Tangan Raka terkepal. Sebuah kain merah terikat dikepalanya. Ia sedang dalam berada di sebuah misi. Misi Negara yang amat penting. Misi berbaikan dengan Nara. Ia tak tahan jika harus berdiam-diam saja dengan Nara.
Oke, Nara itu tipe gratisan anthusiast. Paling lemah dengan yang namanya gratisan. Lemah dengan coklat, mie ayam, dan makanan warungan.
Ya, raka sudah memantapkan hati. Sudah siaga jika kali ini jurus pemecah kacang milik Nara kembali keluar. Ditangannya sudah ada sebungkus roti dan coklat kesukaan Nara. Berharap dengan ini Nara mau berbaikan dengannya.
"Naraaa~" Sahut cowok itu riang.
Mendengar jeritan setengah wanita itu membuat Nara bergidik ngeri. Sejak kapan disekolahnya ada jelmaan LL?
"Raka?". Tanya Nara heran melihat raka bergelayutan manja di ambang pintu. Cewek itu menatap jengah. Mulai deh drama india nya.
"Nara anak cantik, sholeh, gak sombong dan rajin menabung, gue bawain makanan hanya buat Nara tersayang". Ujar Raka persis seperti Tante Tante girang.
"Apaan sih". Sahut Nara jutek.
"Ih, jangan jutek gitu. Padahal cafe simpang udah nunggu loh".
Nara memasang tampang terkejut, tapi segera diubahnya sebelum Raka menyadarinya. Maksudnya? Traktir!?
"Kok diem? Ra, jangan marah dong". Rengek raka memasang tampang memelasnya. Bahkan dengan tekadnya-yang terlalu besar menurut Nara itu tanpa segan mengeluskan kepalanya manja ke lengan Nara.
Didalam hati, Nara berperang dengan logikanya. Kenapa sih? Raka harus tau kelemahannya?! Kan bawaannya jadi gak bisa nolak.
"Yaudah deh, kalau gak dimaafin coklat sama rotinya gue kasih orang lain aj-".
"Mauu!". Pekik Nara, segera menahan kepergian Raka dengan memeluk cowok itu kencang dengan mata memejam menahan sebal.
Membuat Raka terkekeh gemas melihat Nara yang tidak bisa menolak dengan hadiah kesukaannya.
"Oiya Ra, sebagai permintaan maaf, sore ini kita makan siang bareng di cafe simpang, gue yang traktir". Ucap Raka bangga.
"OKE!". Jerit cewek itu kuat.
Raka menutup bibirnya rapat rapat. Seakan akan setelah mendengar jeritan Nara niat baiknya seketika hilang.
"Gajadi ra gajadi". Ucap Raka dengan tatapannya seperti melihat trik sulap yang ketahuan bohongnya.
"yeee, kok gitu. Seorang laki laki akan dipanggil jantan apabila menepati janjinya. Kalau tidak, ia berarti jelmaan waria. Jiwa laki laki yang terperangkap di tubuh wanita". Omel Nara, mengunyah roti dan coklat yang dibawakan Raka.
Sejenak, gerakan Nara terhenti, berganti menatap Raka kelewat serius.
"Ka', tapi bener kan kita bakal makan siang bareng???". Perjelas Nara sekali lagi. Takut takut ia terlalu berharap, malah nantinya Raka justru pulang bersama Alicia.
"Iya Nara, emangnya kenapa sih? Lo rindu sama gue ya? Ya?".
Bukan seperti cewek pada umumnya jika dibilang modus level rendah,
'ih apaan sih'
'geer'
'gak mungkinlah'
Nara justru cengengesan seperti keledai. Lalu mengangguk kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
ThirdLove [END]
Teen Fiction-Resiko jatuh cinta ialah jatuh- Sama-sama dimulai dari masa lalu, Nara dan Raka bertemu. Mungkin bagi Raka, Nara memang seorang sahabatnya saja. Tapi bagi Nara, Raka berbeda. Laki-laki itu spesial. Kemudian saat mereka sama-sama beranjak dewasa...