18. Sweet Honesty

1.7K 68 2
                                    

Aku hanya perempuan biasa
Yang sedang berjuang
Meraih syurga-Nya

-Layla Yasna Zanitha-

♥️♥️♥️


Yasna menatap ke arah luar jendela. Lantunan murottal mengisi suasana keheningan diantara mereka berdua. Sepanjang perjalanan Yasna tak banyak bicara, begitupun Azlan ia sangat fokus mengendarai mobilnya. Azlan melajukan mobilnya ake rumah yang sudah lama disiapkan olehnya. Rumah sederhana yang ia bangun sendiri dengan kerja kerasnya selama ini.
Azlan sudah lama menyimpan perasaan kepada gadis yang kini telah menjadi istrinya. Sejak kecil ia telah berniat untuk menikahnya. Yasna adalah cinta pertamanya. Tak ada lagi gadis selain dia yang berhasil memikat hatinya. Padahal banyak sekali perempuan yang tertarik bahkan ada yang sampai menyatakan perasaan kepadanya. Wajar jika gadis-gadis itu mengaggumi sosok Azlan Firdausy, ia pemuda tampan, cerdas, dan Hafidz. Maka tak heran, dulu sempat ada Romo kyayi yang ingin meminta Azlan untuk meminang cucunya, namun dengan alasan sangat bijak Azlan menolaknya. Ia baru saja lulus wisuda, dan saat ini ia tengah merintis perusahaanya sendiri. Ia telah menjadi seorang CEO di usia nya yang masih sangat muda, hal itu membuat Azlan menjadi sosok idaman wanita.Namun Azlan tidak peduli akan hal itu. Ia memutuskan untuk menikahi Yasna setelah merampungkan gelar sarjananya. Jadi Azlan hanya bersekolah umum sampai tingkat sekolah menengah pertama, pada sela-sela kesibukannya belajar, Di pesantrennya ia telah mengkhatamkan hafalan Qur'annya. Sejak kecil Azlan memang sudah menghafal Qur'an, ketika beranjak dewasa ia mulai serius untuk menghafal. Hingga usianya genap 15 tahun, dirinya berhasil menghafal Al-Qur'an 30Juz. Maha besar alloh, selalu ada jalan untuk hambanya yang mau berusaha. Berbagai beasiswa mulai berdatangan menyambut dirinya, mulai beasiswa dari Dalam negeri dan luar negeri. Akhirnya, Azlan memutuskan untuk mengambil Beasiswa disalah satu Universitas ternama di Indonesia. Untuk memenuhi syarat, ia mengikuti pendidikan paket C. Itulah sebabnya walaupun Azlan seusia dengan Yasna, tapi dirinya telah mendapat gelar sarjana.

Azlan menginjak Spidometer, yang akhirnya membuat mobil berhenti didepan rumah sederhana namun cukup besar untuk ditempati mereka berdua. Azlan keluar dari mobil untuk membuka gerbang rumahnya dan kemudian menjalankan mobilnya kembali untuk disimpan digarasi.

"Sudah sampai" Ucap Azlan
"Alhamdulillah" Yasna membenarkan posisi duduknya.
Azlan membuka belt yang melindungi tubuh Yasna.
Mendapat perlakuan manis untuk kesekian kalinya, Yasna hanya diam terpaku dengan debaran jantungnya yang semakin tak beraturan.
"E..Makasih" gugup Yasna. Azlan membalasnya dengan senyuman. Mereka berdua turun dari mobil dan berjalan memasuki rumah. Yasna begitu antusias melihat-lihat isi rumah Azlan. Tidak, lebih tepatnya rumah milik mereka berdua yang akan menjadi tempat tinggal untuk hidup bersama. Rumah sederhana dengan cat berdominasi warna hijau itu begitu rapi dengan tatanan barang-barang yang menghiasinya disetiap pojok ruangan. Yasna terus berjalan mengamati setiap ruangan,
"Disini cuma kita berdua?" Tanya Yasna
"Iya cuma kita berdua" jawaban yang tidak diinginkan Yasna.
"Azlan? Kamu yakin???" Mulutnya menganga
"Hm" Jawab Azlan singkat. Azlan berjalan menuju kamar, ia sudah gerah dan ingin segera membersihkan badannya.
"Azlan kamar aku dimana?" Pekik Yasna dengan suara melengkingnya.
"Ikuti aku" Azlan berjalan menuju arah kamar. Yasna mengekor dibelakang Azlan.
Disinilah mereka, diruangan yang cukup besar dengan sebuah ranjang berukuran sedang, kaca rias, lemari, meja belajar, sofa, televisi, dan satu toilet yang berada dikamarnuya.
"Ini kamar siapa?" Pertanyaan bodoh dilontarkan gadis itu.
"Kita" Azlan tersenyum penuh kesabaran
"KITA? JADI MAKSUD KAMU KITA TIDUR BERDUA?"
"Yasna bawel, aku mau mandi dulu" Azlan menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal. Nampaknya bukan hanya materi yang harus ia siapkan namun mental dan kesabaran ekstra yang harus ia miliki untuk menghadapi tingkah istrinya yang masih terlihat menggemaskan.

Buggghh.
Yasna membantingkan tubuhnya diatas kasur yang sangat empuk. Ia beristirahat sejenak sambil menunggu suaminya selesai mandi. Tunggu, suaminya? Yasna terkikik geli saat mengingat bahwa kini dirinya dan Azlan telah menjadi suami isteri. Azlan membersihkan rambut basahnya dengan handuk. Ia baru saja selesai mandi, lalu ia hendak mempersiapkan diri untuk shalat maghrib.

"Ayo kita shalat" Ajak Azlan kepada Yasna.
"Jama'ah nih?" Kali ini Yasna yang menggoda Azlan. Gadis itu benar-benar tak bisa bersifat ja'im didepan sahabat yang sudah menemaninya sedari kecil. Walaupun, statusnya kini telah berubah menjadi sepasang suami istri, tetap saja ia masih memperlakukan Azlan sesuka hatinya.
"Iya sayang" Ucap Azlan sembari menyerahkan mukenah kepada istrinya. Yasna terkikik geli mendengar nya.

Suasana maghrib ini begitu tenang. Gemercik hujan menambah kesejukan diantara pasangan halal ini. Mereka tengah mendirikan shalat maghrib berjama'ah untuk kali pertamanya. Dengan khusyuu' dan penuh keikhlasan. Azlan menuntun do'a dan wirid yang dilangitkan malam ini. Setelah selesai berdo'a, ia menyerahkan punggung tangannya kepada istrinya yang berada satu saf dibelakang nya. Yasna meraih tangan itu, dan menciumnya. Hatinya kembali merasakan ketenangan atas pernikahan ini. Azlan mengusap pelan kepala Yasna. Sungguh Azlan masih tak percaya Yasna kini telah halal baginya.

"Sekarang kamu sudah menjadi istriku, Yasna. Kamu adalah tanggung jawabku" Azlan berucap pelan.
Azlan menyentuh ubun-ubun Yasna, lalu ia mengecup keningnya dengan mengucap do'a yang terdengar samar-samar oleh Yasna.

"Ya alloh sesungguhnya aku memohon kebaikannya dan kebaikan apa yang engkau ciptakan pada dirinya.
Dan aku memohon perlindungan kepadamu dari keburukannya dan keburukan apa yang engkau ciptakan pada dirinya."

Sungguh, tubuh Yasna saat ini membeku. Ia tak bisa melakukan apapun saat Azlan mengecup keningnya cukup lama. Hatinya bergemuruh, energi cinta yang ia rasakan menjalar sampai ke saraf-saraf tubuhnya.
"Aamiin" Suara lirih yang nyaris tak terdengar diucapkan oleh Yasna. Yasna kembali meneteskan air matanya.
"Kenapa menangis?" Tanya Azlan
"Maaf" Yasna terisak dengan hidung yang sudah memerah.
"Untuk apa?" Azlan mengusap pipi Yasna pelan untuk menghapus air matanya
"Aku pernah mencintai seseorang"
Azlan hanya tersenyum mendengar pengakuan Yasna.
"Lalu untuk apa kamu minta maaf? Itu hak kamu" Jawaban seseorang yang berjiwa besar.
"Dan itu bukan kamu" Air matanya semakin deras.
Perih. Itulah kenyataan yang harus dirasakan Azlan. Ia harus mendengar pengakuan dari istrinya bahwa ia bukan lah satu-satunya lelaki yang dicintainya.
Bagaimanapun keaadaanya, Azlan tetap mencoba mengerti dan tetap tersenyum walaupun ini kenyataan pahit baginya.
"Apa kamu masih mencintai dia?" Azlan tersenyum getir
"Aku sedang berusaha melupakannya. Bantu Aku." Jawaban yang semakin membuat hati Azlan perih.
"Aku tak ingin menjadi istri durhaka. Aku takut alloh murka" Tangis nya semakin menjadi. Azlan tak kuasa melihatnya, ia merengkuh gadis itu kedalam pelukannya, ia mendekapnya erat.
"Azlan? Apa kamu mau memaafkan aku?" Yasna mendongak menatap mata yang penuh keikhlasan. Namun ia, ia menemukan seberkas kekecewaan yang terdapat pada mata lelaki yang menjadi tempat ternyamanya saat ini.
"Aku maafkan, aku ridho." Azlan menatap lekat kedua mata cokelat milik Yasna.
"Rasanya aku tak pantas untukmu. Kamu lelaki shaleh. Aku perempuan pendosa. Aku." Perkataanya terjeda ketika Azlan menghentikan nya dengan menaruh jari telunjuknya dibibir mungil istrinya.
"Cukup. Aku mencintaimu karena alloh. Aku tak peduli akan hal itu. Kita mulai keluarga kecil kita dari awal. Aku ridho, dan Aku hargai semua pengakuanmu wahai istriku"

Cup

Azlan mengecup keningnya lagi, terlihat sekali bahwa ia tak ingin kehilangan istrinya. Ia begitu mencintainya.
"Azlan kamu harus tau. Aku sangat bersyukur bisa hidup bersamamu. Alloh maha baik, ia mengirimkan lelaki hebat setalah papa yang bisa menerima semua kekurangan dan kelebihan ku karna alloh." Yasna menatap Azlan dengan air mata bahagia. Azlan kembali menenangkan Yasna dengan mengusap pelan kepala gadis yang masih mengenakan mukenah itu. Inilah yang disebut nikmat yang sangat tak tertuga. Dimana Yasna meninggalkan seseorang yang pernah mengisi hatinya namun dengan cara yang bukan semestinya. Maka alloh pun memberinya nikmat yang tiada disangka berupa cinta dalam kehalalan. Setelah David pergi, alloh gantikan ia dengan Azlan. Jodoh terbaik pilihannya.

Takbir Cinta [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang