◎ Hoodie 10 ◎

2.3K 146 1
                                    

Happy Reading guys
Jangan lupa vote and comment
(●♡∀♡)

•••

     Cinta menarik tangan Bryan untuk segera naik ke atas rumah pohon. Tempat itu selalu dijadikan tempat untuk mereka berdua bersantai.

Cinta langsung duduk bersila menghadap pemandangan pepohonan yang menjulang tinggi. Sangat indah dan menyejukkan. Bryan sendiri duduk di sebelah kekasihnya.

"Ah ...! Udaranya seger banget. Kalau mau aku akan tinggal di sini selamanya," kata Cinta seraya menghirup udara segar sebanyaknya.

Lelaki di sebelahnya tersenyum memandang wajah Cinta dari samping. Matanya terlalu fokus pada wajah cantik itu. Dia mengabaikan ocehan Cinta, memilih untuk tetap memandangnya. Gerakan bibir tipis itu yang membicarakan ini itu tanpa henti menambah kesan manis pada gadis itu.

Cinta menoleh ke samping. Matanya langsung terkunci oleh lelaki di hadapannya. Ia menyungging senyum manis menunjukkan deretan gigi putihnya. Lucu, saat melihat kekasihnya memandang seperti itu.

"Hei," kacau Cinta menghamburkan lamunan Bryan.

Bryan langsung tersadar. "Apa?"

"Ngelamun lagi ya ...," goda Cinta menggelitik pinggang Bryan.

Bryan sedikit memiringkan tubuhnya karena geli. "Ets, geli."

Cinta tertawa melihat wajah Bryan yang sedikit kesal karenanya. Dia menoel pipi Bryan berkali-kali.
"Ngambek nih ye ...," katanya.

Bryan melengos ke depan, berpura-pura ngambek acuh.
Melihat kekasihnya cemberut seperti itu. Ide jahil turun ke otak Cinta. Dia memposisikan tubuhnya menghadap depan.

"Tadi, waktu di kelas saat kamu nggak ada. Ada cowok yang nyoba deketin aku, dia itu manis, cakep, humoris juga. Saat dia deketin aku, dia buat aku ketawa mulu. Jadi ke inget dia," kata Cinta sembari menopang dagu melihat langit, membayangkan wajah kekasihnya yang akan marah sebentar lagi.

Bryan langsung menoleh ke samping. Kepalanya sudah bertanduk panjang. Matanya menajam pada gadis yang tengah senyum-senyum sendiri.

"Apa kamu bilang? Cowok lain. Siapa namanya, biar aku hajar besok habis-habisan," emosi Bryan.

Cinta tersenyum lebar menoleh ke Bryan. "Tapi bo'ong," candanya di lanjut tawa lepas. Dia senang sekali melihat wajah kekasihnya marah bak banteng terpancing kain merah.

Wajah Bryan mendadak melongo.
"Cinta ...," sebal Bryan menggertakkan giginya.

"Apa? Mau mukul cowok itu, iya? Pukul aja. Lagipula cowok itu cuma ada di hadapan aku sekarang. Pukul dia," tantang Cinta di sela tawanya.

Bryan terlanjur sebal, dia menggelitiki pinggang Cinta. Membuat gadis itu terus tertawa sampai terguling ke lantai saking gelinya.

"Ini balasan bagi orang yang selalu bohongin pacarnya," kata Bryan masih sebal.

"Bryan ... udah ... maaf maaf maaf maaf," kata Cinta terus meminta maaf berulang kali.

"Nggak akan aku maafin."

Cinta masih tertawa dibuatnya. "Sayang ...," kata Cinta akhirnya. Mungkin dengan berucap seperti itu akan berakhir.

Hoodie (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang