Tidak aku temukan gelisah dalam genggamanmu. Tidak aku temukan bosan dalam dirimu. Tidak aku temukan lelah dalam senyummu. Juga, tidak aku temukan kita dalam duniamu.
Karena sebagai sekedar teman senang-senang, aku bahkan tidak berhak untuk menuntut sebuah kenang. Padahal, sebenarnya aku pun ingin dianggap sebagai tempatmu untuk selalu pulang. Sesungguhnya aku kerap berharap kamu akan sering-sering datang.
Sejak kepergian atau perpisahan kemarin aku cukup paham. Tidak semua perasaan bisa dipaksakan. Dan, sejauh ini yang aku butuhkan adalah keihlasan. Meskipun aku mencintaimu setengah mati, setidaknya aku mengerti bahwa untukku, cintamu tidak pernah sepenuh hati.
Memang genggam tangan mu lebih hangat dari pada matahari pagi, sungguh genggaman tanganmu jauh lebih teduh dari pada senja di sore hari. Tapi, mengapa tidak denganku kamu ingin mengakhiri pelarianmu?
Aku dan kamu tidak akan pernah ada rasa. Karena yang aku inginkan cinta, sementara yang kamu mau hanya teman kenal biasa. Disini aku yang paling tersiksa sementara kamu tetap bahagia.
Betapa menyenangkannya hidup tanpa punya perasaan sepertimu. Betapa beratnya menjalani hidup dengan membawa sisa cinta di masa lalu sepertiku. Sisa-sisa mimpi yang aku simpan rapat, mimpi untuk terus memelukmu erat tapi, kamu memilih meninggalkanku dengan cepat.
-Iakhair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa di antara kita
Fiksi Remaja√ Cerita ini ditulis dari pertengahan Oktober 2018. √Publikasi 02 Januari 2019. ❗ Cerita ini hanya sebatas sajak kata. ••• ••• ••• ❗ Lanjut ke Prolog cerita.