"Apa yang mau lo katakan?"
David membenarkan posisinya menghadap Casya, menatap gadis itu dari samping. Sebenarnya sudah lama juga dirinya menyukai cewek itu, namun melihat dia menyukai sahabatnya. Ia terpaksa mengalah.
"Lo ingat waktu mau ke kampus lama lo. Gue ngelarang kalian ke sana dengan alasan takut, bukan? Tapi sebenarnya ....
Flashback
Dua hari sebelum hari libur ke kampus lama Casya. Jalan rumah David melewati kampus itu. Ia tak sengaja mendapati seseorang yang ia kenal selama ini, sekaligus gadis yang dicari oleh sahabatnya.
Ia menghentikan mobilnya tak jauh dari sana, menajamkan pandangan. Gadis itu berjalan ke arah mobilnya, ini kesempatan yang bagus untuk mengetahui yang sebenarnya. Ia keluar menghadang Cinta tepat di depan mobilnya.
"Tunggu," cegat David. "Lo Cinta bukan?"
Cinta mengangguk tersenyum. "Iya, bukannya lo David? Seneng deh bisa ketemu sama temen SMA. Oh ya, Bryan mana?"
"Di rumahnya. Boleh ngobrol sebentar?"
"Tentu, di mana?"
"Cafe aja."
Setibanya mereka di cafe, memesan minuman dan cemilan barulah David mengawali dulu. Sungguh, banyak pertanyaan yang menghinggap di kepalanya saat ini.
"Bukannya lo udah mati ya?"
Cinta melotot tak terima. "Enak aja, kapan gue mati? Denger ya." Ia akan mulai bercerita.
"Setelah lulus SMA gue ngilang, itu yang mereka pikirkan. Sebenarnya gue tinggal sama tante dan om gue. Memang bener ada yang bilang gue mati, tapi gue selamat berkat cowok itu. Gue nggak tahu siapa dia, wajahnya pun buram dan saat itu gue langsung pingsan. Semoga aja kita bisa ketemuan nanti, gue mau bilang makasih soalnya," ceritanya.
"Terus lo nggak ngabarin orang tua lo sama Casya?"
Cinta menggeleng tanpa dosa. "Setelah Casya pindah dari kampus gue, gue kembali sekolah di kampus itu. Gue cuma nggak mau ngeliat dia sedih, banyak isu di sekolah kalo gue meninggal. Itu juga sampai di telinga Casya, karena pas kejadian itu dia ngeliat gue nggak sadarkan diri. Dia pikir mungkin gue udah meninggal."
"Egois lo. Lo nggak inget sama Bryan? Selama dua tahun ini dia berusaha nyari lo dan ketemu sama Casya, Casya yang ngasih tahu kalo lo udah meninggal. Sekarang gue mau tanya. Lo masih suka sama Bryan?"
"Iya, gue mau ketemu dia. Boleh minta bantu?"
David menggeleng.
"Kok nggak sih, gitu lo sama pacar sahabat sendiri?"
"Karena hati Bryan jatuh ke Casya, adek lo sendiri. Sekarang pilih. Hati adik lo atau Bryan?"
"Bryan lah, gue masih cinta sama dia. Please, bantu gue ketemu sama dia," jawab Cinta lugas.
"Oke, gue bantu lo. Tapi nanti."
Dan gue siap menjadi tumpuan Casya, batin David.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoodie (TAMAT)
Teen FictionCerita masih lengkap :' Semua orang pasti mempunyai rahasia. Tidak terkecuali gadis ini. Rela pindah ke kampus lain demi menyembunyikan identitasnya yang asli. Dibalik hoodie, kaca mata hitam dan rambut panjangnya ada rahasia. Hanya keluarga dan Tuh...