Chapter 24

8.3K 810 117
                                    

Gun tiba di depan pintu apartemen Off terlebih dahulu karena Tay sedang mampir ke supermarket. Ia memasukan password yang mana adalah tanggal ulang tahun Gun, Off pernah memberitahu angka passwordnya pada Gun dan beruntung dia ingat.

Ia membuka pintu dan mendapati isi apartemen gelap, tidak ada satupun lampu yang dinyalakan kecuali lampu kamar mandi. Ia mengeluarkan tempat makanan yang tadi ia siapkan dan menghangatkannya, setelahnya ia mulai menyiapkan bahan-bahan untuk membuat bubur.

Ia sedang mencuci beras saat seseorang memeluknya dari belakang. Dari caranya memeluk dan cara orang itu menaruh dagunya diatas kepalanya, ia sudah tahu itu Off.

"Kupikir aku sedang berhalusinasi melihat malaikat memasak di apartemenku. Untunglah aku memeluknya, jadi aku tahu di nyata." Ucap Off.

Gun melepas pelukan Off darinya, ia memutar tubuhnya dan mengecek suhu badan Off. "Kau demam, tunggulah di kamar nanti aku panggil."

"Tidak boleh menunggu sambil memelukmu disini?"

"Aku sedang memegang pisau." Kata Gun sambil mengangkat pisaunya ke udara. Off dengan cepat memberi waii pada Gun lalu berlari kecil masuk ke kamar.

Ia sebenarnya masih belum mau berdekatan dengan Off, ia merasa risih saat Off memeluknya tadi. Hatinya memang sudah melunak sejak mendengar apa yang dikatakan oleh Pim sore tadi tapi bukan berarti ia mau bermesraan dengan Off, tidak secepat itu.

Handphone Gun berkedip-kedip, ia melihat dari layar handphone dan itu adalah pesan line dari Tay. Ia mengirimkan pesan yang berisi: Got something important to do, please take care of him. Love, P'Tay

"Tay Tawan." Desahnya, lagi-lagi ia ditipu oleh Tay.

Gun selesai memasak bubur untuk Off, ia juga selesai menghangatkan makanan yang tadi ia masak untuk makan malamnya. Off keluar dari kamar dan duduk dimeja makan, Gun menuang bubur ke dalam mangkuk dan menaruhnya di depan Off.

Mereka makan dalam diam, Off sesekali melirik kepada Gun yang memakan makanannya dengan tenang. Ia ingin mencari topik pembicaraan tapi ia tidak tahu apa yang harus ia katakan, Gun ada didepannya tapi pria itu terasa jauh.

Biasanya saat mereka makan berdua, Gun akan dengan jahil menendang kakinya dari bawah meja atau sekedar berbincang-bincang tentang hal yang non-sense, seperti jika vampir dan werewolf bener ada di dunia atau tidak.

Off merindukan obrolan kecil mereka, ia merindukan Gun.

Keduanya selesai makan malam, Off ingin membantunya mencuci piring namun Gun melarangnya.

"Kau istirahat saja, aku bisa mencuci sendiri."

"Kau sudah memasak, biar aku saja yang mencuci."

Mereka saling tarik menarik piring sampai akhirnya piring itu jatuh ke lantai karena tangan mereka yang licin. Gun mendecak dan berlutut lalu mengambil pecahan beling itu satu-satu, Off mengambil sapu untuk membersihkannya.

"Aw!" Gun tidak sengaja melukai jarinya, Off menjatuhkan sapunya dan berjalan kepada Gun.

"Ck, sudah kukatakan biar aku saja yang merapikannya. Kenapa kau begitu keras kepala?" Ia menghisap darah dari jari Gun dan membuat Gun tercengang karenanya. "Darahnya sudah berhenti, sebentar aku ambilkan plaster."

Off kembali dari kamarnya, ia duduk dilantai, mengambil jari Gun yang terluka tadi lalu meniupnya lembut dan memakaikan plaster ke jarinya Gun. "Episkey." Ucap Off pelan lalu mencium jarinya Gun.

Itu adalah mantra kesembuhan dari film Harry Potter, Off biasa selalu membisikan kata itu dalam hatinya saat ia sedang memeriksa pasien namun ia mengatakannya dengan jelas didepan Gun.

Off The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang