Azli

10.2K 303 3
                                    

*Mikha*
Katanya namanya Azli. Bulu matanya lentik juga tebal. Akan timbul lesung ketika ia senyum. Akhir-akhir ini Azli selalu menempel padaku. Menawarkan tumpangan padaku. Mengajakku berjalan-jalan. Selalu memperlakukanku secara spesial mungkin. Azli pria yang membuat aku melayang dengan segala perlakuannya. Membuat dadaku berteriak bila dengannya. Azli adalah pria yang membuatku merasa berharga.
   
    " Mikha kamu pacaran sama Azli? " Tanya seorang teman pada Mikha.

    " enggak, kenapa? " Tanyaku balik

    " cuma nanya doang kok, tapi kayaknya Azli gebet kamu deh Mik " pendapatnya membuah senyuman di bibirku mengingat segala hal manis yang dilakukan Azli padaku belakangan ini. Azli membuat ku berbunga-bunga, serasa melayang. Dari Azli aku merasakan manisnya yang namanya cinta.

   Azli selalu memperlakukan ku dengan istimewa. Membuat diriku merasa sempurna. Azli membawa kebahagiaan untukku. Perlakuan Azli padaku. Membuat aku jatuh cinta padanya.

Hari ini Azli mengajak ku untuk kencan bersamanya. Tentu saja aku menyetujuinya. Kami menonton bioskop bersama. Diantara gelapnya suasana bioskop tangan Azli menggenggam erat tanganku . Mikha tak masalah dengan itu, malah hatinya sangat senang. Azli menoleh pada Mikha. Ia melihat Mikha tersenyum karena perlakuannya. Sesekali tangan Azli yang hangat mengelus-elus punggung tanganku.
Tolonglah. Dadaku menggila di dalam sana.
...
Kencan mereka tak berhenti di sana. Azli mengajak Mikha bersepeda menikmati penghujung hari. Mikha dibonceng oleh Azli.
  
   " Sore yang indah " Bisik Mikha yang memeluk punggung Azli. Tapi masih bisa di dengar oleh Azli. Rambut mikha bertebangan bersama angin yang menerpa

   " kamu tau ada yang lebih indah daripada ini Mikha " Tanya Azli

   " apa? " Mikha bingung

   " seorang wanita dibelakangku. Mikha " dengan enteng Azli berkata. Menusuk hati Mikha membuatnya berbunga-bunga.

Lajuan sepeda mereka semakin kencang. Menerjang seluruh jalanan yang penuh dengan kehangatan pengunjung

Mikha tak bisa menyembunyikan senyum. Perlakuan Azli semakin membuatnya jatuh hati pada Azli.
...
Sayangnya,kecerahan yang mereka rasakan tadi tak bertahan sampai malam ini.
Mereka berhenti di sebuah toko buku. Berteduh dari hujan malam ini. Hujan dengan derasnya membasuh bumi jakarta. Hujan membawa suhu dingin juga. Azli menyadari Mikha kedinginan. Di gesekkan tangannya lalu mengusapkannya pada pipi Mikha. Sontak membuat Mikha melihat kearah Azli. Mata mereka bertautan. Azli tersenyum pada Mikha. Dan hati Mikha mengalami gempa di dalam sana

   " Mikha. Kamu jahat " ucap Azli, tangannya masih belum terlepas dari pipi Mikha

   " apa yang kulakukan terhadapmu? "

   " Kamu... Dengan mudahnya membuatku jatuh cinta kepadamu. Lalu membiarkanku dilanda rindu berkepanjangan. Tolong aku mikha" Ucap Azli lirih
  
   " tolong apa? "

   " tolong bantu aku menghadapi perasaan ini. Jadilah pacarku. Mau kan? "    Ucapan Azli membuat napas Mikha sejenak berhenti. Ia benar-benar serasa. Melayang.
 
   " iya " Mikha menjawab dengan malu-malu. Ia berucap dengan pelan.

   " apa? " Tanya Azli. Ia tak mendengar ucapan Mikha karena suara hujan

   " AKU MAU JADI PACARMU " Mikha berteriak sekeras mungkin. Ia benar-benar malu

   " apaan? "

   " ga tau ahh " Mikha cemberut

  " hahah... Sayangku ini klo cemberut lucu yahhh... " Azli memeluk Mikha erat. Ia mengusap rambut Mikha dan mencium puncak kepalanya.

...

Aku terlalu fokus dengan tugasku hingga lupa ini sudah malam. Aku juga lupa dengan pesan-pesan dari Azli. Memang sedari tadi aku hanya sibuk menyelesaikan tugasku.
Kubereskan seluruh peralatanku bersiap-siap untuk pulang. Sebelum pulang ku buka hpku. Tertera disana chat dari Azli yang luar biasa banyaknya

Moodboster : yang
Moodboster :  sayang
Moodboster : dimana?
Moodboster : kok ga dijawab
Moodboster : sayangggg
Moodboster : jangan buat khawatir aku yang
Moodboster : hei
Moodboster : kamu dimana Mikhaa

Itu beberapa diantaranya. Kubalas pesan terakhirnya yang menanyakan keberadaanku. Ku beri ia alamat cafe yang kutempati dari beberapa jam yang lalu. Berselang beberapa menit dering hp menghentikan kegiatanku. Tertera nama " moodboster " disana. Seulas senyuman terukir diwajahku. Belum sempat ku ucapkan halo

" dimana? "

" masih di cafe "

" belum pulang?  "

" ini mau pulang "

" pakai apa pulang? "

" angkot kayanya "

" tunggu aku disana "

" ngapain?"

" aku jemput"

" gausah.  Bisa pulang sendiri akunya "

" ga boleh cewe pulang sendirian malam-malam. Tunggu disana yah yang "

Azli senantiasa menjagaku. Memastikanku tetap baik-baik saja. Kau tau, pernah Azli memukul pria yang mencoba menggodaku. Karena Azli bilang,  ia akan menjaga apapun yang menjadi miliknya.

...

Azli sibuk dengan hpnya sedari tadi. Sambil sesekali tersenyum sendiri. Dan aku sibuk memperhatikannya, bolehkan aku kepo dengan isi hpnya?

" aku mau ke kamar mandi bentar ya beb" ucap Azli melenggang pergi. Aku mengangguk lemah. Beberapa hari ini Azli tak lagi mau menatapku atau membuat hal-hal romantis lainnya padaku. Ia lebih seperti cuek. Aku takut jika nanti Azli meninggalkanku, karena hanya Azli yang mampu mengembalikan semangatku.

Hp Azli berdering. Menandakan ada sebuah chat yang masuk. Memang tadi Azli lupa untuk membawa hpnya untuk ikut bersamanya. Maafkan tanganku lancang mengambil hpnya. Membaca chat yang tertera di sana.

Hatiku meringis perih ketika mengetahui isi chat itu. Ketakutan ku akhirnya terjadi. Sebilah belati membelah hatiku. Ini benar-benar sakit. Kalian pernah merasakannya kan? Dikianati oleh orang yang paling kalian sayang?

Kukembalikan hpnya seperti semula. Agar Azli tak mengetahui bahwa aku baru saja memeriksa hpnya tanpa sepengetahuannya. Azli melenggang duduk di depanku, meminum lemon tea nya.

Aku hanya tersenyum kaku, aku mencoba menahan air mata yang siap tumpah. Sebenarnya aku ingin bertanya pada Azli tapi takut itu akan membuat Azli marah.

...

Kami sedang berjalan-jalan sambil bergandengan. Sambil menceritakan beberapa hal.

" Mikha " Azli memotong ucapanku. Feeling ku sudah buruk saat itu. Aku menoleh dan mencoba berpikir positif.
Azli menghadapkan tubuhnya kepadaku agar bisa leluasa menatapku.

" Mik. Kita break bentar yah" pikiran positifku buyar. Sudah kuduga hal ini. Mulutku bungkam untuk bertanya 'apa'. Hatiku benar benar sakit.

Setelahnya Azli segera mengantarku pulang. Tak ada percakapan antara kami selama perjalanan pulang. Susah payah aku menahan agar tak menangis.

MikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang