◎ Hoodie 23 ◎

1.8K 134 1
                                    

     "Yakin masih kuat lihatnya?"

Casya mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dalam hal apa pun, dirinya harus ikhlas. Karena dia bukan miliknya, dia milik kakaknya. Hanya Cinta yang punya.

"Kuat, untuk apa lemah lihat pemandangan biasa itu. Pergi yuk," ajaknya menggandeng tangan David untuk pergi dari pijakannya.

Berharap membuat kita lelah. Lelah menunggu, apalagi tanpa usaha. Karena semua impian harus diraih dengan DUIT (Do'a Usaha Ikhtiar dan Tawakkal) bukan dengan menunggu tanpa usaha sama sekali. Membuat otak jenuh saja.

Casya tidak akan berharap lagi. Ia mengubur dalam kenangan bulan lalu bersama lelaki terkenal itu. Dan yang ia pikirkan sekarang adalah memandang masa depan. Jodoh akan datang sendiri ya kan? pikirnya.

"Nanti temenin gue ke toko buku ya?" mintanya.

David sedikit menunduk untuk melihat wajah Casya sebelum mengangguk. "Mau beli buku apa?"

"Ada novel pengeluaran baru."

"Oh ... lo suka buku novel toh."

Casya mengangguk antusias. "Suka pake banget."

"Adek gue juga suka novel sejak kecil, mau gue tunjukin perpustakaan pribadinya?"

"Punya perpustakaan pribadi? Sebanyak itu buku novelnya?"

David mengangguk, tidak mungkin dirinya berbohong mengenai hal ini. Melihat wajah berbinarnya saja membuatnya ikut senang.

"Lo juga boleh minjem," tawarnya.

"Emang boleh?"

"Tentu. Karena nanti Nia pulang. Lo mau kan ikut ke bandara jemput Nia?"

"Iya, gue juga penasaran sama adek lo itu."

Tak terasa dari belakang keduanya telah dibayang-bayangi oleh seseorang sejak tadi. Ia menggertakan giginya karena merasa dirinya tak dianggap sebagai sahabatnya lagi.

•••

     Casya menghela nafasnya sebentar sebelum menghampiri kedua keluarganya yang tengah berbincang di taman.

"Hai Ayah, hai Kak," sapanya dengan senyum khas dia.

Keduanya menoleh dan terpaksa menghentikan pembicaraan mereka.

"Ganggu ah, nggak liat apa gue sama Ayah lagi ngomong?" ketus Cinta merasa tak nyaman dengan kehadiran adiknya.

"Lanjutin aja Kak, gue cuma pengen gabung kok," jujurnya.

"Bagus deh kalau lo ada di sini. Cinta tadi bilang kalau dia mau tunangan sama Bryan," beritahu Ayahnya.

Casya tersenyum lebar menatap Cinta.
"Selamat ya Kak, Kak Cinta seneng gue juga seneng. Kira-kira tanggalnya kapan? Udah di tentuin belum?"

"Udah dong, tanggal 13 April. Pihak laki-laki sama pihak perempuan sudah setuju. Lo jangan lupa datang ya? Pasti seru."

Raut Casya mendadak berubah. "Tapi Kak, tangal itu kan—"

Hoodie (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang