Pertama kali Gun Atthaphan melihat Off Jumpol, nafasnya tertahan.
Semuanya dimulai saat liburan sekolah sebelum kelas 10 dimulai ketika sebuah van bergerak masuk ke lingkungan rumahnya. Gun sedang berada di teras rumahnya saat Off keluar dari dalam van. Awalnya anak laki-laki itu terlihat biasa saja, dengan memakai kemeja bergaris dan celana jeans panjang yang sedikit kebesaran untuknya. Tapi kemudian mata mereka bertemu dan Gun menjadi gila.
Gun tersesat dimatanya dan itu terasa sangat worth it. Mata Off...mereka hitam, mereka meyilaukan. Benar-benar menakjubkan. Gun sangat antusias mengetahui bahwa tetangga barunya setampan itu. Dan lagi, kota kecil ini sudah lama tidak kedatangan penduduk baru. Kedatangan Off ke kota itu membawa sesuatu yang tercium seperti kebahagian bagi Gun.
Tapi tidak untuk Off. Pindah dari Bangkok ke sebuah kota kecil bukanlah keinginan Off. Ia harus memulai awal semester di kelas 12 dengan orang-orang yang tidak ia kenal dan ia harus mencari teman baru lagi. Dikota kecil ini pun tidak banyak hal yang bisa ia lakukan seperti saat ia masih tinggal di Bangkok. Tapi itu semua lebih baik ketimbang hadirnya Gun dalam kehidupan Off.
Gun Atthaphan tidak hanya menerobos masuk ke dalam hidupnya. Dia menerobos, mendorong da menempel padanya seperti seekor koala. Hanya satu kata yang dapat menggambarkan perasaan Off; horrible.
Bagaimana tidak? Off menghabiskan empat tahun tinggal di Chiangmai melakukan penghindaran pada Gun, anak laki-laki gay yang selalu membuatnya tidak nyaman.
Itu dimulai saat hari pertama masuk sekolah, tiga tahun lalu. Hampir disetiap kesempatan Gun selalu mengikuti Off kemanapun ia pergi, ke kantin, ke lapangan dan toilet sekalipun. Itu membuat teman sekelas Off berpikir kalau ia gay. Terkadang juga ada hari dimana Gun akan menempel erat pada Off agar tidak ada satupun perempuan yang mendekatinya. Dan itu sangat-sangat mengerikan untuknya.
Hari-hari terus berlalu dengan Off yang melakukan penghindaran pada Gun, saat ia pikir ia sudah berhasil menghindari Gun karena ia sudah kuliah, Gun justru mengikutinya masuk ke universitas yang sama. Rumah bersebrangan dan universitas yang sama, ia sudah tidak bisa menghindari pria kecil itu lagi.
"Yang kuinginkan hanyalah agar Gun Atthaphan meninggalkanku sendiri. Baginya untuk mundur-- like you know, give me some space." Ucap Off pada sahabatnya, New Thitipoom.
"Ayolah, Off. Kurasa sudah saatnya untuk berhenti menolak, lagipula Gun terlihat imut untuk seorang pria." Jawab New.
"He's a real definition of headache, New. Seriously."
"Kenapa tidak kau katakan saja dengan terus terang padanya?" Tanya New, Off melihat ke arahnya. "Kenapa tidak kau beritahu dia kalau kau tidak menyukainya?"
"Tidak bisa."
"Kenapa?"
"Entahlah." Mungkin karena aku takut menyakiti perasaannya, batin Off
***
Gun sedang bermain game dihandphonenya saat sebuah mobil bergerak mendekatinya, ia sedang menunggu Off untuk pulang bersama dengannya dan sudah hampir 2 jam ia menunggu di depan kampus.
"Gun!"
"Oab."
"Sudah sesore ini kau belum pulang?" Tanya Oab yang kini sudah keluar dari dalam mobilnya.
"Belum, aku menunggu papi keluar."
"P'Off? Dia sudah pulang dengan P'Mook."
"P'Mook?" Tanya Gun, gurat wajahnya berubah panik. "Mereka balikan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Off The Jerk
Fanfiction[COMPLETED] Yang Off inginkan hanyalah agar Gun Atthaphan meninggalkannya sendirian. Baginya untuk mundur dan berhenti menempel pada dirinya. Tapi Gun tetap saja menempel padanya tidak peduli seberapa keras ia mendorongnya. Sampai suatu hari Gun ben...