" Mah aku sama Mikha duluan yah " Adam meminta kepada Mamanya. Tak perlu jawaban dari Mamanya, Adam sudah menyeret Mikha ke dalam mobil
" Sergap langsung Dam " Teriak Mamanya melihat anaknya yang sudah mesuk juga ke mobil.
Mobil itu melaju meninggalkan kampus Mikha.
" Kita kemana ? " Tanya Mikha ditengah perjalanan. Kini ia sadar bahwa lajuan mobil tidak kearah rumah Adam
" Menurutmu? " Sebuah senyum mengembang di wajah Adam, ia senang membuat Mikha bingung.
" Ughh.. Ayolah, Aku masih cape abis wisuda terus kamu malah mau gituin aku?"
" Dih... Siapa juga yang mau gituan? Apakah aku begitu kotor di pikiranmu? "
" ummm.. Mungkin iya " Jawab Mikha enteng. Tak peduli dengan wajah Adam yang kini masam
" Udah kamu duduk diam aja, bentar lagi nyampe kok " Kata Adam.
" Btw... Ayah sama Ibu pulang sama Mama kamu kan? "
" Iya, kata Mama bakal pergi jalan-jalan dulu. Palingan jam 6 sore udah balik " Mikha mengangguk menanggapi perkataan Adam.
...
Tempat tujuan mereka begitu sunyi dan menakutkan, mereka berada disebuah pemakaman. Adam menutup pintu mobilnya.
" Adam, takut " Rengek Mikha,tangannya terlulur untuk menarik baju Adam. Adam terkekeh melihat wanitanya. Dengan senang hati Adam merangkul tangan itu dengan erat.
Tak perlu berjalan jauh dari gerbang pemakaman. Adam dan Mikha sudah berhenti disebuah makam.
" Ayahmu? " Tebak Mikha. Adam mengangguk, ditariknya Mikha untuk ikut jongkok disampingnya.
" Papa, lama tak jumpa. Maaf jika baru sekarang kita bertemu lagi. Pah, ini Mikha. Papa suka dia kan? Adam cinta dia pah " Ujar Adam kepada alm.Papanya. Adam yakin di dunia yang berbeda papanya mendengarkannya.
Mikha ikut menyentuh tanah makam Papanya Adam. Mencabut beberapa rumput-rumput liar yang tumbuh disana.
" Udah yuk, kita doain papa kamu sekarang " Ajak Mikha sambil mengelus pundak Adam yang termangu. Adam mengiyakan Mikha, ia memimpin doa untuk papanya. Semoga Papanya merestui mereka.
...
Setelah berkunjung ke makam Papanya, Adam kini tak lagi mengucapkan sepatah kata. Membuat Mikha menjadi canggung.
" Kenapa liatin aku terus hm? " Tanya Adam. Sungguh itu melegakan bagi Mikha
" papamu.. "
" Papa meninggal ketika aku batu berumur 20 tahun. Hari itu benar-benar memberatkan bagiku, tiba-tiba saja semua beban Papa pindah kepadaku. Dulu aku merasa bahwa Papa terlalu sibuk dengan dunianya sehingga ia jarang sekalai bercengkrama dengan kami. Aku menyesal Mikha, sekarang aku tahu demi apa dia bekerja sehingga tak sempat untuk bersama keluarganya walau ia ingin " Ini memilukan.
Hati Mikha sesak mendengarnya. Ia hanya bisa menggenggam erat tangan Adam yang berada pada stir mobil. Diberikannya senyuman hangat untuk Adam. Adam senang dengan senyuman Mikha yang selalu bisa menenangkannya. Dibalasnya genggaman Mikha tak kalah erat.
" Mik... Senyumanmu... Mengundang nafsu " Dengan polosnya Adam mengucapkan itu.
" Ishh... Ga mau ah, halalin dulu " Mikha mulai cemberut.
" Ayolah sayang, yah mau yah " Bujuk Adam.
" Kita dirumah aja, masih ada waktu sejam sebelum Ayah dan Ibumu pulang " Tak peduli lagi dengan kecemberutan Mikha yang menjadi-jadi. Adam melajukan mobilnya dengan kencang ke rumahnya
...
Maaf mungkin ada arena dewasa disini!
Nafsu birahi menggilakan akal mereka. Mereka berdua sudah benar-benar di luar kendali. Lihatlah bagaimana dua sejoli ini mengalirkan cinta disetiap cecal bibirnya. Lihatlah bagaimana gilanya Adam menyentuh tubuh Mikha. Lihatlah kegilaan Mikha yang sama besar dengan gilanya Adam.
Adam menggendong Mikha tanpa melepas pagutan bibirnya. Membawa Mikha menaiki tangga. Tak enak rasanya bermain di ruang tamu. Saat ini tujuannya adalah kamar Mikha. Uhh... Benar-benar panas cara mereka.
Tak ada lagi rasa malu untuk menunjukkan tubuh masing-masing. Udah biasa mah menurut mereka. Nafsu menguasai mereka, tak takut lagi akan dosa. Adam kini hanya mengenakan celana panjangnya dan Mikha hanya terbaluti pakaian dalam.
Mereka sudah hampir pada puncaknya. Tak tahan lagi, mereka ingin mengeluarkan semuanya. Mikha mendesah sejadi-jadinya, mulutnya meracau tak jelas memanggil nama Adam.
" Astagfirullahalazim " Teriak seseorang pada ambang pintu kamar Mikha, menghentikan kegiatan mereka. Tatapan mereka beralih pada orang yang diambang pintu. Mata mereka terbelalak kaget, wajah mereka menjadi sama-sama pasi.
" Ya allah " Ratap orang itu. Dia sama kagetnya dengan Adam dan Mikha,bahkan lebih kaget daripada mereka berdua. Hatinya bagai dksambar petir melihat pemandngan itu. Tak bisa lagi kakminya menahan tubuhnya, sehingga ia ambruk di ambang pintu itu. Tapi untunglah, dia masih bisa bersandar di bingkai pintu.
" Ibu " Teriak Mikha melihat ibunya yang sudah ambruk. Di dekati ibunya, tangannya terurai untuk membantu ibunya berdiri. Tapi, ibunya malah menepiskan tangan Mikha darinya.
Ia benar-benar kecewa melihat anaknya seperti ini. Tak tahu lagi mau bilang apa untuk kejadian ini. Ia merasa kecewa pada dirinya sendiri yang telah gagal membawa anaknya ke jalan yang lurus.
Setetes air mata jatuh dari pipi Ibu Mikha. Setetes air mata ikut membawa air mata yang lainnya.
" Ke... Napa nak? Kamu ga sayang sa.... Ma ibu? " Tanya ibunya terpotong-potong. Ini dikarenakan dadanya yang sesak melihat anaknya. Ia juga tak bisa menahan air matanya
" Bu.. Tidak ibu,Mikha sayang ibu " Mikha juga menangis karenanya. Ia benar-benar menyesal. Adam ikut menghampiri, ia sudah kembali memakai bajunya.
Derap kaki yang berlari juga terdengar. Itu adalah Ayah Mikha dan Trisna. Mereka bingung melihat pemandangan didepan mereka. Dimana Mikha setengah bugil. Adam mengerti dengan tatapan dua lrang keluarga Mikha, ia menutupi tubuh Mikha dengan badannya, menghalangi pandangan Ayah Mikha dan Trisna.
" Maafkan Ibu.... Memaksamu ke dunia ini " Ucap ibunya. Mikha semakin meratap menyesal. Tak tega ia melihat ibunya seperti ini
" Bukan karena ibu, ini salah Mikha bu " Mikha tak mau ibunya merasa bersalah dengan keadaan dirinya. Derai air mata mulai bercucuran.
Bruk!
Mikha tak bisa menahan tubuh ibunya. Ibunya benar-benar ambruk seketika. Menutup matanya, pingsan.
" Ibuuu... " Teriak Mikha melihat ibunya. Ayah Mikha yang tadinya berjarak dengan mereka kini berlari kearah istrinya begitu juga dengan Trisna. Ayah Mimha mendorong tubuh Mikha dan Adam menjauh. Digendongnya istrinya susah payah menuruni tangga.
" Telfon ambulance " Teriak ayahnya menggema di rumah besar itu. Teriakannya membangunkan Ami yang sedang tidur, Ami tahu dengan keadaan dimana ibunya terkulai lemas di dekapan Ayahnya dan keadaan panik di sana membuat Ami menangis. Keadaan semakin kacau disana. Adam menjadi gelagapan.
" Saya anterin aja Yah " Tawar Adam. Dibawanya ibu Mikha ke mobil Adam oleh Ayahnya. Mikha segera memakai bajunya lagi. Ia menuruni tangga tergesa-gesa. Diambilnya Ami yang menangis ke gendongannya, ia berlari menuju mobil Adam. Trisna juga ikut ke mobil Adam
Tbc
Gimana menurut kalian? Masih suka cerita Mikha kan? Komen yah.
Jangan lupa votenya biar aku semangat lagi nulis part-part selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikha
RandomNamanya Mikhaella vernata. Hanya gadis perantau biasa. Ia datang ke ibu kota untuk meneruskan pendidikannya. Ia juga bekerja pada sebuah restorant untuk meringankan beban orang tuanya di kampung. Mikha bertemu dengan seorang laki-laki bernama Azli...