Stand by me Mikha

5.2K 160 0
                                    

    Adam mengambil cuti tiga hari ini. Dia bilang ingin menghabiskan tiga harinya dengan Mikha dahulu. Awalnya Mikha tak setuju dengan keputusan Adam yang asal saja mengambil cuti hanya untuk dirinya. Tapi apalah daya, Adam lebih bisa membuat Mikha luluh.

Pagi ini cahaya matahari kembali merambat masuk melewati gorden jendela. Memberikan cahaya paginya kepada dua sejoli tak berbusana di atas ranjang yang sama.

Mikha mengedip-ngedipkan matanya. Ia sudah puas melepas kantuknya. Diliriknya matahari yang sudah bersinar terik pagi ini. Segera Mikha bangun dari tidurnya.

" Hng.. " Tapi pergerakannya membangunkan seseorang. Siapa lagi klau bukan Adam. Adam sedikit membukakan matanya, akhir-akhir ini Mikha selalu menjadi seseorang yang ia lihat setiap pagi. Mungkin juga untuk kedepannya.

   " Maaf " Tangan Mikha mengelus-elus kepala Adam, menyuruhnya untuk tidur kembali.

  " Morning " Adam mengucapkan salam paginya dengan suara parau khas bangun tidur. Bukannya bangun tapi Adam malah kembali memejamkan matanya. Semalam ia kekurangan tidur karena birahinya.

   Mikha melanjutkan pergerakannya. Tapi lagi-lagi membangunkan Adam
" Mau kemana? " Tanyanya pelan sekali. Ia tak memeiliki kekuatan untuk berbicara dalam kantuknya.

" Dapur " Jawab Mikha. Setelahnya Adam kembali melanjutkan tidurnya, tak peduli lagi dengan kehebohan pagi yang dibuat Mikha. Ia hanya ingin tidur

Mikha berkutik dengan masakannya. Ia berpikir menu apa yang akan dibuatkannya untuk Adam pagi ini. Adam akan bosan jika menunya itu-itu terus. Mungkin seporsi.....  cukup untuk pagi ini.

Dunia Mikha kini berunah menjadi dunia memasak. Tak ada yang bisa mengganggu Mkkha jika memasak.

...

Harumnya makanan bertebaran di seluruh ruangan. Membangunkan beruang kelaparan yang berada dibalik selimut. Adam mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya.

Tangannya meraba kesana dan kesini mencari sesuatu. Tapi ia tak berhasil menemukannya. Dimana Mikhanya? Bau makanan memberi petunjuk kepada Adam tentang dimana keberadaan Mikha.

Adam menuruni anak tangga dengan pelan. Ketika ia melihat Mikha sedang asik memasak, ia tersenyum. Pelan-pelan ia mendekati Mikha lalu memeluk wanita itu dengan erat. Mikha yang tadinya fokus menjadi kaget.

Ditolehkan kepalanya, ternyata itu Adam. Adam menyandarkan kepalanya ke pundak Mikha. Ia masih setengah sadar oleh karena itu Adam memicingkan matanya di bahu Mikha. Mencoba tidur sambil berdiri mungkin.

  " Tadi aku kaget " Bisik Adam ditelinga Mikha

  " Kaget napa?  " Heran Mikha

   " Aku ga bisa nemuin kamu di kasur tadi "

   " Kan udah kubilang mau ke dapur"
 
   " Tetap aja. Lain kali tetaplah disampingku sampai aku terbangun "

   " Dasar manja "

   " Ke kamu doang "

Mikha tersenyum malu mendengar ucapan Adam. Ahh... Dia benar-bemar bahagia jika bersama Adam.

...

Matahari beranjak dari tempat awalnya. Ia sudah berada tepat diatas kepala. Bersinar terik di siang ini. Mikha dan Adam tengan fokus mengerjakan sesuatu. Adam tengah membantu Mikha untuk persiapan sidangnya. Yup,  sebentar lagi Mikha akan diwisuda.

    " Gak, gak, gak kamu salah lagi, ulang " Titah Adam. Bahkan Adam lebih kejam daripada dosen Mikha.

   " Aku cape Adam. Bisa, bisa suaraku ilang buat sidang besok. Jangan-jangan kamu mau aku ga lulus sidang teris tinggal sama kamu terus yah? " Tebak Mikha

   " Kalau dapat sih iya, tapi aku ga sejahat itu lah "

    " Istirahat bentar yah "

    " Gak aku sibuk "

     " Kan sekarang ga ngantor "

     " Pokoknya ulang. Kalau salah lagi aku cium yah. Jangan salahkan aku kalau kita berakhir di ranjang " Dasar akal bulus Adam. Ada aja caranya.

     " Ntar kamu juga bilang salah kok " Mendadak muka Mikha menjadi lesu
 
     " Iya kamu salah " Adam langsung berdiri dari duduknya. Ia mendekati Mikha, sedangkan Mikha mundur beberapa langkah kebelakang

    " Kan belum mulai " Protes Mikha ketika tangan Adam berhasil merengkuh pinggangnya.

     " Salah kamu terlalu menggoda " Bibir Adam tanpa izin langsung mencium bibir Mikha. Mikha tak memberontak karena ia tahu hal ini akan terjadi.

     " Kamu malu tapi mau " Ejek Adam.

     " Kalau aku memberontak juga ga ada gunanya " Mikha mencoba membela dirinya sendiri.

    " Mau dilanjut ga nih? "

    " Apanya "

    " Sok polos kamu, yuk kekamar. Mau digendong gak? " Adam membuat senyum mesum dibibirnya. Melihat hal itu Mikha langsung saja mendorong wajah Adam agar tak terlalu dekat kepadanya.

     " Kenapa? " Tanya Adam

     " Aku lagi datang bulan "

     " Yahhh.... " Keluh Adam padahal adiknya sudah meronta ingin dipuaskan.

...
     Sorepun datang, menyapa penduduk bumi dengan sinar jingganya. Memberi kasih melalui indahnya. Adam dan Mikha sedang asik bercengkrama di halaman belakang rumah Adam. Mereka duduk di kursi taman yang tersedia di sana. Ikut menikmati indahnya sore seperti penduduk bumi lainnya.

   Mikha menyandarkan tubuhnya ke dada bidang Adam. Tak masalah bagi Adam, malah ia sangat suka posisi ini. Sebenarnya ada posisi yang lebih mengasikkan daripada posisi seperti ini.

    " Tak terasa yah,  sudah lama kamu tinggal di sini bersamaku " Lirih Adam

   " Maksud kamu mau ngusir aku? "

   " Nggak,  karena terlalu lama itulah aku lupa bahwa kamu akan pergi, aku baru sadar bahwa aku sudah tergantung pada mu " Jelas Adam. Mikha tahu pembicaraan mulai serius. Ia lebih memilih diam mendengarkan

   " Mikha,  aku tak bisa membayangkan bagaimana aku tanpa dirimu nanti. Apakah aku masih bisa makan enak seperti buatanmu? Apakah aku masih merasakan kasih sayang sebelum dan sesudah tidurku? Apakah aku akan makan dengan teratur? Apakah masih ada yang bersedia menungguku pulang ketika aku lembur? Apakah rumah ini masih terisi kehangatan tanpa dirimu? "
       Senja mendukung momen mellow
ini. Sesak menggoroti mereka masing-masing. Jujur mereka saling takut untuk pergi.

Mikha segera pergi dari sana. Meninggalkan Adam di kursi taman belakang, sebelum Adam tau bahwa kini air matanya tengah jatuh. Mereka kini sudah saling bergantungan. Tak akan mudah melupakan kenangan indah yang telah mereka ciptakan bersama.

Mungkin kalian berpikir, bukankah Mikha dan Adam pacaran? Kenapa tak tinggal bersama saja?. Jika suatu hari nanti Mikha bekerja. Bisa saja Mikha bekerja jauh dari Adam.

Sebelum kaki Mikha memasuki rumah, ia terhenti karena perkataan Adam. Di tempat duduknya Adam berkata. " Stand by me Mikha "

Mikha menoleh kebelakang, dilihatnya Adam yang membelakanginya. Sungguh pilu hatinya kini. Alam tolonglah mereka berudua yang ingin bersama namun tak bisa

Tbc

Ypp... Sebentar lagi kayanya cerita Mikha mau selesai nih. Jadi bersabarlah sebentar untuk menyingkap akhir kisahnya.

Jangan lupa bjat vote juga komen yah

MikhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang