◎ Hoodie 04 ◎

3K 195 0
                                    

Happy Reading guys
Jangan lupa vote and comment
(●♡∀♡)

•••

Setelah Bryan keluar dari ruang ilmiah. Di belakangnya ada office boy yang bertugas mengecek semua ruangan yang belum terkunci, kecuali ruang kelas.

Dan lelaki itu membuka pelan knop pintu hingga tak menimbulkan suara apa pun. Pintunya terbuka. Itu artinya ruangan ilmiah tersebut belum dikunci. Pria tersebut menutup kembali pintunya dan tak menimbulkan suara lagi. Kemudian mencari kunci ruangan tersebut sebelum benar-benar menguncinya. Dan berlalu pergi.

Melihat bayangan itu pergi. Casya menaikkan bahunya acuh sebelum akhirnya melanjutkan makan. Dia kira bayangan tadi adalah Bryan.

•••

Mereka bertiga berkumpul di parkiran kampus. Duduk di trotoar kecil yang melingkar di kaki pohon. Dengan menyesap rokok mereka. Ketiganya duduk tepat di depan mobil Bryan.

"Istirahat tadi lo ke mana? Tumben nggak langsung ke kantin," tanya David mengingat sahabatnya lama datang ke kantin.

"Ada urusan sebentar," jawab Bryan sekenanya.

"Urusan apaan nih? Urusan cewek?" timpal Stevan menggoda sahabatnya. Diakhiri tawa oleh kedua sahabat Bryan.

Bryan sendiri mendengus kesal. "Kalian urusannya cewek mulu. Gue tuh ada urusan sama cewek aneh itu. Dan rencana kalian berdua, gagal total," jelas Bryan begitu kesal pada mereka.

"Kita kan nggak tahu kalau endingnya kayak gini, bener kan Vid?" kata Stevan meminta persetujuannya.

David mengangguk mengiyakan. "Ho'oh, orang mana tahu masa depan."

"Eh, tapi kok lama gitu ya urusannya. Lo ngapain aja sama dia?" penasaran mulai Stevan.

"Gue hampir buka kedok dia. Tapi dianya terus ngebacot dan malah gue yang kena bacotannya. Pokoknya tuh cewek aneh buat gue. Gue nggak bisa lama-lama bareng dia," pasrah Bryan menggelengkan kepalanya, merasa tak kuat untuk menerima beban nasibnya sendiri.

"Sabar aja elah ... nanti juga dia capek sendiri nutupin tuh muka," kata David menepuk pundak Bryan.

"Btw, cewek aneh itu mana ya? Dari tadi gue nggak liat dia," tanya Bryan seraya celingukan ke arah pintu masuk kampus.

"Lo suka sama dia?" goda Stevan lagi.

"Apaan sih. Nyari dia doang dibilang suka, entar gue nyari kalian berdua dibilang suka lagi. Ih ...," kata Bryan diakhiri kidikan ngeri.

Lantas kedua sahabatnya tertawa puas mendengar tuturan yang keluar dari mulut sahabatnya sendiri.

Bryan berdiri.

"Eh, mau ke mana lo?" tanya David.

Bryan menjatuhkan putung rokoknya yang sudah habis sebelum diinjak hingga padam. "Buku gue ketinggalan di kelas," katanya sebelum pergi.

Kedua sahabatnya menggelengkan kepala. "Bad boy tapi suka baca buku? Aneh," gumam David.

"Kalau bukunya pelajaran baru lo bilang aneh. Lah ini komik," timpal Stevan.

Hoodie (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang