Keluarga Mikha

4.6K 151 0
                                    

   Kakinya berjalan terseok-seok masuk ke dalam kamar. Ia sudah kelelahan mengikuti tante Nada (mama Adam)  yang berbelanja. Benar yah, cewe kalau belanja ga tahu lagi sama waktu.

  Ia sungguh kelelahan, remuk sudah kakinya rasanya. Dijatuhkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Lama-kelamaan kantuk mulai menyerangnya. Namun, belum sempat ia memicingkan matanya, pintu kamar sudah dibuka oleh Adam.

   " Kenapa? " Tanya Adam polos setelah menganggu kantuk Mikha. Mikha menghela nafasnya, kembali dibenamkan kepalanya di bantal lebih dalam.

   Tanpa disuruh, Adam ikut berbaring disamping Mikha,bahkan tangannya pun lancang memeluk gadis itu. Mikha merasa risih dengan pelukan itu. Bagaimana tidak, hari ini dia kelelahan dan Adam malah memeluk-meluknya.

    " Ihh.. Kenapa sih? Pms yah? " Ujar Adam ketika Mikha melepas pelukannya. Padahal pelukan itu untuk menunjukkan bahwa ia sungguh menyayangi Mikha.

    " Aku capek Adam, baik kamu keluar aja deh daripada bikin risih " Mikha berbicara tanpa menatap Adam sehingga ia tak tahu bahwa Adam sedang cemberut saat ini. Udah tua tapi kaya anak-anak.

Setelah Mikha selesai berbicara, kini Adam mengerti dengan keadaan Mikha. Ia berinsiatif untuk memijit-mijit tubuh Mikha, bukan pijit pake nafsu yah, pijit yah pijit. Adam mulai memijit dari kaki.

   " Nah gitu dong, dari tadi napa? " Nampak sekali Mikha menikmati pijitan yang diberi Adam pada kakinya

   " Enak? " Tanya Adam

   " Iya, lebih cocok jadi tukang pijit kamu. Nah, nah ya disitu " Ucap Mikha ketika tangan Adam tepat memijit daerah inti dari kakinya yang capek.

   " Tukang pijit beneran atau tukang pijit di ranjang? " Adam mulai menggoda Mikha.

   " Tukang pijit benaran lha,klo diranjang yang ada aku malah tambah kecapekan " Balas Mikha.

Adam menghentikan pijitannya. Perhentian pijitan itu membuat Mikha menengok kearah Adam.

   " Tangan Aku cape mijitin kamu " Ujar Adam

   " Klo diranjang ga pernah capek " Ejek Mikha sambil membukakan tangannya ke arah Adam. Itu adalah kode bagi Adam untuk datang kepelukan Mikha.

  " Keluarga kamu jadi nginap disini? " Tanya Adam ketika sudah mendapat posisi nyaman di pelukan Mikha.

   " Iya,  nanti sore palingan sampai "

   " Nanti aku jemput mereka ke bandara? "

   " Ga usah, kata Ayah bisa sendiri kesini "

   " Oke deh. Tapi, ayah kamu ga galak kan? "

   " Kenapa? kalau galak ga jadi lamar aku? "

   " Gak gitu, kalau galak aku bisa siapin mental dulu kan "

   " hahahha... Ayah ga galak kok, Ayah lembut mah orangnya. Yang galak tuh adek aku si Trisna sama Ami. Coba aja ganggu mereka, bakal diteriakin atau digigit "

   " Kamu kira cuma mereka yang galak? Kamu juga kali, klo marah kaya hulk tau gak? "

   " Berantem yuk " Seketika mulut Adam terkunci. Ia terlalu takut menghadapi Mikha kalau udah kaya gini. Bisa-bisa Mikha ga mau berbicara dengannya.

   " Sini kamu!! " Teriak Mikha sambil menarik kerah baju Adam. Adam berteriak kecil ketika Mikha berhasil menghimpit tubuhnya. Tangannya mencoba melindungi dirinya dari pukulan Mikha. Namun, pukulan itu tidak berlangsung lama. Pukulan terhenti ketika Adam berhasil menahan tangan Mikha. Tak menyia-nyiakan kesempatan Adam menyerang balik. Tidak dengan pukulan seperti Mikha tapi dengan sebuah pelukan hangat untuk wanitanya.

...

   Benar saja, sore ini keluarga Mikha telah sampai di rumah Adam. Mereka telah selesai berkemas-kemas. Ami sangat senang ketika berada di rumah Adam yang megah itu,ia berlarian kesana kemari. Sedangkan Trisna sok jual mahal, padahal tampak sekali ia ingin ikut berlarian bersama Ami menelusuri rumah Adam.

  Kini mereka berkumpul di kamar yang akan ditempati oleh keluarga Mikha. Mereka sedikit berbicara tentang wisuda Mikha ataupun pekerjaan Adam. Dan juga alhamdulillah pada wisuda Mikha kali ini ibunya bisa datang tapi masih dalam pengawasan dokter yang disewa oleh Adam. Tentu, kesehatan ibu Mikha harus tetap dikontrol.

   " Ga papa nih kalau kalian tinggal berdua aja? " Tanya Mama Mikha, Bu Marsih. Pertanyaan ini membuat Mikha dan Adam tertegun. Hufft.. Apanya yang tak apa-apa.

   " Iya ga apa-apa bu, lagian kami tinggal disini juga ga berdua kan ada yang lain " Jawab Adam. Tentu kalian tahu bahwa Adam sedang berbohong untuk melindungi dirinya dan Mikha.

  " Syukur deh, tapi bukankah sebaiknya kalian tinggal di temoat berbeda? " Balas Bu Marsih tersenyum. Ia takut jika anaknya dan Adam melewati batas.

   " Bu, Mikha tau apa yang ibu takutkan. Kami disini juga memiliki batas jadi ibu jangan khawatir. Disini juga ada orang tua Adam yang mengawasi kami. Percaya deh bu " Mikha menenangkan ibunya. Awalnya ketika memberi tahu orang tuanya bahwa Mikha tinggak bersama Adam mereka sempat marah. Bagaimana seorang wanita tinggak bersama pria di rumah yang sama tanpa ada ikatan halal.

    " Jagain Mikha yah nak " Kata Ibu Mikha ke Adam

    " Iya bu, pasti " Tanpa ragu Adam berujar.

~ Tentu aku akan menjaganya, karena dialah kehidupanku ~ ( Adam)



MikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang