Casya tertawa sendiri melihat tontonan kartun di layar televisi. Dengan mengemil keripik singkong, tawanya semakin jadi kala tontonan itu dibuat lucu olehnya. Anggaplah Casya ini anak kecil, tidak suka nonton berita demi tontonan anak kecil. Tapi siapa juga yang peduli dengan hal itu.
Di jam seperti ini semua sudah tidur, berbeda dengan Casya yang masih melihat kartun. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam lewat, kemarin ia bersenang-senang dengan kekasihnya. Dan malam ini dia akan istirahat dulu. Ditambah lagi kemarin orang yang punya kost menagih bulanannya. Bagaimana tidak menagih jika Casya tidak membayarnya selama tiga bulan. Pantas bukan jika beliau marah, dan jata waktu untuk pembayarannya lusa. Dapat darimana Casya uang jika tidak meminta ke orang tuanya.
Tak lama terdengar suara ketukan pintu, Casya mendengus. Malam-malam masih adakah yang mau mengganggunya. Dengan gontai ia berjalan membukakan pintu.
"Malam Casya!" sapa kakaknya tiba-tiba memeluk.
Awalnya ia terkejut, tapi lama juga dirinya tidak mendapatkan pelukan itu. Perlahan senyum Casya mengembang. Cinta lebih dulu melepaskannya.
"Kakak malam-malam kok ke sini?" tanya Casya perlahan.
Cinta mendorong pelan bahu Casya untuk masuk lalu menutup pintunya. Ia menyodorkan paper bag yang entah isinya apa.
"Pakai ini sekarang dan ikut gue, cepetan," perintahnya tak lupa dengan senyum manis.
Casya menerimanya, ia mengernyit ketika membuka tas itu. "Baju? Mau ke mana emang?"
"Jangan bacot deh, jarang-jarang loh gue ngelakuin ini. Jangan lewatkan malam ini dan cepetan pake, sepuluh menit harus selesai."
Ia tersenyum lebar. "Baik Kak, makasih." Barulah dirinya masuk ke kamar mengganti pakaian.
Cinta duduk di sofa, menyilangkan kakinya seraya memegang ponsel.
Gue suruh lo siap di tempat
Siap
Mendapat balasan itu, Cinta mulai asik dengan pikirannya. Selangkah lagi gue bakal berhasil, dasar lugu.
"Kak Cinta, ini kenapa bajunya terbuka gini?" cibir Casya membenarkan posisi bajunya yang menurut dia aneh.
Cinta berdiri, memegang bahu Casya.
"Itu tren jaman sekarang, udah ah yuk pergi," ajaknya menarik tangan Casya.Casya menahannya. "Aku ganti baju aja deh Kak, nggak nyaman pake pakaian ini."
Bagaimana Casya bisa nyaman, jika bajunya tanpa lengan dan bagian punggungnya terlihat penuh. Ditambah celananya sangat pendek. Ia jadi beranggapan bila bajunya kekurangan kain. Memakai rok saja dia agak aneh, di tambah pakaian ini.
"Aduh Casya, lo jadul banget sih. Jangan bacot deh, ayo." Cinta menarik paksa tangan Casya, menyuruh dia masuk ke mobil yang baru saja dibelikan oleh Ayah mertuanya.
"Kak Cinta bawa jaket nggak?"
"Nggak, udah gitu aja lo cantik."
Setibanya di tujuan, Casya menggeleng untuk keluar. Karna dia tahu tempat apa itu. Club.
"Ayo Cas keluar," paksa Cinta menarik tangan Casya dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoodie (TAMAT)
Novela JuvenilCerita masih lengkap :' Semua orang pasti mempunyai rahasia. Tidak terkecuali gadis ini. Rela pindah ke kampus lain demi menyembunyikan identitasnya yang asli. Dibalik hoodie, kaca mata hitam dan rambut panjangnya ada rahasia. Hanya keluarga dan Tuh...