Chapter 30

10.3K 760 158
                                    

Setelah acara lamaran selesai, Off tidak langsung membawa Gun kembali ke rumah namun ia mengajaknya ke suatu tempat. Gun terus memutar-mutar cincin yang ada dijari manisnya dengan senyum diwajahnya.

"Sebenarnya aku menghilangkan cincin yang pertama." Ucap Off.

"Ck, kau begitu ceroboh."

"Sebenarnya aku mau melamarmu saat dikamping. Tapi aku lupa dimana aku menaruh cincinnya jadi aku memundurkannya."

Gun menatap kepada tunangannya tidak percaya, "Aku tidak tahu bagaimana caranya menjagamu yang begitu ceroboh ini jika kita sudah menikah nanti."

"Kau pasti tahu, itu keahlianmu. Menjagaku adalah keahlianmu."

Mereka sampai ditempat tujuan mereka. Sebelum turun dari mobil, Off menutup mata Gun dengan sapu tangannya dan menuntunnya pelan-pelan. Ia kemudian membuka penutup mata itu dan Gun bisa melihat ia berdiri di depan sebuah rumah mewah. Ia membuka mulutnya terkejut.

"Jangan bilang ini--"

"Rumah kita." Kata Off menyelesaikan kalimat Gun. Ia menarik tangannya dan membawa Gun masuk melihat isi dari rumah mewah itu.

Mereka disambut oleh ruang tamu bergaya vintage dengan ornamen-ornamen berwarna cokelat muda, sofa besar berwarna putih, disamping sofa ada sebuah rak kaca yang berisikan bingkai-bingkai foto mereka yang mereka ambil selama 3 tahun ini.

Setelah itu terdapat dapur bergaya klasik, oven yang cukup besar untuk Gun memanggang kue, mini coffee bar, dan kulkas dengan 2 pintu. Terdapat juga rak untuk menyimpan koleksi wine milik Off, meja makan untuk 6 orang.

Disamping dapur, tepatnya diluar ruangan terdapat kolam renang dan jacuzzi. Disamping kolam renang terdapat panggangan untuk bbq jika teman-teman mereka datang, mereka bisa bersantai disana.

"Ya Tuhan, papi." Ucap Gun.

"Kau masih akan lebih kaget saat melihat lantai 2."

Kemudian mereka pergi ke lantai 2. Tepat setelah mereka naik tangga, mereka disambut dengan ruang keluarga yang terdapat sofa, matras bulu dibawahnya, perapian dengan grand piano untuk melengkapi ke-aesthetic-an ruangan itu.

Melewati ruang tengah, terdapat 3 kamar; kamar tamu, kamar untuk bayi yang akan mereka adopsi nantinya dan kamar mereka.

Kamar mereka memakai ruangan yang paling besar. Dengan cat yang mendominasi warna putih, hitam dan abu-abu. King size bed, tv besar, walk-in-closet serta kamar mandi dengan bath tub yang besar. Off benar-benar melakukan investasi yang besar untuk satu rumah mewah ini.

"Ini gila," bisik Gun, ia menengok ke belakang dan menatap kepada Off yang kini juga sedang menatapnya sambil bersender kepada daun pintu. "Berapa banyak yang kau keluarkan untuk rumah ini?" Tanya Gun.

"67% penghasilanku sebagai dokter." Jawab Off santai.

"That's a lot of money."

"It's for our future, baby."

"Mengapa calon suamiku terlihat sangat keren hari ini?" tanya Gun, ia berjalan ke arah Off kemudian berjinjit dan melingkarkan kedua lengannya di lehernya.

"Jika calon suamimu sangat keren, bisa berikan dia ciuman?" Gun mencium bibirnya lembut, ciuman mereka tidak berlangsung lama namun mereka tetap berpelukan satu sama lain dikamar itu.

"Aku mencintaimu, Gun. Terima kasih sudah menerobos masuk ke dalam hidupku, terima kasih karena kau selalu bersabar menempel kepadaku selama 4 tahun, terima kasih atas kesempatan-kesempatan yang kau berikan kepadaku." ucap Off sambil mengelus-elus rambut Gun.

Off The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang