30. Menerima Takdir

1.5K 62 4
                                    

Lebih baik kau kehilangan hambanya Karena Allah
Daripada
Kehilangan Allah hanya karena hambanya
Yakinlah, ketika kau melepaskan dia karena Allah
Allah akan memberimu dengan yang lebih baik menurutnya
Dan
Dari pintu mana saja
Kau hanya perlu bersabar
Menanti rencana terbaiknya

-Takbir Cinta-

♥️♥️♥️

Alhamdulillah bisa up lagi 😊

Ini part nya extra panjang
Semoga ngga bosen bacanya❤️

•••

Cahaya sang surya menelusup masuk lewat jendela. Matahari mulai menaik, menandakan telah datangnya waktu dhuha. Yasna terbangun dari tidurnya. Ia sangat lelah dengan kejadian yang bahkan seperti mimpi buruknya. Ia melupakan semuanya dengan tertidur pulas. Yasna mengedarkan pandangan, ia mencari dimana Azlan.
"Hm. Aku harap dia telah memaafkan semuanya" gumamnya. Yasna beranjak mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat sunnah dhuha.
Setelah selesai, Yasna mengambil mushaf Al-Qur'an yang beberapa hari ini jarang ia buka. Ia ingin menenangkan hati dan fikirannya. Ia begitu khusyu' dengan bacaanya. Bahkan tetes air matanya jatuh perlahan-lahan. Ketika membaca dan mentaddaburi kalam-kalam Allah. Ia menangis, ia merasa hamba yang penuh dosa.
"Alhamdulillah" Yasna menutup mushaf Al-Qur'an miliknya. Diam-diam Azlan memperhatikannya dari balik pintu. Azlan melangkah pelan mendekati wanita yang sedang berkecimpung bersama lamunannya.
"Udah baikkan?" Ujar Azlan lembut.
Yasna mengangguk sambil melipat mukenah nya.
"Maafin aku sayang" Azlan mengusap dan mencium pucuk kepala Yasna.
Rasa hangat kembali mengalir pada setiap sel-sel penyusun tubuhnya. Ia merasakan kenyamanan yang ia rindukan.
Allah, terimakasih.
Bahagia, itu yang dirasakan Yasna. Melihat Azlan telah kembali seperti yang ia harapkan pada do'a nya. Saat ini ia benar-benar tidak ingin kehilangan nya.
"Aku yang seharusnya minta maaf" Balas Yasna, lagi-lagi dengan air Mata. Wanita adalah mahluk istimewa, ia berperasaan halus sehingga mudah sekali bagi mereka untuk menumpahkan air mata.
"Mas udah maafin kamu" Azlan tersenyum hangat.
Tanpa berkata apapun, Yasna mengambil tangan Azlan. Dan mencium punggung tangannya.
"Surgaku ada padamu" Lirih Yasna.
Azlan terdiam, menatap wanita yang sedang menyalami nya. Ia tersenyum dan mengusap-usap kepala istrinya. Rasanya damai, ketika melibatkan Allah dalam urusan apapun. Yang maha mengkhendaki segala sesuatu.

***
Setelah kejadian itu di restaurant, Azlan tidak lagi melihat David. Entah dimana dirinya sekarang. Jujur, meskipun hatinya sempat sakit mengetahui ia adalah seseorang yang hatinya pernah Yasna miliki tetapi Azlan merasa khawatir dengan keadaanya saat ini. Bagaimana pun ia paham betul perasaan lelaki itu. Azlan berniat untuk mencari keberadaan lelaki yang telah menjadi sahabatnya. Ia harus menyelesaikan semua ini, ia tidak ingin hanya karena ini silaturahmi akan terputus, terlebih David yang baru saja menjadi seorang muslim. Berbagai fikiran buruk telah berkejaran di benak Azlan.
"Mas aku harus bertemu David" Ujar Yasna.
"Aku harus menjelaskan semuanya. Apa mas tidak akan marah?" Lanjutnya lagi
Azlan menyunggingkan senyum.
"Untuk apa marah?"
"Mas akan mencari David, kamu tenang ya" Azlan mengelus pelan kepala istrinya yang masing duduk dengan posisi setengah tidur diranjangnya.
"Aku ikut" tukasnya.
"Kamu dirumah saja. Kondisi kamu masih lemah" titah Azlan.
"Tapi..." Ucapannya menggangtung.
"Baiklah, semoga Allah memudahkan semuanya" Ujar Yasna pasrah.
Azlan memutuskan untuk segera pergi mencari David.
Disaat yang bersamaan, Yasna hanya mengistirahatkan tubuh dan juga fikirinnya yang akhir-akhir membuatnya kelelahan. Beberapa kali ia melafalkan do'a-do'a supaya masalah ini segera berlalu. Hanya itu yang bisa ia lakukan.

Takbir Cinta [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang