29. Spasi pakai Titik (2)

95 64 18
                                    

Seorang gadis dengan balutan gaun berwarna merah jambu itu memasuki gedung bercat putih dengan peraduan warna biru dan dipenuhi dengan dekorasi balon. Saat memasuki gedung tersebut, telah disambut dengan karpet berwarna merah seperti di negeri dongeng menjadi pijakan. Dikanan kiri dipenuhi oleh balon yang terbentuk dan tersusun rapi.

Banner bertulisan 'Graduation-14' dihiasi pula dengan corak - corak yang membuat banner terlihat mewah dan terpampang lebar samping panggung sebagai aksen foto bareng murid SMA Kartikatama.

“Bee!” Sapa seseorang dari arah belakang membuat sang pemilik nama menoleh sempurna.

“Iya?” jawab Bintang lembut.
Icha yang menggunakan gaun berwarna putih bernuansa hitam itu terkesima melihat penampilan Bintang pada hari ini. Bintang terlihat begitu anggun dan cantik luar biasa sekali, ditambah dengan sepatu kaca yang memiliki aksen terlihat lebih tinggi dari biasanya.

Icha menggandeng tangan Bintang agar masuk kedalam gedung bersama-sama dan duduk mencari tempat kelasnya dan teman-teman yang lainnya. Bintang tetap menjadi objek menarik perhatian siswa dan siswi SMA Kartikatama hari itu. Banyak yang terang-terangan memuji Bintang dan ditanggapi dengan senyuman manis luar biasa.

Hampir lima menit yang akhirnya mereka berdua telah sampai dibarisan kursi kelas XII IPA 5 berada. Beberapa temannya yang lain sudah datang lebih dulu dan sebagian lainnya belum datang. Jam menunjukkan pukul 07.20 yang berarti acara sebentar lagi akan dimulai namun batang hidung Armos belum juga muncul dari toilet pria.

Bintang dan Armos datang bersama tetapi karena Armos ingin ke toilet terlebih dahulu, alhasil Bintang memasukki  gedung sendirian dan bertemu dengan sahabat dekatnya yaitu Icha.

Tak lama kemudian Irvan datang dengan bucket bunga ditangan kanannya dan memberikannya kepada Icha. Icha menerima dengan senyuman yang amatlah labar, pasalnya ini baru pertama kalinya Icha menerima bucket bunga dari lawan jenis yang beberapa bulan ini mendekatinya secara terang-terangan. Mungkin ini yang dinamakan cinta datang karena terlalu sering terbiasa.

Tempat duduk yang ingin ditempati Bintang saat itu dipenuhi dengan banyaknya bucket bunga bermacam-macam warna. Mulai dari warna biru hingga kuning dan mulai dari bunga asli hingga palsu.

Bintang tersenyum senang lantas mengeluarkan paperbag berukuran sedang untuk memasukkan bucket bunga tersebut agar gadis itu bisa duduk dengan tenang.

Setelah selesai memasukkan dan merapikan bucket bunga tersebut, barulah Bintang duduk dengan nyaman. Ponselnya tak henti-henti berbunyi menandakan banyaknya pesan masuk membuat Bintang penasaran dan mengeceknya. Ternyata pesan tersebut dikirimkan dari siswa dan teman satu kelasnya yang memberikan bucket bunga kepada Bintang hari itu.

Sekitar sepuluh bucket bunga dan sepuluh pesan mendarat melalui aplikasi whatsapp Bintang membuat gadis itu membalasnya dengan mengucapkan terimakasih. Sebegitu baiknya Bintang membuat banyak siswa terpesona melihatnya namun tidak berani mendekati secara terang-terangan karena ada pawang dibalik diri Bintang.

Armos datang bersamaan dengan Senja yang memakai jas serupa dan jam tangan yang sangat mirip sekali. Beberapa bulan ini terlihat sekali  jika Armos dan Senja sering menghabiskan waktu untuk sekedar membicarakan perihal kelas ataupun membicarakan tentang mata pelajaran.

Padahal sebelumnya mereka berdua jarang berkomunikasi karena merasa bersaing dalam bidang akademik. Namun berkat Bintang, mereka berdua kini bersahabat didalam kelas, walaupun terkadang Irvan pilih kasih kepada Armos dibanding Senja.

“Dateng berduaan gue jadi curiga, lo berdua ada apaan woi,” ujar Bimo seraya membenarkan jas yang pas dibadannya.

Tak lupa dengan Ziva yang terus bergelayut manja pada lengan Bimo. Akhir-akhir ini Bimo dan Ziva terlihat sangat dekat bahkan dituding berpacaran satu kelas, namun disangkal mentah-mentah karena Bimo tak ingin mentraktir satu kelas atas tragedi jadian dengan Ziva.

“Suudzon banget otak lo, gue dateng bareng Raina..” jawab Senja karna dituduh seperti itu.

Sepertinya ketua kelas XII IPA 5 mulai speakup mengenai hal apapun karena biasanya hanya diam saja da bersuara jika keadaan genting namun walaupun begitu, Senja sangat perhatian kepada anggota kelas.

“Mulai speak up lo sama Raina?”

Senja hanya berdesis dan duduk dibangku bertuliskan namanya. Bangku tersebut sedikit lebih jauh dibanding bangku Armos dan Bintang yang bersebelahan sesuai absen.

Armos memperlihatkan senyuman kearah Bintang saat ingin duduk dibangku samping Bintang, namun senyumnya luntur saat diantara kursinya dan kursi gadis itu terhalang paperbag. “Isinya apa?” tanya Armos saat melihat paperbag tersebut.

“Bucket bunga, Mos.”

“Dari siapa?”

Bintang menyodorkan ponselnya kearah Armos yang langsung disambut dengan cepat. Pria itu memperlihatkan setiap nama demi nama yang memberikan pesan kepada Bintang. Apakah seramai ini ponsel milik Bintang jika pesan singkat Bintang ia abaikan dulu?

Armos memperhatikan Bintang yang saat itu juga memperhatikan Armos karena takut jika pria itu akan marah besar kepadanya. “Mos gak marah kan?” tanya Bintang dengan sangat hati-hati.

“Enggak.”

“Beneran enggak?”

Armos menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dan memberikan ponsel tersebut kepada pemiliknya. Beberapa menit setelahnya acara perpisahan dimulai dengan sambutan yang diberikan oleh Pak Bambang selaku Kepala Sekolah SMA Kartikatama dan sambutan perwakilan dari beberapa guru.

Acara berlangsung dengan lancar dan diselingi sedikit keributan yang diciptakan anak IPS tengah sibuk membenarkan baju ataupun jilbab dan rambut masing-masing. Sampai tiba pembacaan doa yang dipimpin oleh salah satu guru idaman SMA Kartikatama karena masih berusia muda dan mempunyai paras menarik siswi disekolah tersebut ialah Pak Gerald.

Acara inti akhirnya telah selesai dan disusul dengan acara penutupan. Pembagian Queen dan King angkatan, beberapa predikat kakak kelas tergokil, terkece, terpintar dan masih banyak yang lainnya. Pembacaan predikat itu dibacakan oleh Queenara XII IPS 3 selaku MC dan Vino Bagaskara XII IPA 1 selaku MC juga.

“Baik semuanya, saya akan membacakan predikat kakak kelas terbadboy angkatan 14 jatuh kepada…” perkataan Queenara sengaja dijeda agar banyak yang penasaran

“Wah siapa nih kira-kira?” Tanya Vino misterius.

“Gempa Dirgantara, selamat kepada Gempa..” ada jeda, “Kalo ini gak bisa diragukan lagi ya, langganan keluar masuk ruang BK..”

Sesosok laki-laki bernama Gempa Dirgantara itu maju kepanggung dan diberikan selempangan sebagai predikat terbadboynya. Disusul dengan beberapa predikat lainnya, Queenara dan Vino membacakan dengan sungguh-sungguh diselingi bercanda agar tidak terlalu kaku dan itu sangat menarik sekali.

“Wih ini yang ditunggu-tunggu ya siapa nih yang kira-kira jadi predikat Queen angkatan 14? Rani atau Bintang? Sama-sama cantik ya, jodoh orang...” ujar Vino yang membuat lainnya penasaran.

*
*
*
HAHAHAHA HAYO SIAPA KIRA-KIRA YANG JADI QUEEN? ^°^
KALO KATA AKU MAH, AKU🤗😍
HAHAHAHHAA.
SEE U NEXT CHAPTER, YA! NANTI MALAM TERAKHIR!!!

WITH LOVE, KIM

Spasi. (dibaca spasi pakai titik)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang