Restu

5K 178 3
                                    

   Mendung mulai menghilang menjadi rintik- rintik air. Pagi yang dingin ini sangat cocok di temani segelas susu panas dan sandwich. Memang, pagi tadi Mikha tak sempat sarapan bersama Adam. Asap menyeruak dari cangkir susu. Belum ada tanda-tanda sudah diminum. Sepertinya Mikha terlalu sibuk dengan skripsinya sehingga lupa bahwa susunya hampir dingin.

   Sesekali Mikha merenggangkan badannya, lalu kembali fokus lagi pada laptopnya. Sampai akhirnya bunyi gesekan antara heels dengan lantai menyadarkan Mikha. Semakin lama semakin mendekat, Mikha bangkit dari duduknya berniat mencari tahu pemilik sepatu tersebut.

Dan ternyata pemilik sepatu tersebut adalah kak Khansa bersama dengan putrinya yang berpipi gembul.

" Oh, hai Mikha " Sapa Khansa dengan senyuman manis seperti biasanya. Bukan senyuman manis yang dipaksakan seperti film-film melainkan senyuman yang tulus

" Hai juga kak, tumben pagi-pagi datang kesini. Mau cari Adam? " Tanya Mikha menebak

" Eh.. Tidak, hanya saja.. "

" Hanya saja? "

" Jadi gini Mikha, kakak ada janji sama teman SMA kakak yang dulu. Jadi agak repot rasanya bawa zahra. Jadi tolong jagain yah ga lama-lama kok " Ucap Khansa to the point

" Iya kak. Lagian aku juga suka sama Zahranya "

" Hehehe. Syukurlah, ga ngerepotin kan? "

" Nggak kok kak "

" Ya udah, ini gendongan zahra sama ini buburnya. Kalau nanti dia nangis kasih aja Asi. " Sambil berucap Khansa memberikan Zahra kepada Mikha. Juga memberikan gendongan, bubur juga sebotol Asi

" Maaf yah ngerepotin kamu. Oh.. Iya, juga jangan kasih tahu Adam aku nitipin Zahra yah. Aku usahain pulang sebelum Adam datang " Ucap Khansa terburu-buru

" Oh dan lagi, nanti Aisyah juga ikut bantu kamu ngasuh Zahra katanya bakal kesini sepulang kuliah " Imbuh Khansa

Sebelum pergi Khansa menciumi putrinya. Mikha tersenyum melihat tingkah Khansa. Diraihnya tangan Zahra lalu dilambaikannnya kepada Khansa yang semakin menjauh

Blam!

Pintu rumah Adam ditutup. Dilanjutkan dengan deruman mobil yanh menjauh. Mikha menatap Zahra, semakin ditatap semakin gemas ia dengan gadis kecil itu.

...

Mikha mengundur mengerjakan skripsinya. Alasannya adalah Zahra, ia tak sanggup menahan diri untuk mengacuhkan Zahra. Gadi kecil itu berhasil mengambil hati Mikha sepenuhnya.

Mikha bermain-main dengan Zahra di ruang keluarga. Sangat menyenangkan ketika dirinya berhasil membuat Zahra tertawa. Ia juga semakin menyukai Zahra dengan tingkah polosnya.

" da..dada..da " Zahra berucap sebisanya sambil mengulurkan tangannya ke arah Mikha. Mikha mengerti bahwa Zahra minta digendong dan diajak berjalan-jalan.

Hap!

Mikha menggendong Zahra. Lalu membawanya kearah ruang tamu. Disana Mikha kaget melihat Aisyah yang tiba-tiba muncul dibalik pintu utama. Aisyah nampak kusut dan kelelahan.

" Aku disuruh kak Khansa kesini. Jagain Zahra " Ucapnya ketus. Lalu berjalan mendekati Zahra sesekali mencubit pipi gembul gadi kecil itu.

" Kata mama kamu pandai memasak. Aku mau coba masakanmu itu " Imbuh Aisyah lagi dengan nada ketus yang tidak berubah.

" Baik... Tapi, bisakah kamu mengasuh Zahra selagi aku memasak?" Tanya Mikha hati-hati. Ia lebih takut kepada Aisyah dibanding mama Adam.

Tanpa menjawab Aisyah mengambil Zahra dari gendongan Mikha. Lalu Mikha berjalan kearah dapur. Menyiapkan makanan yang akan membuat Aisyah terpukau.

Berselang beberapa lama akhirnya Mikha selesai dari masakannya. Tercium harum yang menggugah selera. Membuat pelur lapar Aisyah semakin Meronta-ronta.

" Kenapa lama sekali? " Tanya Aisyah

" Sebentar lagi Adam pulang jadi sekalian saja aku membuat makanan lebih untuknya " Jawab Mikha

" Bukanlah dia pulang jam 5 sore? "

" Katanya akan pulang ketika jam makan siang, lalu balik lagi ke kantor"

" sepertinya dia benar-bemar jatuh cinya padamu, selamat " Ketus Aisyah.

" Dimana Zahra? " Mikha bertanya ketika menyadari keberadaan Zahra

" Di ruang tamu " Aisyah menjawab sambil mendudukan dirinya di kursi meja makan. Tak sabaran tangannya mengambil nasi juga lauk yang dibuat Mikha.

Mikha segera ke ruang tamu berniat kembali bermain dengan Zahra. Setiba di ruang tamu Zahra menangis. Ditariknya baju Mikha sambil mengulurkan tangannya. Mikha menuruti gadis itu, diggendong Zahra ke pelukannya

" Mam.. Mam " Ucap Zahra. Seakan mengerti dengan ucapan Zahra Mikha mengambil bubur yang telah disiapkan kak Khansa sebelum pergi.

Sebelumnya dihangatkannya dulu bubur itu sebentar barulah disuapkan kepada Zahra.

" Sayang aku pulang " Suara yang familier di telinga Mikha. Siapa lagi kalau bukan Adam.

Segera Mikha menghampiri Adam yang masih setia berdiri diambang pintu. Adam tersenyum lebar melihat wanitanya. Tapi raut wajah itu berubah menjadi heram ketika melihat keponakannya bersama Mikha

" Kenapa? " Tanya Mimha ketika Adam beraut heran seperti itu

" Kenapa ada Zahra disini? " Tanya Adam

" Oh. Tadi kak Khansa nitipin Zahra ke aku, katanya dia mau pergi reunian dulu. " Jawab Mikha

" Kenapa ga nolak aja? Bukannya kamu sibuk skripsi? "

" aku lepas lelah dengan Zahra "

" Sayangan Zahra atau aku? " Tanya Adam tiba-tiba dengan seringaian licik diwajahnya. Mikha tersenyum malu.

" Sudahlah makan sana, aku udah masakin buat kamu " Mikha mengalihkan pembicaraan. Adam tersenyum, ia mendekati Mikha lalu memeluk pelan wanitanya itu mengingat ada Zahra ditengah mereka.

" Beneran serasa punya istri " Lirih Adam. Direngkuhnya pinggang Mikha, berjalan bersamanya menuju ruang makan.

Tapi langkahnya terhenti melihat adiknya Aisyah makan dengan lahap dimeja makan

" Oh kakak udah pulang, sini yuk makan. Enak lho kak " Aisyah menyadari keberadaan Adam, mengajaknya untuk makan bersama. Ia berbicara dengan mulut yang penuh dengan makanan sehingga sedikit terdengar bergumam.

Adam menatap Mikha dengan ekspresi bingung sedangkan Mikha hanya menggidikkan bahu menjawab kebingungan Adam.

Tbc

Tolong di vote yang
terimakasih


MikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang