Berdamai dengan Orin

6.2K 190 0
                                    

Mikha pov~

Apakah aku tak salah dengar?  Apakah Adam bilang ia mencintaiku? Kuharap ini bukan mimpi. Terlalu menyakitkan jika hal indah ini hanya mimpi. Hei, siapa aku? Kenapa terlalu berharap.

Pagi menyingsing. Cahayanya memasuki retinaku. Membangunkanku dari dalam tidurku. Kududukan tubuhku bersiap menjalani hari ini. Shit!  Aku telat bangun.

Dengan tergesa-gesa aku menuruni anak tangga. Menuju dapur. Di meja makan sudah tersedia sepiring sarapan untuukku. Juga tersedia Adam dengan pakaian rapinya.

Adam yang sadar akan kehadiranku tersenyum manis. Membuat jantungku berdebar tak karuan. Kududukan diriku di meja makan. Menyantap nasi goreng yang sudah di sediakan.

" karena aku rasa aku mencintaimu " Perkataan itu terngiang dibenakku. Perkataan indah yang diucapkan Adam semalam di dalam mimpiku. Terlalu menyakitkan untukku ketika menyadari semua ini hanya mimpi

" Kenapa ga bangunin aku? " Aku bertanya pada Adam yang hampir menghabiskan sarapannya

" Kamunya tidur pulas banget. Jadi kasihan kalau dibangunin " Jawab Adam. Ku tatap Adam. Pria yang akhir-akhir ini selalu mendebarkan hatiku. Sejak kapan aku mulai menyukainya?  Aku juga tak tahu, perasaan ini tumbuh begitu saja

" Aku selesai. Aku berangkat dulu yah Mik. Baik-baik kuliahnya " Adam beranjak dari duduknya. Mendekatiku dan mencium pipiku. Apakah dia tak jijik menciumku yang belum mandi?

Wait! Adam menciumku. Mukaku memanas. Semoga Adam tak tahu bahwa aku sedang bersemu. Kenapa aku dicium Adam?

Adam menghilang dari balik pintu. Suara mobil Adam juga mulai menjauh. Aku masih shock dengan ciuman Adam. Tak biasanya Adam begini. Biasanya dia hanya menciumku ketika ingin menjamahku. Apakah mimpi semalam adalah nyata? Seseorang tolong beri tahu aku

Kuhabiskan sarapanku dengan jantung berdebar. Ciuman Adam membangkitkan semangatku pagi ini.

Hari ini kuliahku masuk siang. Jadi masih menyisakan sedikit waktu untuk bersantai pagi ini. Aku memainkan hpku. Melihat info-info terbaru.

Tak sengaja aku melihat foto Azli bersama Rani istrinya. Mereka bahagia dengan pernikahan mereka. Andaikan aku dan Adam juga bisa menikah dan hidup bahagia. Namun apa daya ini hanyalah harapan semu. Mana mau Adam sama pelacur kaya aku

Kupejamkan mataku. Mengingat semua hal yang telah terjadi beberapa bulan belakangan ini. Sudah 3 bulan aku mengenal Adam. Juga sudah 3 minggu aku tinggal disini.

Aku mencintai Adam. Tapi takut untuk mengatakannya. Bagaimana nanti jika Adam membenciku karena aku mengemukakan perasaanku. Ia mungkin akan membenciku ketika tahu seorang pelacur ini memiliki perasaan pada dirinya.

Adam seorang yang baik. Memberiku tumpangan ketika aku tak punya tempat untuk berteduh hujan dan panas. Adam orang yang penyayang keluarga. Adam juga pintar dan memiliki perusahaan yang besar. Adam juga pria yang digandrungi wanita-wanita. Tak mungkin ia memiliki perasaan sama kepadaku yang biasa saja.

Aku teringat tiap ucapan Adam yang katanya akan membahagiakanku. Teringat juga perlakuan Adam yang terkadang membuatku melayang. Dan perkataan Adam semalam dalam mimpiku. Aku menikmati semuanya. Walau nanti aku pula yang tersakiti jika melihat Adam jika menikah dengan wanita lain mengingat umur Adam sudah 26 tahun.

Cepat atau lambat aku akan pergi meninggalkan Adam. Mencari pekerjaan untuk membiayai hidupku juga keluargaku. Cepat atau lambat akupun juga harus menepiskan perasaanku. Akan menyiksa jika mencintai seseorang yang jauh darimu.

Kutatap lagi hpku. Yang kini menampilkan foto Orin teman dekatku yang selalu mengerti aku. Ku akui aku salah dengan membentaknya dulu. Sehingga ia tak mau berteman denganku. Dan kali ini sudah saatnya ku meminta maaf kepadanya

Dengan niat yang sidah terkumoul kuberanikan diri menelfon Orin berharap ia mau memaafkanku.

" Assalamualaikum " Ujarnya diseberang telfon

" Orin ini aku

" Iya tahu. Ada apa Mik? "

" Aku... Aku itu "

" Itu apa?

" Rin. Maaf jika aku... "

" Hahaha.. Udah aku maafin mik, udah lama malah. Biasa mah kalau kamu bentak aku. Aku tahu kamu punya masalah. Jadi aku nunggu kamu buat tenangin diri dan menceritakan kepadaku "

Haruskah kuceritakan pada Orin tentang kisahku? Jika ia tahu siapa diriku yang sekarang masih maulah dia berteman denganku. Orin sudah menunggu lama untuk ceritaku. Biarlah ia tahu dengan tiap alir kisahnya

" Makasih rin. Terharu aku tu, punya sahabat kaya kamu."

" Hahaha... Lebay "

" Bakal aku ceritain semuanya rin. Tapi jangan disini. Ketemu yuk di cafe biasa. Temu kangen kita "

" Iya iya... Siapa yang traktir nih? "

" Aku aja "

...

Tak lama menunggu Orin. Akhirnya Orin sampai, ia duduk didepanku dengan penih senyum.

" Ya ampun, lama amat kamu diemin aku Mik " Orin membuka pembicaraan. Aku tak menyangka Orin memaafkanku semudh itu

" Ku kira kamu yang ga mau temanan sama aku. " Balasku

" Sahabat macam apa yang ngambek cuma gara dibentak gitu. Aku ngerti kamu mik " Jawab Orin

" Rin, kalau aku ceritain semuanya. Kamu ga bakal benci sama aku? " aku memulai pembicaraan yang serius

" Maksud mu? " Orin asik menikmati minumanku.

Ku tarik nafasku dalam dalam. Bersiap menceritakan dari awal sampai akhir kepada Orin. Tanpa ditambah tanpa dikurang. Aku siap menerima reaksi apapun dari Orin. Dia sahabatku yang selalu ada untukku. Tak ada rahasia antara kami.

Tbc

Semoga kalian mengerti jalan ceritanya. Maafkan jika tulisanku sedikit belibet. Jangan lupa vote yah ceritanyaa


MikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang