29. Terciduk

394 72 30
                                    

Freshly written.
Enjoy reading!

Hanenda Camitengku💕 [23.15]
Sudah tidur ya? Saya berangkat ke Surabaya dulu ya Nae. Tugas saya masih belum selesai. Sweet dream sayang😘

Me [23.16]
Camitengku? Ini pinjam hp tadi cuma buat ganti nama kontak aja?Penting banget ya Nend. Saya belum tidur. Kok nggak bilang tadi kalau mau ke Surabaya? Ini dimana?

Aku segera turun dari ranjang dan membuka pintu kamar. Berharap masih bisa melihatnya, tapi yang kutemukan malah ayah yang sedang mematikan televisi. Dari beliau aku tahu bahwa Hanend dan Naka sudah berangkat beberapa saat yang lalu.

Aku tahu soal Naka yang akan bertolak ke Jakarta dengan kereta malam ini. Tapi tidak terpikir kalau Hanenda turut serta. Kukira benar dia akan menginap di rumah.

Hanenda Camitengku💕 [23.15]
Camitengku= CalonsuaMiganTengKu😜
Keren kan nama kontaknya😘
Maaf nggak sempat bilang tadi. Kamunya semangat banget cerita pembullyan Nares dan Citra sepanjang jalan pulang. Hehe.
Salam ke mereka ya. Gak papa mereka jadi pendukung Nanta. Tapi minta tolong sama Nares dan istri untuk jagain kamu dari dia selama saya nggak ada ya?😎

Ini hampir sampai stasiun. Cepet tidur calon istri.💋

Ah iya. Tadi kami tidak sengaja bertemu Nares dan Citra. Mereka juga sedang jalan-jalan sekitaran alun - alun kota. Suara cempreng Citra memanggilku dengan suka cita. Meski hanya beberapa menit, cukuplah mereka mempermalukanku di depan Hanenda.
Sebulan ini belum puas mereka membullyku. Bersama Hanendapun tanpa sungkan aku digoda habis - habisan. Parahnya, Nares dan Citra dengan polosnya mengikrarkan diri tetap menjadi pendukung fanatik Ananta. Hanend tidak sedikitpun tampak tersinggung, malah merespon mereka dengan senyum.

Me [23.16]
Astaga emotnya Nend 😒. Menjyjyqqan! Sumpah anda alay. Biasa aja deh. Hati- hati di jalan. Kasih kabar kalau sudah sampai ya. Salam ke Tante, Om dan Hisa.

Hanenda Camitengku💕 [23.20]
Haha. Maklumlah sayang baru juga punya pacar. Ok nanti saya salamkan. Istirahat, sudah malam. Nanti kalau sampai dikabarin.
Love you.

Aku tak membalas pesannya. Benar - benar ini Hanend ya. Makin lebay. Telat jatuh cinta begini banget efeknya. Yang dulunya datar tanpa ekspresi, sekarang? Tambah bikin esmosi!

~•~•~•~•~

"Nilai sudah ku entry Cit. Tinggal comments saja. Nanti bantu check ya. Takutnya kaya tahun lalu. Nama lupa nggak diganti di akhir. Bisa habis di hajar parents lagi."

Seminggu setelah anak-anak melaksanakan Penilaian Akhir Semester, kami mulai sibuk mengerjakan nilai beserta tethek bengeknya. Karena 2 hari kemudian pembagian rapor kepada wali murid

"Haha,masih trauma Nae?"

"Banget haduhh, kebayang dipelototin mamanya Carl lagi..No, big No!"

"Kalo sekarang disinisin panggil babang
Hanenda aja, suruh cari pasal apa kek buat BAP mama Carl yang horor itu."

"Kan...suka ngelantur deh bu mil, dari bahasan bantuin check melencengnya tetep ke sana-sana aja."

"Haha. Siap bos. Nih masih bantuin kelas 1 dan 3 dulu."

Pembicaraan kami terhenti mendengar telepon  berdering. Prisca yang berada tak jauh dari gagang telfon menerima panggilan dari telepon internal sekolah kemudian meneriakkan namaku.

Buku ke- 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang