Adam mengemudikan mobil dengan emosi yang menggebu. Ini dikarenakan adik yang disayanginya mencaci wanita yang disayanginya. Mobil Adam dipakirkan di garasi rumahnya.
Adam menutup pintu mobilnya dengan kasar sekalian meluapkan emosinya pada pintu mobil yang tak bersalah. Dengan tergesa-gesa Adam memasuki rumahnya. Mencari keberadaan seseorang.
Mikha yang sedang memasak cemilan kecil untuk mengganjal perutnya terkejut ketika melihat Adam berdiri tak jauh darinya. Ia terkejut karena Mikha tahu bahwa Adam sedang marah. Mikha pikir Adam marah kepadanya karena tak menunggu Adam untuk makan bersama.
Adam langsung menghampiri Mikha lebih dekat" Aku sudah menunggumu untuk makan malam. Tapi perutku sa... " Mikha tak sempat menyelesaikan perkataannya karena Adam tanpa aba-aba memeluknya, Sangat erat.
Adam membenamkan kepalanya lebih dalam di leher Mikha. Mikha hanya bingung melihat perlakuan Adam yang seperti ini. Reflek tangan Mikha mengelus punggung Adam
" Ada apa? Ceritakanlah " Mikha berucap dengan lembutnya. Dan itu menenangkan hati Adam. Memang Mikhalah tempat yang tepat untuk keadaan seperti sekarang ini
" Aku hanya ingin memelukmu " Ucap Adam berbisik di telinga Mikha.
Kring~
Bunyi telfon Mikha mengganggu momen mereka. Adam yang mengerti melepas pelukannya, mengizinkan Mikha mengangkat telfonnya.
" waalaikumsalam "
" iya, Mikha baik "
" Ini Mikha lagi masak "
" Ibu makan yang baik, jaga kesehatan yah "
" Iya, jangan pikirkan keadaan Mikha. Pikirkan saja kesehatan Ibu dulu yah "
" Mikha mau lanjut yah bu, assalamualaikum "
Setelah memutus telfon dari ibunya. Mikha kembali menatap Adam
" Gimana ibu kamu? " Tanya Adam
" Sudah mulai sembuh " Jawab Mikha
" Kalau ibu kamu sudah sembuh, kamu bakal pergi? "
" Tak lama lagi aku akan wisuda Adam, Aku akan mencari pekerjaan untuk membiayai hidupku dan untuk keluargaku " Jelas Mikha. Siapapun boleh mengatakan Adam terlalu egois. Ia ingin Mikha tak pergi kemana-mana dan tetap bersamanya.
Di dalam batinnya Mikha juga ingin bersama Adam. Menemani hari-hati Adam. Namun apa daya, Mikha merasa bahwa dirinya bukan siapa-siapa untuk Adam. Hanya pelacur yang melayani nafsunya.
Mereka memiliki dua perasaan yang sama. Namun terlalu takut diungkapkan. Karenanya juga tak bisa disatukan
Adam mengepalkan tangannya. Ia sangat sakit mendengar jawaban Mikha. Adam membalikan badannya lalu berjalan ke kamarnya meninggalkan Mikha yang heran dengan sikap Adam.
...
Makan malam berlangsung dengan heningnya. Hanya bunyi gesekan antara piring dan sendok. Adam larut dalam pikirannya dan Mikha terlalu takut memulai pembicaraan.
Selesai makan seperti biasa Mikha mencuci piring dibantu oleh bi Marsih. Bi Marsih selalu tak mau jika Mikha menawarkan pertolongan dan Mikha selalu merengek untuk membantu. Segan rasanya jika numpang di rumah orang tapi ga ngelakuin apa-apa.
" Bi, bagaimana dengan keluarga Adam? " Sedari tadi Mikha membahas tentang Adam dengan bi Marsih. Entah apa yang membuatnya bertanya tentang Adam.
" Mereka baik non. Ketika Ayahnya tuan Adam meninggal. Tuan Adam mengambil alih perusahaan karena cuma dia laki-laki yang tersisa di keluarganya. Sampai Nyonya menjodohkan Adam dengan anak sahabatnya. Tuan Adam lari dari rumah sampai sekarang ia tinggal disini. Tapi hubungan mereka sudah membaik, tuan Adam tipikal orang yang sayang dengan keluarga. Lagi pula Tuan Adamnya sudah betah tinggal disini " Mikha selalu tertarik dengan apapun yang dikatakan oleh bi Marsih. Dan sangat tertarik jika bi Marsih membahas tentang Adam. Bagaimana sifat buruk ataupun baik Adam, bagaimana kehidupan Adam yang dulunya. Banyak informasi tentang Adam yang diberikan bi Marsih kepada Mikha
...Ini sudah jam 10 malam. Adam membaringkan tubuhnya diatas kasur empuk miliknya. Mata Adam menerawang atap kamarnya. Pikirannya berkelana kepada Mikha. Adam menghembuskan nafasnya pelan. Ia memikirkan bagaimana dirinya jika nanyi Mikha memang pergi darinya. Ia tak mungkin menahan Mikha untuk selalu melayani nafsunya.
Adam berpikir mungkin ini saatnya ia mengutarakan perasaannya kepada Mikha. Dengan segera Adam beranjak dari kasurnya menuju kamar Mikha yang tak jauh dari kamarnya. Kali ini hati Adam sngat kokoh untuk mengutarakan perasaannya
Adam berhenti didepan pintu kamar Mikha. Mengumpulkan segala nyali untuk mengutarakan perasaan ini.
Klek
Adam membuka kamar Mikha. Menampilkan seluruh kamar rapi milik Mikha. Entah kenapa seluruh hal tentang Mikha selalu menenangkan hati Adam.
Adam masuk ke kamar Mikha. Mencari sang empunya kamar. Tatapan Adam berhenti kepada seseorang yang tidur dikasur Mikha. Ternyata Mikha sudah duluan tidur malam ini.
Adam tersenyum melihat wajah Mikha yang tertidur. Tak pernah bosan ia memandang wajah wanitanya. Adam menghampiri Mikha yang tertidur. Menatap wajah Mikha lebih dekat.
Dengan lembut Adam membelai kepala Mikha. Juga mengelus wajah Mikha.
" Mikha. Jujur aku tak mau kamu pergi meninggalkanku. Karena aku rasa aku mencintaimu. Jadi tinggallah disini denganku. Aku akan menikahimu segera " Adam merutuki dirinya yang hanya bisa mengucapkan ini ketika Mikha tertidur. Andaikan ia mempunyai keberanian yang sama untuk mengucapkan perasaannya kepada Mikha ketika Mikha bangun.
Adam membaringkan tubuhnya disebelah Mikha. Memeluk wanitanya dengan penuh kasih. Adam mengecup kening Mikha. Rasa kantuk mulai menyerang Adam. Adam menutup matanya dan ikut tidur bersama Mikha
Tbc
Gimana, nyambung ga ceritanya? Suka ga ceritanya? Ikuti terus yah kisah Mikha dengan Adam ini. Jangan lupa buat vote cerita aku ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikha
RandomNamanya Mikhaella vernata. Hanya gadis perantau biasa. Ia datang ke ibu kota untuk meneruskan pendidikannya. Ia juga bekerja pada sebuah restorant untuk meringankan beban orang tuanya di kampung. Mikha bertemu dengan seorang laki-laki bernama Azli...