Part 16

199K 14.5K 531
                                    

Diandra mengangguk dan menghela napas panjang.

"Mareta pernah menerima pelecehan seksual. Dan sayangnya dia cerita padaku tiga hari sebelum bunuh diri. Aku nggak bisa berbuat apa-apa, karena orang yang melakukan pelecehan padanya sudah meninggal seminggu sebelum Mareta terbuka menceritakan semuanya." Mata Diandra berkaca. Setitik air mata berlinang.

Argan dan Nara masih saja shocked dan terperangah dengan fakta yang sama sekali tidak mereka duga.

"Siapa orang itu, Di?" Argan tak mampu menyimpan lebih lama rasa ingin tahunya.

"Dia Andhika, teman lama Mareta. Mareta bilang dia sudah lama menyukai Mareta sejak SMA. Kejadian itu bermula waktu ada acara ketemuan sama teman-teman lama di restoran. Kejadiannya malam. Andhika mengerjainya memasukkan obat perangsang ke dalam minuman Mareta. Andhika mengantarnya pulang. Bukannya mengantarnya pulang, tapi malah membawa Mareta ke rumahnya. Entah aku juga tak tahu, apa obat itu sedemikian kuat pengaruhnya. Mareta pun merasa sangat bergairah. Namun, dia bilang, dia sempat memberontak dan melawan Andhika. Tenaga Andhika jelas jauh lebih kuat. Terjadilah kejadian itu."

"Astaghfirullahal'adzim." Argan mengusap wajahnya. Ia tak tahu harus bagaimana merespons ucapan Diandra. Dia kehabisan kata-kata.

"Pelecehan itu terus berulang, karena Andhika merekam kejadian itu. Mungkin itu bisa dibilang pemerkosaan, tapi nyatanya saat kejadian itu, Mareta juga bilang obat itu membuat hasrat seksualnya menggebu dan ingin disalurkan saat itu juga. Itu yang membuat Mareta takut rekaman itu akan sampai pada Argan dan keluarganya. Andhika mengancamnya dan dia menjadikan Mareta sebagai pemuas hasratnya. Mareta tak berani melapor, karena ia sangat malu dan tertekan. Ia depresi, tapi tak berani bercerita pada siapa pun, termasuk Bayu. Dia cerita padaku juga sudah terlambat karena waktu itu Andhika sudah meninggal kecelakaan. Aku sangat shocked kala mendengar berita kematian Mareta tiga hari kemudian." Diandra menyeka air mata yang sudah berjatuhan.

Nara dan Argan saling menatap sejenak. Argan tak tahu lagi bagaimana harus menanggapi. Fakta ini benar-benar di luar dugaan.

"Seumur hidup Mareta hanya mencintai Bayu. Bayu nggak sebrengsek yang kalian pikir. Mareta bercerita selama mereka menjalin hubungan terlarang, yang artinya ketika mereka berpacaran setelah Mareta melahirkan Sakha, Bayu tak pernah mau mengajaknya ke ranjang. Mereka hanya pernah berhubungan intim ketika Mareta belum menikah. Bayu cuma terlihat sangar di luar, tapi di dalam dia rapuh dan sering kali ketakutan menghadapi sesuatu, termasuk menyentuh Mareta. Karena itu ketika Bayu berpacaran dengan Firda dan sampai menyentuh Firda, aku yakin Firda pasti punya andil juga dan membuat Bayu mau melakukannya. Mungkin juga karena Bayu benar-benar mencintai Firda."

Argan tergugu. Bayu, pria yang ia pikir senang mengambil keuntungan dari perempuan, ternyata tidak serendah itu.

"Jadi penyebab Mareta bunuh diri adalah karena Mareta tertekan dan depresi akibat pelecehan seksual dari Andhika." Argan menarik suatu kesimpulan.

"Ya, dan itu berlangsung selama enam bulan sebelum Mareta meninggal. Saat Mareta menceritakan semuanya, aku ikut terluka," balas Diandra.

Argan menghirup napas pelan dan mengembuskan perlahan.

"Di, boleh aku bertanya sesuatu?" raut wajah Argan terlihat begitu serius.

Diandra mengangguk. "Silakan."

"Kenapa kamu merahasiakan perselingkuhan Bayu dan Mareta dariku?"

Diandra terhenyak. Napasnya serasa mencekat di ujung.

"Aku tahu aku salah dalam hal ini, Gan. Aku terlalu takut kehilangan Mareta. Aku takut persahabatan kami hancur jika aku menceritakan semua padamu. Posisiku serba sulit. Tapi aku terus mengingatkannya untuk menyudahi hubungan terlarangnya dengan Bayu. Maafkan aku, Gan. Aku benar-benar minta maaf." Diandra bahkan tak berani membuat kontak mata dengan Argan.

Dear Pak Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang