Chapter 23

8K 765 127
                                    

Nammon menaruh kopernya di dalam lemari. Ia sedang berada di hotel mewah Bangkok saat ini dengan ibunya. Ia akan menghadiri acara pernikahan anak dari teman ibunya besok malam jadi ia terpaksa harus ikut untuk menemani ibunya.

"Apa aku harus ikut ke pernikahan itu?" Tanya Nammon seraya merebahkan tubuhnya diatas kasur. Ia ada di Bangkok saat ini dengan ibunya.

"Hmm, mama ingin mengenalkanmu pada klien mama. Jadi nanti kalau kamu sudah lulus, kamu bisa bekerja sama dengan mereka."

"Lalu bagaimana dengan kelasku? Itu juga sama pentingnya dengan bertemu kliennya mama!"

Ibunya tidak menanggapi perkataan Nammon, ia justru mengambil handphonenya dan menelpon seseorang yang Nammon percayai adalah rekan kerjanya. Inilah alasan mengapa kedua orang tuanya bercerai, ayah dan ibu yang gila bekerja. Ia sudah dari kecil dirawat oleh bibi Jung dan paman Korn.

Karena bosan, Nammon memutuskan untuk berjalan-jalan disekitar pantai dekat hotelnya.

Ia sedang memesan minuman saat orang-orang berbisik-bisik tentang pasangan yang bertengkar ditengah pantai. Awalnya Nammon tidak begitu peduli dengan pasangan yang orang-orang maksud tapi ia melirik ke arah pasangan itu dan menyadari salah satunya adalah Gun.

"Oh, Gun." Bisiknya.

Nammon bersembunyi dibelakang orang-orang sambil memperhatikan mereka sampai saat Gun mengucapkan kalimat 'let's break up, Off' dan senyumnya semakin melebar saat mendengarnya.

"Interesting." Katanya.

Ia menyedot minumannya sambil berjalan pergi menjauhi kerumunan. Tidak ia sangka datang ke Bangkok akan membawa sebuah kejutan untuknya dan wmengetahui Gun sudah berpisah dengan kekasihnya membawa kebahagiaan sendiri dalam hatinya.

***

Malam itu Gun tidak bisa terlelap sama sekali. Setiap kali ia memejamkan matanya, bayangan Off dan wanita itu kembali muncul dalam kepalanya. Matanya sakit karena terus menangis dan hidungnya tidak bisa bernafas. Gun ingin segera pulang ke Chiangmai tapi nanti ibunya akan curiga dan dia tidak berniat untuk menceritakan yang terjadi pada ibunya.

Kenangan yang ia buat dengan Off berputar-putar dalam kepalanya. Suaranya yang halus ditengah malam saat mereka bersama, cara Off menciumnya, saat Gun menemukan Off menatapnya dipagi hari setelah ia membuka matanya, cara Off menenangkannya saat ia merasa stress.

Kenyataannya, ia tidak akan bisa berhenti mencintai Off tidak peduli seberapa banyak ia menyakiti Gun. Dihatinya akan selalu ada Off, ia akan selalu memilih Off. Bahkan jika dia diberi kesempatan bersama dengan pria yang lebih tampan dan lebih baik dari Off, dia akan memilih Off. Dia akan selalu memilih Off.

Meski dia masih sangat mencintai Off, dia sudah lelah. Dia sudah memberikan Off kesempatan yang kedua dan disia-siakan juga olehnya. Pria itu tidak akan pernah berubah meski Gun memberinya ratusan kesempatan.

"Off Jumpol brengsek." Ucap Gun pelan.

Sementara itu Off juga tidak jauh lebih baik kondisinya. Ia duduk di balkon apartemennya dengan ditemani oleh beberapa botol Silver Bullet. Hal yang sangat Off takutkan akhirnya terjadi, Gun lelah dengannya. Off berpikir, mengapa ia selalu mengacaukan segalanya? Dan sekarang ia yakin alam semesta sedang menghukumnya.

Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang? Gun tidak lagi menginginkannya ada dihidupnya. Dan tanpanya, Off tidak ingin melanjutkan hidupnya. Karena hatinya hanya berdetak untuk Gun bukan orang lain.

Off The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang