◎ Hoodie 29 ◎

1.8K 111 5
                                    

     "LO YANG GILA!" emosi Bryan terpancing.


"Tunggu Yan, kita juga nggak tahu pasti. Cowok itu yang ngasih tahu kita. Itu ejekan atau kebenaran kita mana tahu sebelum diselidikin. Lo tahu sendiri kan, semenjak Cinta datang. Casya selalu kena masalah, setidaknya lo perhatiin dikit sifat Cinta," cerca David sabar.

"Iya Yan, gue juga mikir gitu. Kita tahu lo nggak akan terima. Coba lo bandingin sifat Cinta yang dulu sama sekarang, dia berubah seratus delapan puluh derajat," timpal Stevan membenarkan.

Emosi kian Bryan mereda, dia kembali duduk. Penjelasan mereka juga ia benarkan. Ia melihat Casya, cewek itu nampak diam sejak tadi. Mungkin ada yang di pikirkannya mengenai hal ini.

"Oke, kita cari tahu kebenarannya," kata Bryan akhirnya.

"Caranya?" tanya David .

"Nanti gue kasih tahu tugas kalian."

•••

     Mungkin ini sudah sepuluh kalinya Casya berjalan bolak-balik tak tentu. Pikirannya kacau, bagaimana bisa saudaranya dibilang gila. Padahal kakaknya tidak punya masalah, hidupnya bahagia, lalu apa yang menyebabkan dia bertindak seperti ini pada dirinya. Adiknya sendiri.

"Berhenti mikirin yang enggak-enggak, Sya. Itu Kakak lo sendiri, jangan nethink terus. Do'ain aja Kak Cinta nggak pa lpa, dia bahagia," sugestinya sendiri.

Tak lama ponselnya berbunyi, ia mengambilnya di atas ranjang. Nama penghubungnya tidak tertera, itu artinya orang tak dikenal mengetahui nomornya. Untuk mencari tahu siapa dia, Casya mengangkatnya.

"Halo," sapanya dengan nada berwaspada.

"Ini Casya, bukan?"

"Iya, saya sendiri."

"Bagus deh."

"Kalau boleh tahu ini siapa ya?"

"Sebenarnya lo nggak perlu tahu, cukup simpan nomor gue dengan huruf Y. Kalau nggak, lo nggak bakal tahu apa-apa tentang Cinta."

"Apa yang lo tahu dari Kakak gue?"

"Besok temui gue di kampus lama lo di atap gedung, lo boleh bawa temen-temen lo kalo mau."

"Lo ta—"

Tut

Casya menjauhkan ponselnya dari telinga. Merasa aneh juga kenapa pria itu menelponnya cuma untuk mengajaknya bertemu di atap gedung kampus. Ia segera keluar kamarnya, memberitahu David kabar ini.

"Kak Casya mau ke mana?" tanya Mila tak sengaja melihat Casya terlihat buru-buru pergi.

"Em ... mau ke kamar David, dia ada kan?"

Hoodie (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang