25. Dibalik Kebenaran (3)

93 65 36
                                    

"Tebak nanti martabak apa yang bakalan dikirim?" tanya Nanda yang sedang berada ditempat tidurnya, sedangkan Bintang tengah fokus pada televisi yang menampilkan acara gossip.

"Keju?"

Nanda menggelengkan kepalanya. "Kali ini coklat."

"Kenapa?" tanya Bintang penasaran.

"Karena kamu suka coklat."

Bintang tersenyum simpul lalu kembali bertanya. "Kamu suka keju."

Nanda mengangguk setuju karena gadis itu sangat menyukai makanan apapaun yang diolah dengan keju. "Mau coklat."

Bintang bangkit dari bangkunya dan mendekati Nanda. "Kali ini yang antar siapa?"

"Teman aku lagi."

"Kemarin Papa kamu..."

"Iya, kali ini aku request teman aku," ada jeda, "kamu kepo kan sama teman aku? Mau lihat?"

Bintang mengangguk antusias. "Aku mau lihat cowok yang kamu taksir dari dulu itu."

Nanda meringis dan tersipu malu merasa gagal menyembunyikan perasaannya kepada teman masa kecilnya itu. "Hihihi tau aja."

Bintang mengeluarkan kamera yang sedari tadi ada didalam lemari dan menunjukkannya kepada Nanda. "Nanti meet up sama cowok yang aku suka ini ya?" tanya Bintang.

Nanda tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya, dirinya ingin sekali berkata jika pria yang berada didalam bidikkan Bintang adalah Armos yang dari dulu adalah teman masa kecil Nanda, tetapi ia tahan karena mereka berdua menyukai orang yang sama dan Nanda memilih untuk mengalah.

Saat Armos berada dirumah sakit selalu saja Bintang dipanggil oleh dokter untuk check up, seperti sekarang dirinya lagi-lagi ditelepon oleh dokter untuk segera check up.

"Aku mau check up lagi, Nda."

Nanda merengutkan bibirnya. "Gak ketemu teman aku lagi kali ini?"

Bintang menggeleng lemah. "Lain kali ya, aku keluar dulu." jawab Bintang yang setelahnya berlalu keluar ruangan dan meninggalkan Nanda sendiri.

Flashback off

Bintang mengangguk antusias. "Bee lagi mau martabak, Pa."

Riski menganggukkan kepala. "Yaudah Papa pesenin dulu ya, Bee nanti kebawah ya sayang." kata Riski berlalu meninggalkan Bintang.

Bintang menganggukkan kepala merasa senang dan sedih disaat yang bersamaan. Getaran pada handphonenya membuat perhatian Bintang tersita.

Deri
-Bee gue didepan.
-Bukain pintu ya. 
-Gue bawa martabak.

Bintang terlojak kaget, bagaimana bisa kebetulan seperti ini? Tiba-tiba Deri kembali muncul dan membawa martabak yang sangat diinginkan Bintang. Mungkinkah Deri seorang yang cenayang?

Deri benar datang kerumah Bintang sore itu. Hari menjelang petang membuat Deri harus melaksanakan kewajibannya dirumah Bintang. Fakta bahwa Deri membawa martabak benar adanya, kali ini lima varian rasa Deri bawa sekaligus karena tak mengetahui rasa apa yang Bintang sukai.

Riski terkekeh pelan saat mengetahui banyak sekali martabak diatas meja makan, sementara Rini menggelengkan kepala merasa jika Deri terlalu menghamburkan uang.

Bintang tersenyum puas dan duduk dikursi meja makan tersebut, tangannya sibuk memakan martabak rasa coklat yang sangat ia sukai. "Lo cenayang ya?" tanya Bintang disela-sela kunyahannya.

"Kenapa?"

Bintang hendak menjawab namun terhenti saat Riski mulai menyerobot. "Makan dulu Bee," ada jeda, "Tadi Bintang mau martabak, kebetulan nak Deri bawa martabak."

Deri tersenyum sopan, ini pertama kalinya Deri masuk kerumah Bintang dan bertemu dengan kedua orangtua Bintang. Untungnya Deri diterima dengan senang hati dan tak ada kecanggungan dimeja makan saat ini. "Wah kebetulan sekali ya, Om."

"Teman sekelas Bintang?" tanya Rini yang sedari tadi penasaran.

"Bukan, Tante. Saya kakak kelasnya Bintang."

Riski dan Rini mengangguk paham tatapannya mengarah pada Bintang yang tengah sibuk memakan martabak tersebut tanpa memperdulikan tatapan kedua orangtuanya.

Gadis itu berhenti makan dan meminum air putih yang berada didepannya. "Nanti mau keluar gak?" tanya Bintang kepada Deri.

Deri menganggukkan kepala. "Iya, kan nanti gue mau pulang."

Deri adalah laki-laki yang pengertian dan tidak pernah membuat Bintang merasa diabaikan. Pria yang membuat Bintang merasa nyaman jika bertukar pikiran. Pria yang membuat Bintang merasa senang kembali setelah diabaikan oleh Armos. Dan juga pria yang membuat Bintang merasa goyah.

Mungkin gadis itu lelah karena hampir tigatahun tak ada kepastian dari Armos, mungkinkah ini saatnya untuk pergi dan menyerah? Bintang merasa bimbang kembali. Sebuah pesan masuk kedalam handphonenya membuat Bintang bertanya-tanya.

081266554433
-Kasian ya lo selama ini dbohongin Armos haha. 
-Cantik sih tp bego. 
-Slmt dtg didunia penuh tipu daya. 

*
*
*
HAYO SIAPA KIRA-KIRA MANUSIA YANG NGIRIM CHAT TERSEBUT KE BINTANG????? HAYO HAYO HAHAHHAA °^°
Kalau Bintang tau alesan Armos jadian sama dia karena beasiswa ke jepang gimana ya? HAHAHHA
See u next chapter!

With love, kim

Spasi. (dibaca spasi pakai titik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang