BAB 27 ~ RIGAL

3.9K 162 0
                                    

Aruna turun dari motor Bagas. Di sampingnya, terlihat sebuah mobil hitam yang begitu di kenalinya. Aruna menoleh sebentar, sembari menunggu Bagas membuka helmnya.

Terlihat Rigal dan Vania turun dalam satu mobil yang mereka kendarai. Ada yang berbeda dengan Vania, gadis itu sudah tidak memakai kursi lagi, meski langkahnya masih terseot-seot.

Pandangan keduanya bertemu. Rigal menatap Aruna marah. Sementara gadis itu menatap Rigal dengan acuh, tidak peduli sama sekali. Ego kini menguasai dirinya.

Pandangan Aruna terarah pada tangan Rigal yang di genggam erat oleh Vania. Gadis itu melambaikan tangan kanannya pada Aruna, ia hanya tersenyum tipis membalas sapaan Vania.

"Aruna, lo mau gue anter ke kelas atau mau ke pelaminan dulu bareng gue?" canda Bagas. Ia masih belum memfokuskan pandangannya, masih sibuk dengan helmnya yang ia sampirkan di motornya.

Aruna tidak membalas ucapannya. Seketika pria itu berbalik dan sudah mendapati Rigal dan Vania di sana. Bagas tersenyum meremehkan. Sementara Rigal sama sekali tidak fokus ke lain hal, selain Aruna.

"Lo udah sehat, Vania?" tanya Bagas dengan mimik wajah yang dapat di baca oleh Vania.

"Emang urusan lo?" tanya Vania kembali dengan sewot. Bagas hanya terkekeh, wajar saja gadis itu membencinya.

"Gue cuma nanya kali. Santai dong mbak. Gini-gini pernah singgah di hati lo juga!" sindir Bagas. Ia menatap wajah Rigal. Tak ada perubahan sama sekali saat Bagas dengan terang terangan mengucapkan hal itu.

"Aruna. Mending lo jangan dekat-dekat dia deh. Cowok yang waras masih banyak kali, Na!" peringat Vania. Aruna tidak memperhatikan ucapan gadis itu. Ia hanya fokus pada tangan yang saling menggenggam itu.

Bagas menarik pergelangan tangan Vania dengan keras, sehingga memusatkan tatapan kedua makhluk yang sedang fokus ke lain hal langsung menatap mereka.

"Maksud lo apaan?! Gue nggak waras?" tanya Bagas dengan emosi.

Rigal yang melihat hal itu, langsung menyentakkan tangan Bagas dari pergelangan Vania. Ia maju selangkah untuk mendekati Bagas. Pria itu kembali emosi, tangannya terkepal kuat. Ia menggertakkan kedua giginya, matanya sudah menyiratkan emosi yang sangat membuncah. Rahang yang mulai mengetat keras.

Tanpa segan, ia menarik kerah baju Bagas dengan kuat. "Gue nggak suka lo ganggu pacar gue!!" peringat Rigal dengan tegas.

Aruna meneguk salivanya, merasa ada yang tercekat di tenggorokan. Ia berusaha menenangkan pikirannya. Ingat Aruna, udah mantan!!

Bagas mendorong tangan Rigal dari kerah bajunya. Mengusap bajunya, lalu meniup-niupnya seakan tangan kotor yang baru saja menyentuhnya.

"Ini lagi? Nggak bosen? Yaudah, yang kemarin gue ambil yah?!" goda Bagas, berusaha memancing pria itu.

Aruna menoleh pada Bagas. Tertohok dengan ucapan terkahir dari kalimat Bagas. Ia memundurkan langkahnya. Biasanya ia akan panik jika mereka berdua akan bertengkar. Tetapi rasanya kali ini berbeda, Rigal bukan membelanya melainkan membela Vania.

"LO UDAH BOSEN HIDUP?!" tanya Rigal dengan teriak. Bersamaan dengan itu, satu tonjokan keras berhasil mendarat di wajah Bagas. Pria itu meringis, bekas luka lebam yang ada di wajahnya saja masih belum pulih. Tetapi kali ini sudah bertambah lagi.

Nafas Rigal menderu hebat. Matanya menyiratkan kebencian mendalam pada Bagas.

Brukkk...

Tubuh Vania langsung mendarat di tanah, setelah mendapat pukulan yang keras dari pria yang di hadapannya. Bagas benar benar tidak sengaja melakukan hal itu, kepalan tinjuannya langsung mengenai kepala Vania. Gadis itu tiba-tiba saja datang di hadapan Rigal, menghalangi tinjuan yang di tujukan pada pria itu.

RIGAL [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang