Aruna turun dari motor Rigal. Pria itupun menyusul. Ia membuka helmnya, menaruh di atas motor.
"Makasih. Aku masuk," ucap Aruna, baru saja ia ingin membuka gerbang, tiba tiba lontaran dari Rigal membuat ia sontak menghentikan langkahnya.
"Aku nggak ada apa-apa sama perempuan itu!" ucapnya dengan sungguh sungguh, tanpa ada kebohongan. Ia menatap lekat mata Aruna dengan dalam.
Gadis itu mengalihkan pandangannya dari Rigal.
"Ada apa-apa juga nggak papa. Kitakan udah put--"
"ARUNAA!" teriak Rigal dengan membentak. Ia maju dua langkah di hadapan Aruna. Kini jarak mereka menjadi dekat. Gadis itu gelagapan sendiri. Tak kuasa melihat tatapan Rigal yang sangat marah.
"Aku yang mulai. Aku yang mengakhiri. Bukan kamu!!" ucap Rigal penuh penekanan.
"Yang ngejalanin hubungan bukan cuma kamu Gal. Aku terlibat di dalamnya!!" tutur Aruna tak kalah sengit. Kini ia mampu melawan tatapan Rigal.
"Kamu udah pintar membangkang!" Rigal mendekatkan wajahnya pada Aruna. Sementara gadis itu dengan cepat menoleh ke lain arah.
"Gimana aku nggak pintar membangkang? Kamu ngelarang ini, ngelarang itu. Tapi kamu sendiri yang ngelakuin. Sadar nggak sih, Gal?" ungkap Aruna dengan marah.
Rigal diam, membiarkan gadis itu meluapkan semuanya.
"Kalo aku di posisi kamu tadi, aku di peluk sama cowok. Kamu pasti marah. Cowok itu jadi sasarannya. Sementara aku? Aku hanya diam, Gal. Bahkan aku nggak marah sedikit pun!"
"Kamu selalu marah kalau aku dekat sama cowok lain. Tapi kamu yang ngelakuin itu, Gal!"
"Aku selalu sabar ngadepin kamu. Kamu yang emosian, kamu yang dingin, kamu yang cuek, kamu yang selalu nyakitin aku. Ini yang kamu bilang cinta? Sayang? Kamu salah, Gal. Kamu itu terobsesi sama aku. Kamu nggak cinta sama aku,"
Aruna meluapkan sebagian perasaannya. Air mata sudah membanjiri wajahnya. Namun di hapusnya dengan kasar.
"AKU CINTA SAMA KAMU ARUNA!!" teriak Rigal dengan membentak.
"Bohonggg. Itu semua bohong, Gal. Kamu nggak cinta sama aku. Cinta itu nggak kayak gini!"
"Itu cara aku menjaga kamu!"
"Dengan cara nyakitin orang di sekitar aku? Dengan cara menyakiti pacarnya sendiri?" Aruna terkekeh dengan miris. "Mending kamu pacaran sama patung, Gal. Yang bisa nurut sama kamu. Nggak deket sama cowok lain!"
"Aku bingung sama sikap kamu!!"
Aruna menghapus air matanya dengan kasar yang kembali menetes di wajahnya.
Rigal meraih helm yang berada di atas motornya. Melemparnya pada gerbang tepat berada di samping kanan Aruna. Gadis itu menutup telinganya, memejamkan matanya, takut dengan Rigal yang semakin emosi.
Brakkk....
Helm yang di lempar Rigal, terbagi menjadi beberapa picahan. Lemparan kuat yang di selingi emosi membuat helm tersebut menjadi tidak terbentuk. Untung saja rumah Aruna kedap suara. Ia tidak perlu khawatir pada keluarganya. Namun ia lebih khawatir pada dirinya sendiri sekarang.
Rigal menarik rambutnya frustasi. Ia menendang batu kecil yang ada di hadapannya. "Kamu udah buat aku frustasi, Aruna!"
"Aku cinta sama kamu. Aku sayang sama kamu,"
"Perempuan itu bukan siapa siapa aku, Na. Itu cuma persyaratan untuk aku ikut pertandingan balap itu!" jelas Rigal yang sedikit meredahkan emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIGAL [TAMAT]
Teen FictionIni hanya cerita ringan. Kenapa ringan? Karena nggak berat. Author tidak bertanggung jawab atas kebaperan yang anda alami, jadi mohon siapkan obat sendiri. _________________________________________ Pacaran tanpa cinta? Itu yang di rasakan Aruna Gavi...