Bonus Part 1 (Cherry-Guntur)

105K 5.7K 67
                                    

Ngetik cerita ini dulu karena udah lama pending. Abis itu ngetik Adira kalau udah luang, soalnya hari ini lumayan sibuk juga. Btw aku udah pernah bahas jurusan kuliah cherry dan Layla blm ya? Ingatkan aku bagi yang ingat. Aku lupa 😂. Kayaknya sih belum. Yang pasti mereka beda fakultas.

Cherry mengembuskan napas berkali-kali, menetralkan deru napas yang seolah berkejaran. Irama jantungnya terdengar tak beraturan tapi pacuannya lebih cepat dari biasanya. Ia sedikit nervous, gugup, berdebar, dan deg-degan. Bukan perasaan jatuh cinta seperti pertama kali jatuh cinta pada Guntur, tapi lebih kepada perasaan takut mengecewakan teman. Ia takut Layla marah dan tak mau lagi bertemu dengannya setelah membicarakan soal ini.

Cherry mengirim pesan whatsapp untuk Layla.

La, aku ada di teras kost. Aku pingin ketemu.

Tak lama kemudian, suara pintu bergeser. Cherry menatap Layla keluar dari balik pintu. Cherry melengkungkan segaris senyum di bibirnya. Layla membalas senyumnya dengan senyum yang sangat tipis.

"Masuk Cher..."

Cherry mengikuti langkah Layla ke kamarnya. Sejak terlibat cinta segitiga, interaksi dua sahabat itu tak lagi lepas dan selalu ada atmosfer canggung di antara keduanya.

"Ada apa, Cher?" Layla duduk di karpet sembari memeluk boneka panda kesayangannya.

Cherry yang duduk di hadapan Layla mencoba merangkai kata dalam benaknya, meski sejak rencana bertemu Layla tercetus, ia sudah memikirkan akan kata-kata tepat yang ingin ia sampaikan. Namun saat berhadapan langsung, segala yang sudah ia konsep seakan menguap begitu saja.

Cherry menatap Layla lembut.

"Aku pingin ngomong soal hubunganku dengan Mas Guntur. Aku ingin minta maaf sama kamu."

Layla mengernyitkan alis.
"Minta maaf? Kenapa harus minta maaf? Kalian menjalin hubungan adalah hak kalian, dan tak perlu meminta maaf. Aku pun bukan siapa-siapanya Mas Guntur."

Cherry terdiam sesaat. Apa yang dikatakan Layla memang benar. Namun tetap saja, Layla menyimpan rasa untuk Guntur. Cherry tahu Layla terluka, hanya berusaha tak menunjukkan. Ia merasa bersalah dan tak ingin menyakiti Layla. Ia hanya ingin persahabatannya dan Layla kembali baik.

"Aku tahu kamu sakit melihatku bersama Mas Guntur. Aku merasa tak enak. Aku nggak mau persahabatan kita jadi renggang karena masalah ini." Sorot mata Cherry menembus hingga ujung terdalam mata Layla.

Layla memaksakan kedua sudut bibirnya tersenyum. Tentu luka itu masih mengakar kuat, masih basah, dan belum sepenuhnya mengering.

"Jangan mikirin gimana perasaanku, Cher. Mas Guntur mencintaimu, kamu juga mencintainya. Aku nggak akan menghalangi kalian."

Cherry tertunduk. Ia bisa melihat luka itu masih ada di mata Layla.

"Makasih banyak, La."

"Bagaimana perkembangan hubungan kalian?"

Pertanyaan Layla membuat Cherry ragu untuk menjawab. Ia menatap Layla dengan raut wajah yang menunjukkan rasa sungkan. Namun ia harus jujur. Tak akan ada yang disembunyikan Cherry darinya.

"Kami berencana untuk menikah," jawab Cherry.

Layla terkejut mendengarnya. Ia tak menyangka hubungan Cherry dan Guntur bisa sedemikian serius. Jujur dari hati terdalam, ia masih mencintai Guntur dan kabar barusan membuat hatinya retak. Gerimis bahkan hujan deras seketika mengalir dari segala celah hatinya.

"Semoga semua lancar." Hanya itu yang tercetus dari bibir Layla.

Cherry mengulas senyum, "Aamiin, terima kasih, La."

Dear Pak Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang