Chapter 19

7.9K 745 90
                                    

Tay memutuskan untuk berhenti meyakinkan New dan melepasnya. Jika pria itu tidak memiliki perasaan apa-apa padanya maka tidak ada hal yang bisa ia ubah. Tidak peduli seberapa keras Tay mencoba, beberapa orang tidak bisa melihat kegigihannya seperti yang ia mau.

Tidak peduli seberapa banyak Tay menginginkan New untuk menginginkannya juga, New tidak akan pernah menginginkannya. Tay bisa saja mencoba segalanya tapi dia tidak bisa memaksakan perasaannya pada New.

Saat ia ditolak oleh Gun, Tay mengambil banyak gambar dan berbicara dengan banyak orang. Saat New yang menolaknya, ia mengurung diri di kamar mencoba mencari tahu letak kesalahannya. Dan meski sudah memutar otaknya berkali-kali, Tay tetap tidak menemukan jawaban apapun.

Lalu apa yang harus ia lakukan dengan cinta yang ingin ia tumpahkan untuk New tapi dia tidak menginginkannya? Apa yang harus ia lakukan jika setiap ia memejamkan mata ia bisa mendengar suara New dan membayangkan tubuhnya.

Jatuh cintalah dengan orang lain. Ia bisa mendengar suara Off berdengung ditelinganya.

Tay memasukan fotonya dengan Pim ke dalam instagram. Ia baru saja menghabiskan sorenya dengan Pim, dokter magang cantik dari Bangkok. Tay akui, wanita itu sangat mempesona apalagi saat ia tersenyum dan menonjolkan lesung pipinya.

"Oh?"

Ia terkejut saat melihat New menaruh komen pada postingan foto yang ia upload. New menulis, "Siapa itu?" Di kolom komentar. Tay berpikir cukup lama dan memilih untuk tidak membalas komentar tersebut.

"Mengapa disaat aku ingin menyerah kau malah menulis komentar seperti itu, badak?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

Saat itu handphonenya bunyi dan menampilkan panggilan telepon dari Pim, Tay dengan cepat mengangkat teleponnya.

"Hallo, Tay?"

"Aw, Pim. Kau belum tidur?"

"Belum," jawab Pim. "Aku ingin tahu apa Sabtu ini Tay dan Off ada acara?"

"Hmm, aku sih ada jadwal magang sampai jam 6, nanti aku tanya Peng dulu soal jadwalnya. Memangnya kenapa Pim?"

"Ah, iya. Kalau Sabtu ini Off tidak ada jadwal, aku ingin mengajak kalian pergi ke bar. Dekat rumah sakit ada bar yang baru dibuka, kudengar dari dokter Jan tempatnya bagus dan ada live musik."

"Hmm begitu. Tapi aku tidak yakin Peng bisa."

"Coba Tay tanyakan dulu padanya ya."

"Ah, ok. Nanti aku coba tanyakan."

"Baiklah, selamat malam Tay. Mimpi indah."

Setelahnya Tay mengirimi pesan untuk bertanya kepada Off jika dia mau ikut pergi minum ke bar bersama dengan Pim dan Milk. Pesannya tidak langsung dibalas, sepertinya dia sudah tertidur atau mungkin sedang telponan dengan Gun. Jadi dia menutup handphonenya dan pergi tidur.

***

Semester baru sudah dimulai. Gun kembali ke kampus sebagai mahasiswa tahun kedua, ia akan punya junior line sekarang. Gun pergi ke kampus dengan ibunya yang mengantar, biasanya Oab akan menjemputnya tapi karena mereka belum bicara, Gun terpaksa meminta ibunya untuk mengantarnya ke kampus.

Sesampainya di kampus, Gun melihat banyak junior-junior yang berkumpul di hall, mereka akan mengikuti kegiatan awal semester sama sepertinya dulu. Ia kemudian berjalan menjauhi kerumunan dan duduk di kantin sambil menunggu kelas dimulai.

"Apa kursi ini ada orangnya?" Ia menolehkan kepalanya dan wajahnya langsung berubah sumringah,

"Oab!" Gun memeluk sahabat yang sangat ia rindukan itu, ia bernafas lega. Seperti yang Oab janjikan, ia datang menemuinya sendiri. Gun tidak mengatakan apa-apa tapi ia mengeratkan pelukannya pada Oab, ia sangat merindukannya.

Off The JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang