Rigal menatap keadaan sahabatnya yang kini terbaring di atas brangkar rumah sakit, akibat kesalahan yang di buatnya. Rigal mengecek ponselnya, menampakkan pukul setengah lima di sana.
Rigal yang sedang duduk di sofa, meratapi nasib Vania. Kedua orang tua dan adiknya sengaja Rigal biarkan pulang untuk istrahat. Alhasil ia yang begadang hingga pagi, matanya juga enggan tertidur.
Rigal membuka room chatnya, menampilkan nama seseorang yang selalu berada di posisi pertama.
Aruna🐼
P
P
Bangun!
Pagi!
Shalat!
Jan males!
Rigal memperhatikan chat yang ia kirim kepada Aruna. Baru saja ia hendak menaruh ponselnya di sofa, sebuah deringan langsung menghentikan aksinya. Chatnya mendapat balasan dari gadis itu.
Apa sih, Gal!
Ganggu tau nggak. Masih ngantuk
Tumben banget, chat subuh subuhKnp? Gk suka?
Bukan gtu
Trus?
Santuy mas, masih subuh
Ini mau bngun, shalat sana!Siap!
Setelah itu, Aruna tidak lagi membalas chat dari Rigal. Pandangannya kembali teralihkan pada Vania. Gadis itu sudah terbangun dari tidurnya, bahkan ia sudah memperhatikan Rigal sedari tadi.
"Sayang..." panggil Aruna dengan lembut. Rigal berjalan kearahnya, menaikkan sebelah alisnya. Menunggu lanjutan dari ucapan Vania.
"Kamu kok senyum-senyum liat hape?" tanya Vania penasaran. Pasalnya saat terbangun tadi, ia tidak sengaja mendapati Rigal sedang tersenyum tipis di depan ponselnya.
"Lagi li--" ucapan Rigal terhenti saat ucapan Vania tiba-tiba menyelanya.
"Liat foto kita yah? Maaf yah, sekarang aku nggak bisa kayak dulu lagi. Main sama kamu, jalan, nemenin kamu, belajar bareng. Maaf yah?" Vania mengambil tangan Rigal, mengelusnya pelan. Merasa bersalah pada kekasihnya.
Pria itu tertawa pelan, bahkan ia tidak lagi mengingat kenangan mereka, setelah bersama Aruna. Namun sedikit mengangguk, mengiyakan ucapan dari gadis itu. Rigal menatap tangannya, menariknya pelan dari genggaman Vania.
"Aku mau ke masjid. Habis ini langsung pulang, gak papa kan?"
Vania mengangguk dengan cepat. "Makasih yah, udah temanin,"
Rigal tidak membalas ucapan Vania. Ia berbalik, mengambil ponselnya di sofa. Lalu berjalan ke arah pintu tanpa menoleh, meninggalkan Vania yang melihat Rigal berbeda dari sebelumnya.
*****
"Apa?" tanya Rigal to the point. Ia baru saja membersihkan dirinya di kamar mandi, tiba tiba ponselnya yang berada di atas ranjang miliknya berdering, menampilkan nama Satya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIGAL [TAMAT]
Teen FictionIni hanya cerita ringan. Kenapa ringan? Karena nggak berat. Author tidak bertanggung jawab atas kebaperan yang anda alami, jadi mohon siapkan obat sendiri. _________________________________________ Pacaran tanpa cinta? Itu yang di rasakan Aruna Gavi...