Chapter 7

11.2K 1K 215
                                    

"Off, kau bertingkah aneh dari kemarin." Kata Singto padanya, mereka sedang berada di mini market dekat hotel saat ini.

"Bertingkah aneh bagaimana?" Tanya Off sambil memasukan bir ke dalam troli mereka.

"Seperti kau tiba-tiba saja duduk di depan Gun dan menaruh makanan dipiringnya. Dan tiba-tiba menghilang ditengah permainan lalu aku menangkap basah kau keluar dari kamar New dan Gun." Kata Singto.

Off menelan ludahnya dan melirik ke arah teman-temannya. "Well, aku ingin meminjam sesuatu dari kamar New." Jawabnya bohong.

"Kau masih saja mengelaknya. Bukannya itu karena kau menyukai nong Gun?" Kali ini Krist yang bertanya.

"Kenapa kalian selalu menanyakan hal yang sama? Bukannya sudah pernah aku jawab?" Off mengambil satu bir lagi lalu berjalan ke arah kasir untuk membayar bir-bir tersebut.

"Lalu apa alasanmu mengikutinya kemana-mana kalau kau tidak menyukai nong Gun?"

"Aku tidak menyukainya, Krist. Aku merasa bersalah kepadanya, jadi aku ingin meminta maaf kepadanya. Tidak ada alasan lain."

Off berbohong. Meski sebenarnya ia merasakan sakit didadanya saat Gun tidak lagi menatapnya dengan tatapan sehangat biasanya, ia tidak bisa mengaku kepada teman-temannya. Ia tidak bisa mengatakan kalau dirinya menyukai seorang pria. Ia malu dan takut akan pendapat mereka.

"Sebenarnya nong Gun itu kau anggap siapamu?" Tanya New serius.

Off terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menjawab, "Dia hanyalah tetanggaku yang gay." Dan sepertinya Off sedang sial, karena setelah ia mengatakan hal itu, ia melihat Gun sedang menatap ke arahnya.

Pria kecil itu berdiri kaku dengan barang belanjaan ditangannya. Lagi-lagi dia bisa mendengar suara retakan hati Gun dan itu disebabkan olehnya lagi. Gun memberikan 'waii' kepada semuanya lalu pergi meninggalkan mini market bersama dengan Oab.

Ketika Gun berjalan pergi dari sana, ia membawa potongan hati Off bersamanya.

"Sekali brengsek memang tetap brengsek." Kata New pada Off. Dan kali ini penilaian Off dimata Gun sudah lebih dari minus 100. Ia terlihat sangat buruk dan jahat dimata Gun.

***

Gun berjalan keluar dari mini market dengan langkah besar. Pria itu benar-benar seorang bajingan, Gun tidak bisa memaafkannya. Bagaimana bisa ia berputar-putar disekelilingnya sambil meminta maaf lalu kembali menyakiti hatinya saat ia sudah tidak bersama dengannya.

Tidak, ia tidak ingin menangis lagi karena ia tidak merasa sedih. Ia merasa marah dan malu, bagaimana bisa ia mengatakan hal sepert itu didepan Krist, Singto, New dan penjaga kasir? Gun tidak habis pikir.

"Aku ingin sekali meninju wajahnya jika dia tidak lebih tua dariku." Kata Oab.

"Oab."

"Hmm?"

"Kau mau tahu ketakutan terbesarku?" Tanya Gun.

"Apa?"

"Aku benar-benar takut tidak ada yang akan mencintaiku. Mungkin karena aku seorang gay dan aku selalu memiliki pemikiran semacam ini." Kata Gun pelan, lampu jalanan menyorot wajahnya dan Oab bisa melihat ia putus asa, takut dan sendirian.

"Itu tidak akan terjadi." Oab membalas dengan desahan panjang yang keras, sedikit frustasi.

"Tapi kamu mengatakan itu karena kamu adalah temanku." Dia berseru.

"Tidak, aku tidak berkata seperti itu karena aku temanmu," keberaniannya menyala pada malam hari. "Aku mengatakan ini karena aku menyukaimu. Aku mencintaimu. "

Off The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang