Chapter 21

8.1K 758 145
                                    

Jika New bisa memutar ulang waktu ia akan melakukannya. Ia akan kembali ke malam tahun baru saat Tay menciumnya. Ia akan menaruh kedua tangannya dibelakang leher Tay dan menciumnya lebih dalam, ia tidak akan mendorongnya atau menonjoknya. Jika ia bisa melakukan itu semua, ia tidak perlu menderita seperti ini.

New terlihat bagai mayat hidup. Ia tidak bisa fokus dengan magangnya, ia dimarahi oleh senior dan professornya, ia bahkan hampir saja terjatuh dari tangga jika Krist tidak menarik tangannya.

"Oh Tuhan, tolonglah fokus! Kau hampir mematahkan lehermu karena jatuh ke bawah sana!" Krist menaruh kedua tangannya di pinggangnya. "Pulanglah dan istirahat." Ucap Krist.

"Tidak bisa."

"Jika kau takut, aku akan memberitahu professor kalau kau sakit."

"Bukan karena takut. Aku tidak bisa kembali ke rumah karena disana terlalu sepi, pikiranku akan langsung terbang ke Tay."

"Kalau begitu aku harus membantumu seperti apa?" Tanya Krist pelan. Ia tidak bisa terus-terusan melihat New bersikap seperti ini terlebih saat mereka ada di rumah sakit. New bisa saja dianggap tidak profesional oleh senior dan profesor disini.

New tidak langsung menjawab, ia berpikir sebentar dan menjawab, "Aku akan ke Bangkok." Ucap New dengan nada yang sangat serius.

"Sekarang? Semalam ini?"

"Hmm." New membuka jas dokternya dan melempar ke sofa, ia mengambil dompet dan handphone serta kunci mobilnya.

"Kau yakin masih ada tiket penerbangan ke Bangkok sekarang?" Tanya Krist.

"Tidak tahu, jika sudah tidak ada aku akan membawa mobilku ke Bangkok." Jawab New. Ia sangat serius sekarang, ia harus menyelesaikan permasalahannya dengan Tay.

"Kau tahu itu membutuhkan waktu 8 jam 41 menit jika kau membawa mobil, kan?"

"Hmm, tau."

"You're insane."

New tidak menanggapi perkataan Krist dan berjalan keluar ruangannya sambil menelpon bandara, "Hallo, selamat malam. Apa masih ada penerbangan dari Chiangmai ke Bangkok sekarang? Yang mahal sekalipun boleh."

"Untuk saat ini semua jam penerbangan sudah habis, pembelian tiket bisa dibeli kembali besok pagi."

"Ok, terima kasih."

Ia mematikan sambungan teleponnya. Ia masuk ke dalam mobilnya dan menyalakan mesinnya. Sebelum ia mulai berkendara, New mengirim pesan kepada ibunya dan mengatakan ia akan pergi ke Bangkok untuk sesuatu yang penting.

New mencoba menelpon Off tapi pria itu tidak menjawabnya meski ia sudah menelponnya berkali-kali. Mungkin ia sedang sibuk magang atau sudah tertidur karena ini sudah tengah malam, pikir New. Ia memasang seatbeltnya dan mulai berkendara ke Bangkok.

Ia menghabiskan perjalanan yang panjang untuk sampai ke Bangkok, ia bahkan rela tidak tidur dan harus berhenti beberapa kali untuk membeli kopi hitam agar ia tetap terjaga.

New sampai di Bangkok pukul 10 pagi setelah, ia kembali menghubungi Off untuk bertanya keberadaanya dan pria itu tetap tidak mengangkat teleponnya.

"Shit, Off. Angkat teleponnya." Ucapnya.

Kali ini ia mencoba menghubungi Tay dan hasilnya sama seperti hari-hari sebelumnya, Tay tidak mengangkat teleponnya. Ia tetap berusaha keras menelpon Tay namun nihil. Jadi ia memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu lalu menunggu Tay didepan rumah sakit tempatnya magang.

Setelahnya ia ketiduran saking lelahnya, ia terbangun saat handphonenya berbunyi.

"Off." Ia segera mengangkat teleponnya.

Off The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang