Happy Reading guys
Jangan lupa vote and comment
(●♡∀♡)•••
Malamnya. Casya pergi ke toko buku tidak jauh dari kostnya. Dia hampir setiap hari ke toko itu, kadang membeli dan kadang juga membaca di sana sampai larut. Toh, kostnya juga dekat.
Untuk keluar malam, Casya tidak akan menutup wajahnya seperti biasa. Biarkan mereka berbisik hal aneh padanya. Yang penting tidak ada yang mengenalnya waktu di kampus.
Casya berjalan menyusuri rak-rak buku. Memilih judul buku yang menurutnya menarik. Tangannya berhenti di salah satu buku berwarna biru cerah. Casya mengambilnya. Membaca halaman pertama. Menarik, batinnya.
Dia duduk di meja pojok. Jauh dari orang-orang pengunjung toko. Karena Casya masih dalam mengumpulkan uang. Jadinya dia hanya membacanya di toko ini. Jika merasa lelah ia akan meminjam buku itu untuk dibaca di rumah.
Casya tidak tinggal dengan orang tuanya. Semenjak ke pindahannya di kampus yang mana ayahnya bekerja di sana. Casya lebih memilih hidup mandiri, masalah keuangan. Dia masih mencari pekerjaan. Jadi selama ini, masih orang tuanya yang memberikan uang jajan.
•••
Setelah diterjang macet parah akhirnya Bryan bisa memarkirkan mobilnya di toko tujuan. Dia keluar dari mobil sebelum masuk ke toko.
Gayanya memang cool. Ia memakai celana jeans hitam, dengan kaus putih bergambar dibalut jaket kulit hitam. Menurutnya ini sudah biasa, tetapi di mata mereka itu sangat luar biasa.
Bryan menyusuri beberapa rak buku mencari buku yang di carinya. Ia berhenti di rak bagian komik. Sudah lama juga dirinya tidak membeli buku komik. Dia mengambilnya. Melihat-lihat dulu untuk memastikan ke cocokannya. Merasa pas dia ambil. Kemudian berjalan lagi mencari buku yang ia suka.
"Aww," ringis Casya memegangi kepalanya.
Sontak Bryan berhenti, membalikkan badannya. Dia melihat seorang gadis yang berusaha menarik rambutnya kembali. Ia mengikuti juntaian rambut itu dan berhenti di ujung seleting jaketnya.
Bryan berusaha melepaskan tautan itu. Tetapi rambut panjang tersebut terlanjur membulat di resletingnya.
"Seharusnya ini di gunting," usul Bryan asal.
"Apa? Nggak. Biar gue yang lepasin," kata Casya melihat ke mana juntaian rambut panjangnya. Setelah menemukannya, ia menarik jaket itu mendekat dan berusaha melepaskan rambutnya.
Bryan mau tak mau melangkah mendekatinya. Melihat betapa susahnya gadis itu mencoba melepaskan rambutnya.
"Itu cuma beberapa helai rambut. Potong saja," usul Bryan mulai penat menunggu Casya melepaskannya.
"Gue bilang nggak, ini pasti bisa di lepasin," keukeh Casya.
Bryan mendesah kesal. Dia memegang tangan Casya sebelum menarik kasar tangan itu beserta rambut yang dipegangnya hingga terlepas.
"Selesai. Gitu aja repot banget," sungut Bryan merapikan jaketnya dengan cool.
Casya menatap rambutnya yang sudah tidak sama lagi dengan yang lainnya. Kemudian dia mendongkak menatap tajam lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoodie (TAMAT)
Teen FictionCerita masih lengkap :' Semua orang pasti mempunyai rahasia. Tidak terkecuali gadis ini. Rela pindah ke kampus lain demi menyembunyikan identitasnya yang asli. Dibalik hoodie, kaca mata hitam dan rambut panjangnya ada rahasia. Hanya keluarga dan Tuh...