Budidayakan vote sebelum membaca
_________________________Tetes hujan turun membungkus kota siang ini. Namun bukannya mencari tempat berteduh, Nara justru membiarkan tubuhnya basah. Karna memang, ia sudah kehilangan tempat berteduh.
Ini sudah hari ketiga ia menghindari Raka. Ternyata itu tidak membantu banyak bagi Nara untuk menghilangkan rasa sakitnya. Yang ada justru Nara semakin kesal dan mati kebosanan karena menolak semua panggilan Raka.
Nara mendongak. Demi mendapati sosok yang menutupinya dengan payung. Nara tersenyum lebar. Saat itu juga matanya kembali memanas. Nara menangis entah kenapa. Saat ia akhirnya bisa kembali bertatap dengan sosok yang amat ia rindukan. Bukan. Bukan raka yang sibuk dengan alicia. Tapi Raka yang seperti ini, Raka yang peduli.
"ra, jangan hujan hujanan".
Nara menggeleng. Ia tak peduli lagi.
Satu langkah. Nara merapat ke arah raka. Bukan untuk mendapatkan payung itu. Tapi demi merasakan kehangatan tubuh raka.
Detik itu, untuk pertama kalinya setelah rasa sakit yang beberapa hari ini nara rasakan.
Nara memeluk raka erat.
Didalam rengkuhan hangat itu, nara mengeluarkan rasa sakitnya. Melepaskan segala penat dan emosinya dengan tersenyum teduh.
Raka membalas pelukan hangat itu. Membiarkan payungnya jatuh. Kala itu, hujan mengguyur keduanya dengan deras.
Menciptakan keheningan bagi keduanya. Membiarkan mereka meresapi makna perasaan dan berbagai tanda tanya yang sesungguhnya.
Nara kembali mengeratkan pelukannya. Sedangkan raka, tersenyum sendu, menyandarkan kepalanya diatas kepala nara. Membiarkan semuanya berlalu.
Dan lagi tanpa keduanya sadari, alicia berdiri disana. Dengan tangannya yang memegang sebuah payung. Menatap sendu dengan raut sedihnya diantara wajahnya yang selalu indah itu.
Menyadari alicia yang terluka, teman temannya dibelakang menyahut mencoba membuat alicia sabar. Bahwa cinta memang begitu. Tak selalu indah.
Kita memang tidak pernah tau tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Karna itu, nara tidak tau. Bahwa dibalik pelukannya itu, akan ada sebuah musibah yang menghancurkan hatinya. Lagi.
¤¤¤
Nara berjalan santai mencari sosok raka. Hari ini, ia ingin mengajak raka untuk pulang bersama lagi. Hal yang belakangan jarang mereka lakukan.
"Raka!".
Suara nara tertahan, saat mendapati raka sedang berbicara bersama alicia. Apa sekarang mereka kemana mana selalu bersama?
Nara memilih mendekat. Tidak lagi mau menunggu raka selesai bicaranya.
"mau pulang bareng nanti?". Tanya raka pada alicia. Masih belum menanggapi nara disebelahnya.
"boleh".
"ta--tapi gue mau pulang sama lo". Cicit nara pelan. Kedua tangannya saling meremas. Lagi lagi, alicia menang.
"yaudah, kalau gitu nanti temui gue di parkiran ya" ujar raka lagi. Masih belum menanggapi suara nara disebelahnya.
"eh tapi gue ada urusan bentar di ruang guru. Nunggu bentar gak papakan?".
KAMU SEDANG MEMBACA
ThirdLove [END]
Teen Fiction-Resiko jatuh cinta ialah jatuh- Sama-sama dimulai dari masa lalu, Nara dan Raka bertemu. Mungkin bagi Raka, Nara memang seorang sahabatnya saja. Tapi bagi Nara, Raka berbeda. Laki-laki itu spesial. Kemudian saat mereka sama-sama beranjak dewasa...