Secercah cahaya menembus langit, dintara mendung, diantara biru. Wanita itu duduk termenung diatas makam Ibunya bersama beberapa pelayat yang masih terus berdatangan. Ia terus mengeluarkan derai air matanya, lihatlah matanya yang kini telah sembab.
Ayahnya tak tega melihat anak sulungnya seperti ini. Di elusnya punggung buah kasihnya itu, dielus pula air mata yang tak berhenti mengalir. Disembunyikannya kepala Mikha di dada yang kokohnya.
" Kasihan Ibumu nak, melihatmu menangis seperti ini. " Ucap Ayahnya. Mikha semakin tersedu dibalik pelukan Ayahnya. Dia masih digoroti perasaan bersalah.
Kalian bertanya dimana Adam? Dia ada dibalik pintu itu, didalam kamarnya yang gelap. Walau matahari sudah tepat diatas kepala dia masih saja berhibernasi diatas kasurnya. Bukannya ia tak peduli dengan kematian Ibu Mikha tapi Mikhalah yang memaksa Adam seperti ini.
Flashback ~
Adam sudah berbolak-balik mencari Mikha. Ia khawatir dengan keadaan Mikha sekarang. Sebentar lagi ambulan akan berangkat membawa Ibu Mikha ke bandara dan akan diantarkan kembali ke kampung Mikha untuk dimakamkan. Adam berlari-lari kecil sepanjang rumah sakit tak peduli seberapa kacaunya fisiknya sekarang.
Hanya tinggal satu tempat lagi yang belum ditelusuri Adam, kamar mandi wanita. Adam sudah gila memasuki kamar mandi khusus wanita itu, hatinya berharap menemukan Mikha disana.
Benar saja, Mikha berada dibalik pintu toiletnya. Ia menangis sesunggukkan dibalik toilet itu. Adam langsung tahu siapa pemilik suara tangis itu.
" Mikha " Di dekatinya pintu itu berniat mengajak Mikha untuk segera keluar dari balik pintu.
" Jangan kesini " Cegah Mikha, Adam terhenti dari langkahnya setelah mendengar perintah Mikha.
" Biarkan aku menenangkanmu " Adam berucap lembut
" Kamu hanya akan membuatku makin buruk "
" Apa maksudmu? "
" Bagaimana kau melupakan kejadian itu? Karena aku dan kamu, Ibuku harus melihat kehinaan anaknya. Lihatlah sekarang, ia pergi dariku " Isak Mikha. Adam hanya bisa terdiam ditempatnya
" Aku ingin kita berhenti " Imbuhnya
" Baiklah kita berhenti dnegan kenistaan yang kau maksud, aku akan melamarmu segera "
" Bukan itu yang kumaksud, setelah ini jangan cari aku. Aku tak mau melihatmu lagi, aku tak mau perasaan bersalah menghampiriku lagi. Jadi setelah ini pergilah "
" Mudah bagimu berucap, aku tak bisa Mikha "
" Oleh karena itu, mari kita coba. kumohon "
" Baiklah, jika itu permohonanmu. Dengan berat hati aku melakukannya " Akhirnya Adam luluh dengan permintaan Mikha walau itu hanya akan menyakiti dirinya. Baginya tak apa dirinya yang terluk daripada wanita yang dicintainya.
Suara pintu terdengar seperti ditutup. Mikha merasa bahwa Adam sudah pergi. Disekanya air matanya yang sudah banjir di wajahnya, lalu melangkah keluar. Ia berniat menyusul keluarganya di ambulan.
Perkiraan Mikha salah, ternyata Adam amasih ada di sana, berdiri didekat pintu. Mata Mikha lekat menatap Adam yang sudah merah matanya." Biarkan aku menatap wajah wanitaku sebelum pergi " Ujar Adam setelah melihat kekakuan Mikha ketika melihat dirinya. Mikha terus saja berdiam diri ditempatnya, alasan ia tak mau melihat Adam adalah supaya ia bisa pergi dengan tenang. Tapi Adam berdiri disana, akan sulit baginya untuk pergi nantinya.
Adam berjalan mendekati Mikha, sehingga tak ada jarak diantara mereka. Sebuah pelukan perpisahan diberikan Adam untuk Mikha. Hati mereka sama-sama sakit untuk perpisahan ini, sayangnya tak ada yang tahu kecuali diri mereka sendiri dan tuhannya.
Adam tak puas dengan sebuah pelukan saja. Dialayangkannya ciuman kasih untuk Mikha, ciuman tak bernafasu melainkan ciuman tulus darinya. Ciuman mereka bercampur dengan asinnya air mata. Tapi tak menghentikan pergerakan bibir dan lidahnya.
" Baik-baik dijalan " Ucap Adam menyudahi ciumannya. Tanpa kata perpisahan, Mikha melangkah pergi meninggalkan Adam.
Flashback off ~
Rumah yang dulunya selalu menarik Adam untuk pulang karena ada seseorang didalamnya kini telah terhapus sudah. Rumah ini menjadi sepi tanpa Mikhanya, tak ada lagi yang meneriakinya untuk bangun, tak ada lagi pelukan sebelum dirinya tidur, tak ada lagi masakan lezat yang selalu terhidang di meja makan, tak ada lagi ciuman selepas ia bekerja. Tak ada lagi.
Kini Adam tahu bahwa ia telah bergantung pada Mikha. Bagaimana Mikha disana? Apakah juga merindukannya?. Untuk kategori laki-laki, mungkin Adam adaah sosok yang lemah. Tapi itulah faktanya, ia tak tahu bagaimana memulai hari tanpa Mikha
...
Sudah beberapa saat setelah ia meninggalkan makam Ibunya. Mikha kini terbaring lelah di kamarnya. Ia tak henti-hentinya menangis, bahkan ketika dalam kantuknya.
Jujur, hatinya meminta untuk bertemu Adam saat ini. Berharap Adam berada disisinya, memeluk erat tubuhnya, menenggelamkan seluruh perih di dalam pelukannya. Sayangnya, dia begitu jauh disana.
Walau sudah mengantuk, Mikha masih tak bisa untuk tidur. Adam tak hilang dari pengelihatannya walau ia telah menutup matanya.
Tbc.
Seru gak sih cerita ini ? Kalau seru tolong di vote yah. Vote dari pembaca itu penting buat nambah semangat dalam menulis cerita selanjutnya. Juga biar tahu bahwa aku ga sia-sia menulis kisah buat kalian semua.
Tinggalin votenya yah
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikha
RandomNamanya Mikhaella vernata. Hanya gadis perantau biasa. Ia datang ke ibu kota untuk meneruskan pendidikannya. Ia juga bekerja pada sebuah restorant untuk meringankan beban orang tuanya di kampung. Mikha bertemu dengan seorang laki-laki bernama Azli...