Diasingkan

4.5K 124 7
                                    

      Bagaimana kabar Ulum?

        Saat itu Mikha pulang dengan keadaan menangis. Membuat Ayahnya penasaran apa alasan air mata anaknya. Tanpa dikurang maupun tanpa ditambah Mikha menceritakan semuanya pada Ayahnya.

      Kau tahu, bagaimana perasaan Ayah Mikha ketika anaknya mendapatkan hal itu dari Ulum. Dengan bara api di hatinya ia datang menemui Tante Mira, berniat membawa Ulum ke jorong ( Jika di kota mungkin sama dengan RT )

      Ayah menggedor pintu rumah Tante Mira dengan kencang, seakan-akan rubuh pintu rumah itu. Tak tanggung-tanggung Adam mengeluarkan tenaganya agar Ayah Mikha sulut dari amarahnya.

     " Aku tak sudi jika anakku dilecehkan !!!"
Itulah alasannya, ia berteriak lantang di depan Adam.

      Pintu dibukakan oleh Tante Mira dengan wajah cemas bercampur ketakutan melihat Ayah yang sudah seperti mau memakan Tante Mira hidup-hidup.
       " Mana Ulum?!!! " Tak perlu izin bagi Ayah, ia sudah seenaknya masuk ke dalam rumah Tente Mira. Mengobrak-abrik setiap ruangan.

     Ketemulah Ulum di dalam kamarnya. Meringkuk ketakutan disamping lemari, air matanya bercucuran begitupula keringat dinginnya. Tak tersentuh hati Ayah melihat ketakutan Ulum, dengan tenaga yang kuat ditariknya kerah baju Ulum. Bersiap membawa Ulum ke rumah jorong ( Jika di kota mungkin sama dengan RT )

    Mikha dan Adam mencoba menahan Ayah Mikha agar tak berbuat diluar kendali. Ulum pasrah kemana ia akan dibawa, tak memberontak. Tante Mira mengejar anaknya yang dibawa Ayah Mikha, menangis-nangis melihat anaknya diperlakukan seperti itu.

       " Pak, jangan lah seperti ini. Istigfar, ada setan dalam diri bapak. Kita selesaikan masalah ini secara kekeluargaan " Pinta Tante Mira kepada Ayah. Kasihan melihatnya memohon-mohon untuk anaknya

       " Saya tahu, bahwa kami hidup dari uangmu,dari kebaikanmu. Tapi tak sepantasnya harga diri kami direndahkan seperti ini. Jangan seenaknya.  !!!! " Ayah kembali menarik paksa Ulum ke rumah jorong.

      Menjadi kebingungan oleh pak jorong (RT) ketika melihat keributan didepan rumahnya. Segera disusulnya sumber keributan ini.

      " Ada apa ini Mira, Amru " Ucap pak jorong sambil memisahkan Ulum dari Ayahnya Mikha

       " Sudahlah, jangan marah dulu, kita selesaikan didalam. Kasihan anak orang " Imbuh Pak jorong

      Tak habis juga marah Ayah, telah ia coba mengendalikan diri sehingga ia menuruti perkataan pak jorong untuk menyelesaikannya dengan kepala dingin. Di dalam rumah, semua cerita diungkapkan tentang kejadian Ulum dan Mikha.

      Minangkabau, negri yang sangat terikat dengan adat. Semua pembicaraan, tindakan, berpikir dilandaskan sesuai adat dan agama. Sehingga untuk permasalahan ini, Ulum harus diasingkan dari kampung.

...

     Mikha berjalan terseok-seok mengikuti langkah Ayahnya. Adam setia menemani langkah Mikha disampingnya.
      " Ayah, kalau marah mengerikan yah " Mikha berbisik ada Adam. Adam tersenyum tipis menanggapinya

       " Aku juga pernah seperti Ulum "

       " Hah? Maksudmu? "

        " Sebenarnya, bukan Ibumu yang pertamakali tahu tentang hubungan kita malam itu. Tapi Ayahmu.

Flashback~

   " jangan disini Adam, banyak orang " Mikha merintih didalam kekangan Adam

   " Mereka sibuk disana, satu kecup saja " Pinta Adam manja

    " Satu kecup yah " Adam mengangguk riang ketika mendapatkan apa yang dimaunya. Mikha mendekatkan kepalanya ke Adam dengan pelan sambil menutup matanya. Adam tersenyum simpul melihat ekspresi Mikha.

Cup!

    Adam sungguh gemas dengan Mikha. Begitu lambat untuk satu kecupan saja. Ia menarik leher Mikha agar bibir Mikha segera mendarat di bibirnya. Mikha membelalakan matanya kaget, mendapatkam kecupan tiba-tiba.

     " Kamu lama " Ejek Adam. Mikha mendorong tubuh Adam agar menjauh darinya.

   Tak mereka sadari saat itu Ayah melihat semuanya.

   " Adam, boleh kita berbicara sebentar? " Undang Ayah Mikha ketika Adam asik bermain dengan Trisna juga Ami. Adam mengangguk dan segera menyusul Ayah Mikha.

    Disanalah mereka sekarang, ditaman belakang rumah Adam. Adam tak tahu aoa yang akan terjadi dengan dirinya. Hingga sebuah tamparan yang begitu menyakitkan sehingga meninggalkan bekas merah dipipinya. Ia menatap bingung Ayah Mikha.

     " Sampai mana hubungan kalian?  "Ayah Mikha bernada dingin. Awalnya Adam bingung dengan maksud pembicaraan Ayah Mikha. Tapi, otaknya menangkap pembicaraan itu dengan cepat

     " bukan begitu Ayah " Adam meraih tangan Ayah. Namun, Ayah menepiskan tangan Adam. Tangannya terangkat lagi untuk memberikan tamparan kedua untuk Adam

      " Jangan panggil aku Ayah. Kau menodai anak gadisku. Sudahlah, kami akan pergi dari sini!!  Dan kamu jangan berani lagi mendekati dia!!! " Ayah tak lagi mampu menahan pembicaraannya. Ia berteriak nyaring

       " Saya tidak akan menodai Mikha, jika saya tak mampu bertanggung jawab kepadanya " Tak kalah nyaring Adam berucap.

       " Apakah uang yang dikirim Mikha berasal dari melayani mu? "  Nada Ayah Mikha mulai melunak

         " Iya pak, tapi walau begitu, saya tetap menghormati Mikha sebagai perempuan. Saya menjaganya dari pria lain. Saya mencintai Mikha "
 
         " Mikha kami besarkan dengan susah payah, kami coba melengkapi kebutuhannya, kami lindungi ia segenap hati kami. Kau harusnya tahu, bagaimana batin kami ketika melihat anak kami seperti ini " Tetes itu mulai membasahi ujung mata Ayah Mikha. Hatinya perih mengenai anaknya

           "  Jika kamu memang mencintai anakku, segeralah lamar ia, buktikan padaku bahwa kamu benar-benar bertanggung jawab. Jika suatu hari nanti kamu tak bisa membuktikan tanggung jawabmu, membuat Mikha menangis. Tak peduli dengan hukuman penjara atau hukuman mati sekalipun, aku akan membunuhmu "

         " Ya, saya akan segera melamarnya " Adam berucap dengan gagah. Meyakinkan Ayah Mikha dengan ucapannya

Flasback off ~

         " Beneran? " Mikha tak percaya dengan kisah yang diceritakan Adam. Adam mengangguk. Mikha menganga perihal kemarahan Ayahnya.

          " Hei kalian, lama sekali jalannya " Mikha dan Adam terlonjak kaget mendapat teguran Ayah.

          " Kenapa kaget? " Tanya Ayah

          " Gapapa kok yah " Jawab Mikha dan Adam berbarangen. Jelas sekali mereka ketakutan. Mereka bergegas berjalan menyusul Ayah Mikha didepan mereka

Tbc....

Maafkan kalau menurut kalian ceritanya gaje🙏🙏🙏🙏🙏

Tapi kuusahakan chapter berikutnya akan lebih baik daripad ini

MikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang