[ Monolog ]

56 10 5
                                    

Semua awal memang harusnya membahagiakan dan begitu pula awal cerita kita.

•Author
Kamu menguasi aku dengan pesonamu
Kamu menenggelamkan aku dengan tatapannu
Aku sungguh takut jika kehadiran mu menciptakan cinta

Aku mulai kebingungan mengendalikan rasa
Aku mulai sering bertanya-tanya
Apakah canda yang terucap dalam kata, juga terselip cinta disana?

Aku tidak mampu menahan diri
Kamu telanjur masuk ke hati
Menghapus sepi
Membangun mimpi
Memberi pelangi

Kamu mengenalkan ku pada cinta, sekaligus luka!

Rasa rinduku menemukan titik temu
Sayangnya rasa rindu mu belum tentu untukku

Aku tidak pernah ingin punya cerita akhir bersamamu
Tapi jika semua terasa menyakitkan seperti ini
Haruskah aku memilih berhenti?

Aku terlambat menyadari
Bahwa ternyata hubungan ini hanyalah candaan dan bagimu aku semata bahan tertawaan

Aku tidak tahu apakah setelah kepergianmu keadaanku baik-baik saja
Ternyata semua semakin parah dan hatiku semakin berdarah

Aku terlambat menyadari bahwa aku dan kamu tidak akan pernah satu
Aku terlambat memahami bahwa di antara kita tidak akan ada apa-apa

Ada rindu yang tersisa ketika pada akhirnya aku bertemu denganmu lagi
Ada cinta yang semakin menguat, tapi sungguh aku harus melepasmu pergi

Kamulah candu yang mengganggu tidur malamku hingga suatu ketika aku menyadari mabuk kepayang terhadap sosokmu harusnya tidak pernah terjadi

•Pria bodoh
Sebenarnya ada cinta yang juga aku rasa
Tapi aku takut untuk mengutarakan semua

Kamu memang semanis kembang gula
Kamu memang sehangat matahari senja
Kamu membahagiakan, Sayangnya kita tidak sejalan

•Author
Kamu adalah teka-teki yang kadang yang tanpa jawaban, tapi aku senang tenggelam dalam pertanyaan, bersamamu.

•Pria bodoh
Sudah cukup sakit hati yang kau emban
Aku terlalu lelah menahan seriap tangisan

Kehadiran mu menghapus abu-abu dihidupku kamu membawa ribuan warna yang menyadarkanku akan arti bahagia

-Iakhair.

Rasa di antara kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang