BAB 18 ~ RIGAL

2.7K 140 2
                                    

Aruna menghembuskan nafasnya kasar. Melempar tasnya ke sembarangan arah. Ia terduduk di kasur king size miliknya. Di ambang pintu Aletta dan Kanaya hanya memperhatikan gadis itu. Seharian di sekolah tanpa semangat, Aruna seperti orang setres yang hanya terus melamun. Bahkan ia melupakan guru yang sedang menerangkan di depan.

"Run, udah dong. Gue aja kuat ngelupain Ozi, masa lo nggak!" terang Aletta sembari mengusap punggung Aruna yang sedang menyembunyikan wajahnya di kedua telapak tangannya.

Berita putusnya Aruna dan Rigal sudah tersebar kemana mana, bahkan seluruh siswa SMA Bina Mutiara pagi tadi hanya memperbincangkan tentang putusnya kedua couple goals itu.

"Lo udah sayang sama Rigal?" Kanaya bertanya, ia duduk di sisi kanan Aruna. Pakaian sekolah masih setia melekat pada tubuh mereka. Kanaya dan Aletta sengaja mampir kerumah Aruna untuk menghibur gadis itu.

Aruna mendongak, menatap kedua sahabatnya dengan sendu. Jelas saja Aruna sedang menahan tangis, terlihat dari matanya yang sedikit memerah.

Aruna mengangguk dengan ragu. Benarkah ini cinta? Atau hanya penyesalan belaka?

"Kalo gitu, kita buktiin. Dia masih sayang sama lo, atau udah nggak," ucap Kanaya dengan serius. Ia mengambil ponsel Aruna, mencatat nomor telepon di sana. Kedua sahabatnya hanya mengerutkan kedua keningnya, menunggu apa yang akan di lakukan Kanaya.

Setelah menyalin nomor telepon dari ponsel Aruna. Ia langsung menekan tombol hijau yang tercetak jelas di sisi kiri ponsel milik Kanaya.

"Halo?" ucap seorang pria di seberang sana. Aruna membelalakkan matanya tiba tiba. Ia jelas mengenali suara pria itu. Aletta hanya tertawa pelan saat melihat wajah kaget sahabatnya itu.

"Gue, Kanaya. Sahabatnya Aruna," ujar Kanaya, sembari berdiri dari duduknya. Sementara Aruna sudah hampir mati berdiri atas apa yang di lakukan Kanaya secara tiba tiba.

"Kenapa?"

"Gue cuma mau tanya, kalo Aruna sakit perut obatnya apa, yah?" Kanaya jelas berbohong. Ia hanya ingin menguji Rigal saja.

"Dia sakit? 10 menit gue sampai!" Rigal yang berada di seberang sana, baru saja hendak masuk ke dalam rumahnya, tiba tiba kembali keluar, menuju ke arah parkiran. Mengambil motornya yang sudah terparkir rapi.

"Katanya, Aruna pengen makan nasi goreng depan komplek rumahnya," kode Kanaya, ia memegang perutnya yang sakit akibat menahan tawa yang ingin dia keluarkan.

"KANAYAAA, LO GILA!!!" teriak Aruna, tentu saja tanpa suara. Ia ingin sekali mencekek leher Kanaya, namun tangannya di tepis kasar oleh sahabatnya itu.

"Gue bawain!" Rigal mematikan ponselnya secara sepihak. Kanaya sedikit kesal dengan perbuatan Rigal.

"Buahahaha..." tawa Kanaya dan Aletta lepas bersamaan. Ia puas melihat wajah Aruna yang memerah, karena panik. Berbeda dengan Aruna, ia hampir tercekat dengan nafasnya sendiri. Gadis itu menghembuskan nafasnya legah. Karena pria itu sudah mematikan ponselnya.

"Gila lo, Nay!!" semprot Aruna setelah semuanya selesai tertawa. Ia ingin sekali memasukkan Kanaya kedalam karung besar lalu melemparnya kedalam laut lepas kandang buaya. Bisa bisanya ia memiliki sahabat laknat yang hampir membunuhnya dalam keadaan panik.

"Gue nggak gila Aruna. Ini namanya trik. Kita liat, Rigal beneran kesini apa nggak!" ucap Kanaya dengan sedikit menyombongkan diri. Berbeda dengan Aletta, yang hanya ikut tertawa namun masih pusing dengan pembahasan mereka.

"Jadi kalo Rigal datang, emang kenapa Nay?" tanya Aletta.

"Yah, berarti dia peduli sama Aruna!"

RIGAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang