BAB 09 ~ RIGAL

3.3K 158 2
                                    

"Arunaaa!" Aruna terpelonjak kaget. Tiba tiba saja pria itu ada dibelakangnya. Aruna menoleh, dan mendapati Rigal disana. Mata mereka saling memandang. Lalu saling melempar senyuman. Seperti biasa, Aruna dengan senyum lebarnya, Rigal dengan senyuman tipisnya.

"Kamu ngagetin tau nggak!" kesal Aruna. Rigal menggaruk tengkuknya.

"Rigal, lo lewat mana? Kok tiba tiba ada di situ sih?" tanya Aletta dengan polosnya. Ia baru saja mengalihkan pandangannya dari Aruna, memperhatikan papan tulis yang terdapat beberapa nomor tugas untuk di kerjakan. Hal itu menyebabkan banyak yang tinggal di dalam kelas, tanpa ke kantin.

"Jendela," ucap Rigal asal. Dan anehnya, Aletta malah mengangguk sembari memperhatikan beberapa jendela yang ada di dalam kelasnya.

"Jendela yang mana, Gal?" Aletta masih juga bertanya. Rigal menoleh pada Aletta, menatap gadis itu dengan datar.

"Jendela ketujuh dari ujung!"

"Ohh. Lahh, kan nggak ada. Jendelanya sampai enam doang," Aletta masih memperpanjang masalah Rigal datang dari mana.

"Aletta yang polos nan bego, bisa diem nggak?" peringat Kanaya yang duduk di samping Aletta, berdepanan dengan Aruna. Ia terusik dengan pertanyaan bego dari Aletta untuk Rigal.

Rara menoleh. "Santai dong, Kat," ucapnya sembari menyengir lebar.

"Lo di cariin, Ozi!"

Perkataan dari Rigal, sontak membuat Aletta melotot tidak percaya.

"Lo beneran kan? Lo nggak bohong kan? Ini jujur kan? Ini serius kan? Ini pasti cuma main--"

Plakk

Kanaya menabok Aletta dengan pelan, meskipun hampir membuat orangnya batuk-batuk. Bagaimana tidak, Kanaya dan Aruna terusik dengan keributan yang di ciptakan Aletta.

"Astaga, astaga, astaga,"

"Penampilan gue gimana, Nay?"

"Gue masih cantik nggak, Aruna?:"

Pertanyaan bertubi-tubi dari Aletta, membuat Aruna dan Kanaya menatap sahabatnya dengan datar. Aletta tidak peduli dengan tatapan mereka semua. Ia segera mengambil bedak untuk di poles tipis pada wajahnya.

"Huftt," Aletta membuang napasnya gugup. Ia segera berdiri. Menggeprak meja, lantaran kesenangan.

"Oke gue pamit. Ntar gue nyontek yah, Aruna cantik syeksih ulala membahana, dan Kanaya si cuek tapi perhatian,"

Keduanya mengerutkan keningnya melihat Aletta yang seantusias itu hanya dengan mendengar ucapan Rigal.

Aletta berjalan dengan mata yang sangat berbinar. Ia merapikan baju seragamnya. Gadis itu melewati Rigal yang berdiri di belakang kursi Aruna.

"Ta!" panggilan dari Rigal, spontan menghentikan langkah Aletta. Ia menoleh pada Rigal.

"Lo suka sama Ozi, kan?" tanya Rigal.

Tanpa ragu, Aletta mengangguk yakin.

"Lo suka ngintilin sosmed dia, kan?

Untuk kedua kalinya, Aletta mengangguk tanpa malu.

"Dan sekarang lo nggak tau kalo Ozi, izin?" ucap Rigal dengan wajah yang masih sama, tetap datar.

Aletta melongoh mendengarnya. Aruna, Kanaya, dan siswa yang berada di dalam kelas 12 IPS 1 sontak menertawakan Aletta yang sudah begitu antusias.

"Ihhhhh, Rigalllll. Gue benci sama lo. Au ah!" Aletta menghentakkan kakinya, kesal pada pacar sahabatnya. Bisa bisanya ia kelupaan jika hari ini Ozi tidak hadir, karena izin.

RIGAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang