Off bisa melihat segala yang ia bangun dengan Gun runtuh dalam sekejap. Hatinya jatuh ke perut saat matanya bertemu dengan mata Gun. Hidungnya yang pink, matanya yang merah, dan airmata yang terkumpul dipelupuk matanya. Rasanya seperti dunia hancur saat itu juga.
Seluruh ruang tamu berantakan karena Tay melemparnya kesana-sini. Tay duduk disampingnya, membuka kotak p3knya dan mengeluarkan salep. Lalu menaruhnya diatas kapas dan menempelkannya di bibir dan dahi Off.
Tay memang baru saja meninggalkan lebam biru pada wajahnya tapi dia tetap peduli pada sahabatnya. Tak peduli seberapa bodohnya dia, Tay tetap memiliki soft spot untuk Off.
"Oi! Pelan-pelan, Tay!"
"Diam, jangan bergerak!" Tay memukul kepalanya saat Off bergerak karena kesakitan. Tay sedang mengobatinya saat ini. Tay menghajarnya habis-habisan dan Off hanya terdiam membiarkan Tay menonjoknya. "Dengar, aku tidak tahu apa yang merasukimu sampai kau berbuat hal senajis itu, peng." Kata Tay lagi.
"Tay, aku mau bertanya."
"Apa?"
"Mengapa kau meletakan aphrodisiac dalam lemarimu?"
Tay menatapnya terkejut, "Kau memakannya?!"
"Iya."
"Peng, itu sebenarnya...itu aku menyiapkannya untuk hadiah ulang tahunmu. Karena kupikir nong Gun akan datang dan--" Kalimat Tay terpotong saat Off menonjoknya.
"Hadiah gilamu itu sudah membawa kesialan untukku!!" Kali ini dia menendang bokong Tay yang sudah tersungkur dilantai. Off memakai pakaiannya dan berniat untuk mencari Gun. "Aku akan pergi mencarinya." Kata Off.
"Peng! Tunggu!" Panggil Tay.
"Apa lagi?!" Off menengok ke arahnya.
"Kau selesaikanlah dulu permasalahanmu dengan yang ada diselangkanganmu itu. Biar aku yang mencarinya."
Off menurunkan pandangannya pada kejantanannya dan menemukannya masih berdiri tegak. Off mendengus sebal pada Tay, ia sudah tidak merasakan hasrat itu lagi sebenarnya namun mengapa itu masih berdiri tegak dan keras seperti ini?!
"Aku akan menyelesaikannya dalam 10 menit! Kau carilah Gun, tolong kabari jika sudah menemukannya. Aku akan menyusul setelah ini selesai."
***
Segalanya terjadi begitu saja. Gun membuka pintu dan menemukan Off bersama dengan wanita dengan hanya pakai handuk yang melilit pinggangnya. Gun bersumpah ia tidak pernah marah dan sedih disaat yang bersamaan dan semua dikarenakan oleh satu manusia.
Bagi Gun, kesedihan itu bukan sebuah emosi yang simpel. Itu sebuah perasaan, sebuah suara, sebuah rasa dan sebuah penglihatan. Itu terasa seperti menelan ratusan paku dan seperti berjalan diatas api.
Saat menyaksikan kejadian itu, ia merasa ada sesuatu yang tersangkut dikerongkongannya. Seluruh tubuhnya kaku dan hatinya sakit. Jantungnya berhenti berdetak. Pikirannya kosong dan satu-satunya hal yang bisa lakukan hanyalah lari dari tempat itu.
Ia menghapus airmatanya dengan lengan bajunya. Gun sedang duduk diatas pasir sambil memandang ombak yang bergulung diatas pasir. Ia melarikan diri tanpa membawa apapun, dompet dan handphonenya ada di dalam tas dan tas itu ada dirumah Tay.
Gun tidak bisa mengusir bayangan Off dengan wanita itu dari kepalanya, itu sudah terpatri dalam otaknya dan ia membencinya. Ia benci bagaimana Off memegang tangan wanita itu seperti ia memegang tangannya.
"Menangis sambil memandang laut memang indah, kan." Ucap seseorang. Gun menengok ke sampingnya dan menemukan seorang anak remaja duduk disampingnya. Ia bisa melihat luka dibibirnya dan pelipisnya berdarah. "Ini, minumlah." Anak itu menyodorkan air pada Gun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Off The Jerk
Fanfiction[COMPLETED] Yang Off inginkan hanyalah agar Gun Atthaphan meninggalkannya sendirian. Baginya untuk mundur dan berhenti menempel pada dirinya. Tapi Gun tetap saja menempel padanya tidak peduli seberapa keras ia mendorongnya. Sampai suatu hari Gun ben...