACA
Spasi. (dibaca spasi pakai titik)
Fiksi Remaja[ NEW VERSION‼️] #shskartikatamaseries [R15+] "Lo pasti suka sama gue, Mos." "Enggak." sautan pendek tersebut membuat Bintang menghela napas panjang. "Gue anggap jawaban lo adalah iya, Mos." "Enggak lah." "Terus kenapa lo mau jemput gue kerumah? Nak...