Happy Reading guys
Jangan lupa vote and comment
(●♡∀♡)•••
Karena buku pinjamnya sudah selesai ia baca sampai tuntas. Malam ini Casya akan mengembalikannya dan akan meminjam lagi. Rambutnya ia gerai ke belakang dengan jepit hitam di atas telinga kirinya.
Dalam perjalanan ia berharap tidak lagi bertemu dengan pria gila itu. Cukup di kampus dia bertemu dengannya.
Sepulang dari toko buku. Casya bernapas lega, ternyata lelaki itu tidak datang di saat yang sama lagi. Sejak sore tadi Casya belum makan. Ia berhenti di penjual mie ayam pinggir jalan.
Nafsunya ingin makan mulai muncul. Dan berakhir duduk di sana seraya menunggu pesanannya datang. Sesekali Casya memainkan ponsel. Hanya melihat status orang, lalu menekan love di sudut bawah foto. Memang membosankan. Ia jarang mendapatkan pesan, apalagi membalas pesan.
Teman-teman di kampus lamanya pun jarang mengiriminya pesan. Ya, walaupun ada satu atau dua.
Tak lama pesanannya datang, Casya langsung memakan mie semangkuk itu. Tidak peduli dengan orang di sekitarnya. Yang diam-diam melirik luka di wajahnya.Tiba-tiba ponselnya bergetar, semacam pesan. Casya menghentikan aksi makannya. Mengambil ponsel di atas meja, ia melihat ada pesan masuk. Karena penasaran, ia segera membukanya. Pesan itu berasal dari nomor yang belum tersimpan.
Coba lo lihat ke samping kiri
Casya mengerutkan keningnya. Sudah dari orang tidak di kenal dan sekarang disuruh. Aneh. Walaupun begitu, Casya tetap menurutinya. Ia menoleh ke kiri.
Lelaki itu tersenyum padanya. Casya mendesah kesal. Lagi dan lagi dia bertemu dengan lelaki gila. Lolos dari toko ia bersyukur. Dan tidak lolos dari penjual ini ia mengumpat serapah.
Casya mengabaikan. Ia melanjutkan makannya dengan tak nafsu lagi. Tapi bagaimanapun juga dia harus menghabiskan. Mubazir bukan.
"Lahap banget, Neng," goda Bryan dengan satu tangan menopang dagu. Memperhatikan gadis itu dari samping. Sangat manis.
"Apa lo liat-liat," sungut Casya tanpa menoleh, kemudian memakan mienya lagi.
"Lo masih ingat syarat tadi siang?" tanya Bryan mempertahankan posisinya.
"Hem," jawab Casya seadanya.
"Karena kita ketemunya sekarang. Gue ngomongnya sekarang aja." Ia membenarkan posisi duduknya menghadap Casya yang masih acuh.
"Setelah ini lo harus ikut gue," katanya.
"Kemana?" tanya Casya tanpa mau menoleh atau meliriknya.
"Pokoknya ikut aja. Kalau selesai gue tunggu di mobil gue. Dan makanan lo udah gue bayar," kata Bryan sebelum pergi.
Casya menaikkan bahunya acuh. Ia berterima kasih dalam hati karena uang bulanannya tidak luang sekarang. Makanannya habis, ia langsung meninggalkan penjual itu. Dan mencari sesosok pria gila.
"Lo mau ngajak gue ke mana?" tanya Casya lagi saat di hadapan lelaki itu.
"Masuk," suruh Bryan membuka pintu mobil sebelah kemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoodie (TAMAT)
Teen FictionCerita masih lengkap :' Semua orang pasti mempunyai rahasia. Tidak terkecuali gadis ini. Rela pindah ke kampus lain demi menyembunyikan identitasnya yang asli. Dibalik hoodie, kaca mata hitam dan rambut panjangnya ada rahasia. Hanya keluarga dan Tuh...