Aku memandangimu yang tampak tidak memiliki beban. Mengapa? Karena, aku punya perasaan sementara kamu tidak! Memang ada cinta yang meluap dari bibirmu, memang ada rindu yang terucap dari mulutmu, tapi bagaimana jika segalanya hanya semu? Bagaimana jika aku terlambat menyadari segala kebohonganmu?
Bertemu denganmu sebenarnya adalah mimpi yang menuntutku terlalu tinggi. Kamu bawa aku lari, kesana kemari. Kamu bawa aku terbang hingga tujuh langit dilintasi. Kamu bahagiakan aku dipuncak tertinggi. Dan, sedangkan aku takut kamu juga yang menjatuhkanku suatu hari nanti.
Cinta yang aku rasakan ini cukup menyiksa hingga kadang aku menangis sejadi-jadinya. Meminta kepada Tuhan agar segera hilangkan rasa sakitnya. Kadang aku pun ingin hilang ingatan sehingga tidak ada hari-hari membahagiakan sekaligus menyakitkan yang harus aku simpan. Kamu tidak tahu betapa berat memikul dan merasakan cinta Sendirian.
Hitungan detik, hitungan jam, hitungan hari, hitungan minggu, hitungan bulan; aku masih menetap, kepalaku memang begitu keras hingga tidak bisa hilangan perasaan walau sekejap.
Haruskah aku mencintaimu dengan seluruh jiwa jika kamu hanya mengganggapku tempat singgahmu?-Iakhair.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa di antara kita
Teen Fiction√ Cerita ini ditulis dari pertengahan Oktober 2018. √Publikasi 02 Januari 2019. ❗ Cerita ini hanya sebatas sajak kata. ••• ••• ••• ❗ Lanjut ke Prolog cerita.