Happy Reading guys
Jangan lupa vote and comment
(●♡∀♡)•••
Mereka sudah menyiapkan jebakan untuk seorang gadis aneh. David dan Stevan bersekongkol dengan sebagian para anak kampus. Tanpa membujuk, mereka langsung menyetujuinya.
Semua siap di tempat ketika melihat Casya mulai memasuki kawasan koridor.
Di lain sisi. Dengan santainya Casya menyusuri koridor, ia menyadari seperti ada yang berbeda di hari ini. Casya tidak mendengar bisik-bisik seperti biasanya. Tapi ya sudahlah, Casya mengangkat bahunya acuh dengan tetap melangkah ke kelas. Walaupun dirinya jalan menunduk dan sesekali melihat depan, ia hafal di mana letak kelasnya.
Casya melirik sekilas ke samping kanan dan kiri. Hanya ada beberapa anak di sana. Tidak biasanya kampus sepi seperti ini, batinnya.
David menghitung satu sampai tiga dengan jarinya tanpa suara. Kemudian menarik talinya yang ia pegang. Di ujung satunya, Stevan juga memegang tali itu.
BRUUK!
Casya jatuh tersandung tali. Lututnya terasa sakit. Firasat buruknya ternyata benar. Ia berusaha bangkit, namun ada yang mendorongnya sehingga Casya jatuh lagi.
Akhirnya Casya menyerah untuk bangkit. Dia memilih membalikkan badannya dan duduk menghadap mereka. Ia masih menunduk dengan sesekali membenarkan hoodienya.
"Dia kan yang nantang lo waktu itu?" kata Stevan menunjuk Casya.
Sebagian anak kampus yang ikut serta mengerumungi mereka. Melihat aksi pangeran kampus yang akan menghabisi gadis biasa.
Bryan melipat tangan di dadanya tepat di hadapan Casya. "Lo nantang gue waktu itu buat natap lo 'kan? Hari ini juga gue terima tantangan itu," kata Bryan.
Tunggu-tunggu! Bukankah Casya menantangnya suatu saat nanti. Mengapa malah hari ini? Raut Casya mulai panik. Meskipun tidak ada yang menyadarinya.
"Buka hoodie lo sekarang!" suruh Bryan tegas.
Casya mencari cara agar bisa kabur dari pijakannya sendiri.
"Hei, lo denger Bryan nggak?" timpal Chika mulai kesal melihat Casya tak kunjung menuruti ucapan Bryan.
Casya menggeleng. "Gue nggak mau," tolaknya.
"Buka sendiri atau kita keroyokan." Pilihan dari David ini membuat mereka semakin ingin melihat ada apa di balik hoodie itu.
Casya akhirnya berdiri, masih tetap menunduk. "Apa urusan kalian dengan ini? Jangan ada yang berani buka hoodie gue." Selepasnya Casya memundurkan diri beberapa langkah sebelum akhirnya berlari, kali ini ia menatap depan.
"Kejar dia!" suruh Bryan menunjuk punggung Casya sebelum berlari mengejarnya, diikuti sebagian murid mahasiswa dan mahasiswi kampus.
Casya berlari secepat mungkin. Jika dilihat dari depan. Wajah Casya bisa terlihat, hanya saja kaca mata hitamnya masih menempel. Sementara hoodie dan rambut panjangnya terbang ke belakang.
Ketika di belokan. Casya langsung masuk ke ruang perpustakaan dan segera menutup pintunya. Perpustakaan itu masih sepi tanpa penghuni. Kesempatan ini Casya gunakan untuk membenarkan hoodie dan rambutnya. Napasnya tak menentu, ia berusaha menetralkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoodie (TAMAT)
Teen FictionCerita masih lengkap :' Semua orang pasti mempunyai rahasia. Tidak terkecuali gadis ini. Rela pindah ke kampus lain demi menyembunyikan identitasnya yang asli. Dibalik hoodie, kaca mata hitam dan rambut panjangnya ada rahasia. Hanya keluarga dan Tuh...