Dibawah Hujan

5.9K 202 5
                                    

   Sayangnya sore nan cerah tak bisa bertahan hingga malam datang. Malam ini mendung membawa hujan. Tanpa bulan juga tanpa bintang. Orang-orang akan memilih untuk mencari kehangatan dibalik selimutnya. Atau berkumpul dengan keluarganya. Yang memiliki pasangan chatan dengan pacarnya, yang ldr telfonan dengan cintanya disebarang sana. Dan yang jomblo lebih memilih menikmati indomie rebus ditambah telur, tak lupa meminum secangkir teh hangat

    Kalian bertanya,  apa yang dilakukan Adam dan Mikha?. Baiklah, mari kita telusuri mereka.

...

     Mikha membuatkan coklat panas untuk Adam. Adam mungkin tak suka coklat panas,  tapi Mikhalah yang menyukainya. Tapi Adam menyukai apapun yanh disukai Mikha. Wahh.. Kekuatan cinta memang hebat.

   Mikha duduk di depan Adam. Memperhatikan Adam yang serius dengan laptopnya. Mungkin Adam akan lembur malam ini.

   Kaca mata tergantung di hidung mancungnya. Mata yang tetap fokus mengerjakan pekerjaannya. Hening, tanpa obrolan. Mikh tak mau mengganggu konsentrasi Adam. Walau ia ingin bertanya tentang maksud dari 'restu'

  1 detik,  2 detik, 3 detik. Berubah menjadi menit bahkan jam. Mikha masih saja menunggu Adam selesai mengerjakan pekerjaannya. Coklat panasnya sudsh habis, sedangkan minuman coklat Adam yang tadi panas sudah berubah menjadi dingin

  Mikha membaringkan kepalanya di meja. Melihat kerah luar jendela, melihat tiap tetes hujan yang membasuh bumi. Di dengarnya bunyi hujan yang menenangkan. Hujan membawa Mikha ke alam tidur.

  " Kalau mengantuk tidurlah " Kata pertama yang diucapkan Adam. Mikha menggeleng

  " Jangan hiraukan aku,lanjutkan sajalah " Lirih Mikha. Padalah ia sudah susah payah menahan kantuk yang menyerang
Benar saja, Adam tak menghiraukan Mikha. Dia malah makin fokus mengerjakan pekerjaannya.

   Adam sedikit bergerak dari posisinya, menimbulkan suara dari pergerakannya. Tangan Adam meraih coklat yang tak lagi panas, melainkan dingin. Diteguk habis coklat tersebut.

Adam beranjak dari duduknya. Lalu menggendong Mikha kearah kasurnya. Membaringkan Mikha disana

  " Bagaimana perkerjaanmu? " Tanya Mikha. Adam tersenyum hangat kepada Mikha. Tak mempedulikan kondisi jantung Mikha yang berdentum keras

   " Akan kukerjakan nanti, setelah kamu tidur " Balas Adam. Dibaringkan tubuhnya disamping Mikha. Lalu memeluk tubuh mungil wanita itu.

Tak menyia-nyiakan kesempatan. Mikha membalas pelukan Adam. Di tenggelamkan kepalanya di dada bidang Adam. Mencari kehangatan disana.

' Nyaman '

   Satu kata yang mereka rasakan saat ini. Mereka saling berharap tak ada yang mengusik momen ini. Biarkan mereka mengalirkan kasih dibawah hujan.

  " Sebentar lagi wisuda kan? " Adam bertanya disela-sela kenyamanannya

  " Iya, kenapa? " Balas Mikha

  " Orang tuamu akan kesini? "

  " Iya kayaknya, sama adik-adik "

  " Di inepin dimana? "

  " Belum kupikirkan "

  " Disini saja "

  " Bego apa? "

  " Apa masalahnya aku ga keberatan "

  " Kamu mah enggak, aku yang keberatan. Masa aku bawa mereka ke rumah cowo "

Adam tak menyambung ucapan Mikha. Hanya keheningan yang mengudara di ruangan itu. Pikiran mereka ikut bersama bunyi hujan yang jatuh ke tanah maupun ke genteng rumah Adam.

" Mikha " Lirih Adam. Mikha tak menjawab hanya bergumam pelan di dada Adam. Ia terlalu enggan untuk berbicara. Ia hanya ingin memeluk Adam sepuasnya

  " Hanya memanggil namamu " Entah apa yang membuat jantung Mikha kembali berdetak. Nafasnya terhenti, bahkan suaranya tercekat. Begitu pula dengan Adam. Sulit baginya untuk memanggil nama Mikha seakan ada yang melarangnya. Mikha mendengar dengan jelas bagaimana dada Adam berdegup. Degupan yang sama kencangnya dengan degupan dadanya.

  " Mikha " Lirih Adam lagi setelah beberapa menit. Memanggil nama Mikha dengan susah payah.

  "... " Mikha tak menjawab. Ia tak punya keberanian seperti Adam untuk berbicara

   " Apakah kau tahu? "

   " ... "

   " Kalau aku... "

   " Tolong berbicaralah dengan benar " Potong Mikha, ia merasa gemas dengan cara bicara Adam yang bertele-tele.

Adam terhenti dari ucapannya. Dieratkan pelukannya pada Mikha.

  " Baiklah, tapi jangan memotong pembicaraanku. Cukup diam disana dan dengarkan aku... " Adam menghirup nafasnya dalam-dalam. Bersiap untuk membicarakan sesuatu yang penting baginya

  " Kau harus tahu fakta ini, fakta yang mungkin membuatmu terkejut. Aku... Aku telah lama mengenalmu jauh sebelum kamu mengenalku malam itu. Aku ada di sisimu ketika tuhan menjalankan skenario untukmu hanya saja kau tak pernah menyadarinya. Mikha.. Maafkan aku malam itu karena telah mengambil kehormatanmu. Tapi aku adalah lelaki yang juga punya nafsu birahi. Hilangkan pula pikiranmu jika aku telah bermain dengan wanita lain sebelum kamu. Jujur kamulah yang pertama aku sentuh. Entah kapan datangnya. Entah bagaimana awal mulanya. Tapi... Jujur bahwa.. " Adam terhenti dari pembicaraannya. Ditarik lagi nafasnya dalam-dalam untuk mengucapkan kata puncaknya

   " Aku mencintaimu Mikha. "

Deg

Jantung Mikha berdetak. Benar-benar fakta yang mengejutkan. Kelu, Mikha menjadi kelu. Ia tak tahu harus apa dan bagaimana. Yang bisa dia lakukan adalah mendengar Adam menyelesaikan pembicaraannya sambil memeluk tubuh pria itu

      " Tak bisa kusembunyikan lagi perasaan ini. Sulit bagiku Mikha. Aku selalu ingin cepat pulang untuk menemui. Aku selalu ingin mendekapmu. Bersamamu seumur hidupku. Pernah kubayangkan kehidupan kita kelak. Dimana kita memiliki 40 anak seperti katamu. Ketika aku pulang kerja nanti akan ada suara tangis maupun tawa anak kita. Dengan membayangkan saja sudah cukup bahagia. Bagaimana kalau nanti kita jalan-jalan dengan
Keempat puluh anak kita?  Cukup membayangkannya saja sudah membuatku bahagia sekali Mikha. Maaf jika aku terlalu pengecut untuk menyatakannya lebih awal. Aku hanya takut jika nanti kau membenciku karena ini. Tolong tetap disampingku. Memberi kebahagiaan untukku hingga ajal menjemputku " Pelukan Adam semakin erat. Begitu pula dengan Mikha. Tolong jangan mengganggu mereka.

Jantung mereka tak bisa lagi dikontrol. Dalam diamnya mereka ada jantung yang berteriak sekeras-kerasnya. Mikha mengeratkan pelukannya.

" Aku juga mencintaimu entah kapan datangnya dan entah bagaimana mulanya " Ucap Mikha didalam pelukan Adam. Pengakuan yang juga membuat Adam terkejut. Ia tak percaya bahwa Mikha juga mencintainya.

Adam mendorong Mikha sedikit. Agar bisa melihat wajah gadis itu. Bersemu merah kedua pipinya. Ini adalah kebahagiaan Adam yang paling bahahia. Adam tersenyum lebar juga sedikit mengeluarkan tawa disela-selanya.

Dipeluknya Mikha erat sekali. Dibawah hujan, disaksikan malam. Adam akhirnya menyatakan cintanya yang sulit untuk di ungkap.

" I love you " Berkali-kali Adam membisikannya ditelinga Mikha. Sebuah kata yang mengalir dengan kasih

Tbc

Gimana? Suka gak?  Jangan lupa vote dan komen yah

Follow juga ig aku @dini_luth

 

  


  

MikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang