BAB 10 ~ RIGAL

3.5K 152 2
                                    

Kanaya dan Aletta hanya memperhatikan Aruna yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Sahabatnya itu tengah pusing memilah baju yang akan ia pakai untuk jalan bersama Rigal.

"Jadi, gue harus pakai yang mana nih?" tanya Aruna bingung. Ia menoleh ke ranjang besar miliknya, menatap beberapa baju yang sudah tergeletak kesembarangan arah. Aruna menggaruk tengkuknya, pusing. Kedua sahabatnya yang duduk di pinggiran ranjang pun ikut menatap bingung.

"Kayaknya lo salah manggil orang deh, Na!"

Aruna berdecak sebal mendengar perkataan Kanaya. Bagaimana tidak, kedua sahabatnya ini tidak ada yang mengerti fashion. Kanaya yang tomboy, Aletta yang lemot, dan dirinya yang sedikit feminim namun amburadul.

"Aishh. Kagak ada guna. Pulang sana!" usir Aruna tak tanggung tanggung..

Plakk....

Sebuah dress merah mendarat tepat di wajahnya. Lemparan dari Aletta berhasil di tujuannya.

"Lo mah. Tadi aja, gue sama Kanaya lagi nikmatin nyantai di rumah. Lo malah panggil kesini. Sekarang lo ngomong gitu,"

"Eh pantat panci, gue manggil kalian kesini itu buat bantuin gue. Ini kalo nggak bantuin juga, mending pulang dah,"

"Dassar, panci gosong,"

"Dassar panci bolong," timpal Kanaya, ketiganya langsung tertawa terbahak bahak.

"Tumben, Na. Lo mau di ajak jalan sama Rigal berdua. Biasanya ngajak kita mulu," singgung Kanaya. Sebelumnya, Aruna tidak pernah mau jalan berdua bersama Rigal. Jika pria itu mengajaknya, maka ia akan mengajukan syarat agar kedua sahabatnya ikut.

"Kepooo," teriak Aruna sembari memeletkan lidahnya pada Aletta dan Kanaya.

"Cieee, Aruna udah suka sama Rigal," ledek Aletta, yang diiringi dengan suara merdunya.

Aruna kembali menoleh, mengalihkan pandangannya dari lemari besar di hadapannya. Pipinya memerah bak tomat rebus. "Apaan sih!" Aruna menggerutu kesal.

"Mending lo pake ini deh, Na!" saran Aletta dengan semangat sembari mengangkat satu buah baju untuk di perlihatkan pada Aruna.

Aruna menghembuskan napasnya. Aletta memang lemot banget otaknya.

"Aletta, ini nih baju kondangan. Yakali gue keluar ama Rigal baju kondangan. Iya kalo ke cafe, kalo nongkrong ama kang somay di depan komplek, kan nggak lucu!!"

Sabar, sabar, sabar. Tahan Aruna penuh kesabaran untuk tidak memasukkan Aletta di lemari lalu menguncinya.

"Yakali kan, sapatau aja abis jalan-jalan Rigal ngajakin lo ke undangan," ucap Aletta masih memperpanjang masalah baju kondangan itu.

"Ihhhh, Aletta yang lemotnya minta ampun. Bener yah, kalo lemot ama bego nggak beda jauh," greget Aruna. Aletta hanya menampilkan cengiran lebarnya.

"Atau nggak ini aja nih, Run. Keren tau," timpal Kanaya, menyodorkan jacket kulit dan sebuah celana jeans.

"Lo kira gue mau ke konser rocker sedunia?!" Aruna berdecak sebal. Kenapa sahabatnya begini semua? Tidak bisa di ganti gitu?

Aruna kembali menatap lemarinya, ia mengeluarkan sebuah baju yang tiba tiba menarik perhatiannya. Aruna menarik senyumnya.

"Gue pake ini aja!" ucap Aruna final. Ia memperlihatkan pada kedua sahabatnya.

Kanaya mengangguk setuju. Karena ia tau Aruna lebih mengarah ke feminim, untuk itu ia memilih baju yang berada di pegangannya.

Sementara Aletta, ia masih memperhatikan baju itu. Entah apa yang ada di pikirannya.

"Cocok, sekalian aja Na. Di paduin sama jacket kulit itu tadi," Saran Aletta. Saran yang sangat bermanfaat untuk Aruna.

RIGAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang