Awal kebahagiaan katanya

8.8K 254 0
                                    

   Mikha keluar dari kamar mandi. Sebelumnya ia mengintip terlebih dahulu apakah ada Adam atau tidak dikamarnya. Mikha membaringkan tubuhnya diatas kasur yang masih menyisakan bau Adam. Berarti Adam baru saja keluar. Pikiran Mikha menerawang tentang Adam. Setiap perlakuan Adam kepadanya. Pantaskah ia mencintai Adam yang sudah begitu baik padanya? Ia hanya pelacur. Setetes air mata keluar di pelupuk mata Mikha. Memang sebaiknya ia menyembunyikan perasaannya pada Adam entah sampai kapan itu.

Mikha menenggelamkan kepalanya ke dalam bantal. Merutuki atas apa yang telah dilakukannya. Ia menyesal telah mengusir Orin dan kini Orin meninggalkannya. Ia menyesal mengikuti kata-kata Amanda sehingga ia menjadi pelacur sekarang. Ia menyesal tak kabur malam itu sehingga ia kehilangan kehormatannya. Ia menyesal mencintai Adam sehingga membuatnya seringkali frustasi. Ia menyesal telah menangisi penyesalannya. Ia menyesal telah merutuki penyesalannya. Ia menyesal.

Tiba-tiba saja Mikha dipeluk dari belakang. Ternyata itu Adam, Mikha jadi salah tingkah karenanya.

" Kenapa nangis lagi hm? Nyesal lagi? " Tebakan Adam benar. Selama ini Mikha selalu menangis akibat penyesalannya

" Menyesalkah kamu bertemu denganku? " Tanya Adam. Mikha memilih diam. Dia juga tak tahu apa jawabannya.

" Tak ada yang perlu kau sesali Mikha. Kau itu tidak melayani semua orang tapi hanya aku. Menurutku itu bukan pelacur. " Adam membelai lembut pipi Mikha yang terkena air mata

" Baiklah kalau begitu aku akan membahagiakanmu. Sampai kau kelelahan menghadapi kebahagiaan itu " Aku terkekeh mendengar perkataan Adam. Mana ada orang yang lelah menghadapi kebahagiaan. Lalu Adam memeluk Mikha, membenamkan Mikha di dadanya. Mikha telah menjadi candu seorang Adam

...

Esoknya Adam menepati janjinya. Ia membawa Mikha ke sebuah tempat yang dijamin akan disukai Mikha

" Mikha, bersiap-siaplah. Kita akan pergi " Ucap Adam mengusik aktifitas Mikha yang sedang berkutik dengan laptopnya. Palingan tugas kuliah lagi

" kemana? " Tanya Mikha.

" Ikut saja dulu "

" Gak lama kan? " Tanya Mikha

" ga kok,  bentar aja " Adam menutup laptop Mikha secara paksa. Lalu menarik gadis itu secara paksa pula. Maaf bukan gadis tapi wanita.

Tak seperti biasanya. Kali ini Adam membawa Mikha tanpa kendaraan mewah apapun. Hanya berjalan kaki menyusuri jalanan perkomplekan yang bertebaran daun-daun kering. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan.

Pantas saja mereka berjalan kaki. Ternyata tempat tujuan itu bisa dibilang dekat. Tempat itu adalah sebuah taman yang penuh dengan canda ria anak-anak. Mereka berlarian sambil tertawa.

Adam tahu Mikha menyukai anak kecil. Buktinya mata Mikha tak lepas dari anak-anak itu. Senyum indah terukir di bibirnya. Adam menggandeng tangan Mikha kearah sebuah tempat duduk yabg tersedia di taman ini.

" Ini hanya awal kebahagiaanmu saja, setelah ini kamu akan kuberi kebahagiaan lainnya. " Ucap Adam. Mikha menoleh kepada Adam

" Apalagi kalau kamu jadi istriku, bakal kubahagiakan selamanya deh " Imbuh Adam menimbulkan senyuman yang jelas sekali ditahan Mikha. Adam tertawa pelan melihat reaksi Mikha

Mikha kembali menikmati anak-anak kecil yang berlarian. Tak mempedulikan Adam yang diam-diam ikut menikmati lekukan wajah Mikha yang sering menbuatnya tenang.

" Pengen punya satu gak? " Tanya Adam di telinga Mikha

" Apa? " Tanya Mikha balik, Mikha tak menoleh pada Adam ia hanya ingin melihat tawa riang dari anak kecil itu

" Anak " perkataan Adam yang singkat tak mampu menimbulkan reaksi yang diinginkan. Mikha hanya mengangguk menjawab perkataan Adam sedangkan tatapannya tak beralih kepada Adan

" Bukan hanya satu yang kuingin tapi empat puluh. " Kata Mikha lirih

" Karena aku ingin nanti. Rumah ku dan suamiku nanti dipenuhi oleh tawa riang anak-anak. Ketika aku lelah maka akan ada anak-anakku yabg akan menghilangkan lelah itu " Imbuh Mikha. Adam menatap Mikha lekat batinnya berkata ' Akan kuusahakan kau memiliki anak itu bahkan lebih dari 40 anak. Jika kau menjadi istriku '. Tapi sayang Adam tak punya keberanian untuk mengatakannya.

" Tapi satu yang ku takutkan Adam. Bagimana jika nanti suamiku kecewa jika tahu bahwa istrinya tak perawan " Suasana menjadi sedih kembali

" Bukankah suamimu akan mencintaimu? Kalau dia mencintaimu maka dia akan menerima apapun dirimu " Jawab Adam. Walau hatinya sedikit sakit.

" Ya, tapi cinta itu bisa saja hilang karena kekecewaannya "

" Kalau begitu aku akan jadi suamimu. Agar kau tak takut lagi " Adam berucap enteng. Terucap sudah isi hatinya

Mikha hanya tersenyum meladeni Adam. Perkataan Adam cukup menenangkannya dan mebuatnya senang. Ia senang ketika membayangkan keluarga bahagianya bersama Adam nanti. Tapi tetap saja dirinya merasa tak pantas. Selalu begitu, ketika perasaannya muncul maka Mikha selalu membunuh paksa perasaannya

...
Tbc

Haii... Gimana ceritanya bagus gak? Silahkan dikomen yah.
Jangan lupa di vote biar ada kesemangatan gitu buat lanjutin ceritanya

MikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang