Apakah sungguh aku yang telah membunuh perasaanmu? Apakah sungguh tangan ini yang telah melukai hatimu? Aku tidak pernah berpikir sejauh itu karena selalu menomorsatukan egoku. Hingga aku lupa bahwa di sampingku masih ada sosokmu yang rela patah hati berkali-kali hanya untuk mengharapkanku kembali.
Harapanmu kepadaku terlalu tinggi, tapi si bodoh ini tak berhasil menyadari. Rasa rindumu kepadaku terlalu dalam, tapi si tolol ini terlalu sibuk terpusat dengan masa lalu yang kelam. Mengapa tidak dari dulu saja aku menyadari bahwa di depan sana, ada dirimu yang selalu punya waktu untuk menungguku?
Aku memang tidak pernah menunjukkan ait mata. Karena, rasa sedih yang terlalu dalam sebenarnya sering kali membuat manusia bahkan tak mampu menangis lagi. Karena sesungguhnya muara segala tanya, jawaban setiap doa, dan pemuas dalamnya dahaga.
Maka, dengan menyerah dan mengaku kalah, masih pantaskah aku mengobati hatimu yang terluka?
(lelaki terbodoh)
-Iakhair.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa di antara kita
Teen Fiction√ Cerita ini ditulis dari pertengahan Oktober 2018. √Publikasi 02 Januari 2019. ❗ Cerita ini hanya sebatas sajak kata. ••• ••• ••• ❗ Lanjut ke Prolog cerita.